LIMA PULUH ENAM

"Lun, itu kuntilanak-nya ya?"

Suara Kendra menyadarkan Aluna dari pandangannya. Mata indah Aluna menatap nanar ke arah sejoli yang berjalan dengan bergandengan tangan.

"Ada apa sebenarnya ini Lun? Ayo kita turun lagi, aku mau menarik rambut perempuan sundal itu!"

"Tidak! Jangan, jangan mendekati mereka atau kita yang akan malu sendiri." Aluna menarik tangan Kendra yang hendak berdiri dan menghampiri Kynan dan Vania.

"Kenapa kamu diam? Kamu tidak boleh diam saja Lun?"

"Aku sudah pernah marah ke kak Kynan, waktu itu aku tidak sengaja bertemu dengan Vania, dan wanita itu mengatakan mereka selalu menghabiskan waktu berdua saja sampai ponsel Kynan tertinggal dan Vania mengantarkannya ke kantor."

"Jadi kalian bertemu saat kamu pergi ke kantor?" Aluna mengangguk dam menangis, air matanya mengalir dengan sendirinya tanpa bisa dia kontrol. Semakin lama air mata itu semakin deras, bahkan Aluna sudah tidak peduli lagi dengan make-up merusak penampilannya.