Setelah Yoga tertidur baru Kanaya bisa melepas genggaman tangan pria itu. Sejak bertemu Yoga selalu memegang tangan Kanaya, seperti anak yang takut kehilangan ibunya. Yoga takut istrinya hilang lagi. Maka dari itu tangannya memegang erat tangan Kanaya.
Kanaya kembali pergi tanpa pamit dengan Yoga.
"Sudah selesai?" tanya Parwati yang menunggu mereka di luar kamar. Duduk seorang diri sambil memainkan ponselnya.
Kanaya mengangguk, "Mas Yoga setuju dengan surat perjanjian, Bu." jawab Kanaya.
"Sepertinya dia sungguh-sungguh, dia takut kehilangan kamu dan anak-anaknya. Ibu harap kejadian ini tidak terulang lagi."
Kanaya memeluk Parwati dengan erat, "Terima kasih, Bu. Karena sudah mendukung Kanaya. Padahal kalau Ibu mau bisa saja Ibu mendukung putra Ibu sendiri kan? Tapi Ibu mertua idaman semua menantu." puji Kanaya.
Parwati terkekeh, "Kamu paling bisa mengambil hati Ibu." balas Parwati sembari mencubit ujung hidung Kanaya.
***
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者