webnovel

Chapter 10.3 : Battle of Tycus City Part 3

Alice yang melihat Infernium Aranect seketika cukup terkejut karena ia belum pernah melihat laba-laba dengan jenis tersebut.

"Makhluk apakah itu? Taranect? Sepertinya bukan, lalu apakah Taratect? Atau mungkin Arachna?"

Alice masih memikirkan kemungkinan dari racial laba-laba tersebut.

"Haha ... makhluk-makhluk lucu ini membuatku penasaran,"

"Floor Guardian Lantai Empat, Riase El Shranqal, apakah kau mengetahui jenis laba-laba merah tersebut?" Alice bertanya.

"Maafkan hamba, tetapi hamba benar-benar tidak pernah melihat laba-laba dengan bentuk seperti itu," Ujar Riase dengan nada pelan.

"Tidak apa-apa, dan ya aku melihat seorang makhluk undead dengan kekuatan cukup besar," Ujar Alice.

"Zoom."

Alice sedikit menggerakkan jarinya, dan keempat cermin yang berada di dalam ruangan seketika menampilkan objek dengan jarak jauh lebih dekat dari sebelumnya.

Di cermin itu terlihat seorang makhluk undead dengan penampilan cukup menyeramkan. Ia memiliki bentuk wajah setengah tengkorak, dan setengahnya lagi adalah zombie dengan tipe serangga. Lebih tepatnya, sisi kanan wajahnya sangat mirip dengan belalang sembah yang telah mati serta berwarna gelap.

Undead itu memiliki bentuk humanoid, dan seluruh tubuhnya tertutupi jubah hitam berduri serta memiliki corak emas. Di bagian bahu jubah tersebut, terdapat duri-duri tajam yang masing-masing berjumlah enam. Serta ia memakai sarung tangan hitam dan beberapa ikatan rantai terlihat di jubahnya.

Tidak lupa juga ia memakai sepatu, lebih tepatnya sepatu boot. Undead itu adalah Burgathan.

Di sisi lain, Burgathan saat ini sedang berada di tengah Kota Tycus untuk mengamati situasi serta kondisi kota yang telah rusak parah akibat serangan yang dilancarkan oleh pasukannya. Banyak bangunan hancur serta mayat-mayat para penduduk tergeletak begitu saja, dan sebagian mayat tersebut dijadikan undead oleh Burgathan.

Beberapa bangunan juga mengeluarkan asap hitam yang bisa dilihat dari jarak jauh.

Burgathan merasakan seperti ada sesuatu yang memantaunya dari atas langit.

"Hmmm?"

Burgathan kemudian melihat ke arah langit, lalu mulai mengeluarkan Aura ungu dari tubuhnya. Ia lalu mengarahkan aura ungu itu ke arah langit dengan mengangkat tangannya.

∆∆∆∆∆∆∆

Alice serta seluruh bawahannya masih mengamati Burgathan yang terlihat mengeluarkan aura berwarna ungu.

"Tampaknya dia menyadari cermin ini," Ujar Alice.

"Sepertinya begitu," Exypno melanjutkan.

Lalu aura ungu tersebut mengarah ke cermin, dan menutupi seluruh penglihatan di cermin sehingga keempat cermin yang berada di ruangan hanya menampilkan warna ungu. Beberapa saat kemudian keempat cermin tersebut pecah, dan Alice hanya tersenyum tipis melihat item miliknya dihancurkan begitu saja.

"Menarik..."

Berbeda dengan Alice, seluruh Guardian memasang ekspresi sedikit kesal karena item milik penciptanya dihancurkan begitu saja.

"Sepertinya dia telah menghancurkan item Anda, apakah langkah Yang Mahatinggi selanjutnya?" Exypno bertanya.

"Kita harus menghancurkan mereka!"

"Tidak ada yang boleh mengotori nama suci dari Yang Mahatinggi,"

"Hanya makhluk bodoh yang berani menentang satu-satunya Makhluk Agung,"

Sementara itu, Alice berpikir untuk mengadu kekuatan antara bawahannya dengan undead yang muncul di dalam cermin, atau Burgathan. Dalam sekali lihat, Alice langsung mengetahui jika undead tersebut termasuk dalam tipe Magician atau penyihir.

"Tenanglah, Aku memiliki rencana, karena dia sudah merusak itemku maka .... Karenade Omega bersihkan namaku dari makhluk kotor itu!" Alice memberikan perintah kepada Karen sembari jari Alice menunjuk ke arah Karen.

'Sepertinya itu objek yang cocok, terlebih lagi kelemahan seorang Magician adalah Assassin dengan kecepatan tinggi seperti Karen'

'Seharusnya itu bukanlah masalah, Akhirnya aku mendapatkan tontonan yang menarik!'

'Dan agar lebih menarik, Aku akan membiarkannya bertarung satu lawan satu'

Di sisi lain, Karen sangat terkejut karena ia mendapatkan perintah untuk melawan undead tersebut. Sebelumnya ia berpikiran bahwa mungkin Alice akan langsung turun tangan atau menyuruh Eptagram Guardian untuk membereskannya.

"I-iya baik!" Ujar Karen dengan sedikit tergesa-gesa.

"Ada apa Karen?" Alice bertanya karena melihat Karen yang sedikit tergesa-gesa ketika mendengar perintahnya.

"Tidak ada apa-apa, Aku hanya terkejut. Hamba kira Yang Mahatinggi akan langsung turun tangan atau menyuruh Eptagram Guardian untuk membereskan makhluk itu," Karen menjelaskan pemikirannya.

"Kau masih perlu belajar lagi Karen," Ujar Exypno sembari mendorong bridge dari kacamata miliknya.

"Maksudmu?" Karen bertanya.

"Ia mengutusmu karena hal itu memiliki beberapa manfaat penting," Ujar Exypno

Alice seketika bingung ketika Exypno mengatakan jika mengirim Karen akan memberikan beberapa manfaat. Padahal ia mengutus Karen dengan tujuan yang berbeda, bahkan Alice tidak tahu manfaat yang didapatkan dengan mengirimkan Karen.

'Eh manfaat? Padahal Aku mengutusnya agar bisa melihat tontonan yang menarik, dan supaya lebih efisien jika Assassin melawan Magician'

"Apa manfaat yang kau maksud, Exypno?"

"Pertama, Yang Mahatinggi ingin menguji kekuatan makhluk yang berasal entah dari mana itu, dengan menggunakan Assassin untuk melawan seorang Magician, maka hal itu sangat tepat. Hal itu dikarenakan jika menggunakan Assassin maka persentase kemenangan akan jauh lebih tinggi, serta kita bisa mengukur seberapa kuat Magician tersebut dari daya tahannya,"

"Kedua, Floor Guardian sangat jarang bertarung melawan suatu entitas yang kuat, bahkan di peperangan sebelumnya Floor Guardian hanya berfokus menjaga Kastil Azaroth yang seharusnya sudah sangat aman. Maka dengan ini, Karen sebagai pengawas dari seluruh Floor Guardian akan mendapatkan pengalaman dengan melawan entitas dengan level yang setara,"

"Ketiga, kecepatanmu bisa dikatakan sangat cepat. Jika saja bantuan musuh datang, kau bisa mundur dengan kecepatan tinggi sehingga bisa memancing musuh keluar dari sarang mereka,"

"Dan yang terakhir, kau bisa membawa beberapa makhluk itu dengan sangat cepat, dengan tujuan untuk penelitian,"

Setelah menjelaskan seluruh itu, Exypno hanya tersenyum licik sembari mendorong bridge kacamata miliknya.

Di sisi lain, Alice tidak bisa berkata-kata ketika mendengar penjelasan Exylno yang sangat detail. Ia bahkan ingin sekali membuka lebar mulutnya karena tidak menyangka keputusannya yang sangat simpel memiliki manfaat sangat banyak.

"Aku tidak menyangka kau bisa menjelaskan dengan sangat detail, Exypno memang hebat,"

"Tidak, justru Yang Mahatinggi jauh lebih hebat, karena ia telah memikirkan semua ini sebelum Aku,"

Alice hanya terdiam ketika Exypno memuji dirinya. Ia tidak ingin menjadi munafik dengan cara mengiyakan pujian dari Exypno.

∆∆∆∆∆∆∆

Burgathan menyadari bahwa ada yang memantaunya dari jauh selama ini, ia memutuskan untuk sangat berhati-hati.

"Aku tidak tahu apakah mereka makhluk yang kuat atau tidak, tetapi Aku akan tetap waspada,"

Burgathan saat ini sedang berjalan di jalan utama Kota Tycus yang tampak dipenuhi oleh puing bangunan yang berserakan. Beberapa Infernium Aranect juga terlihat berlalu-lalang di sekitar Burgathan.

Tiba-tiba dari atas langit ada sebuah objek yang melesat kecepatan tinggi dengan mengarah ke Burgathan. Burgathan yang menyadari adanya objek tersebut langsung melompat ke belakang, tepat disaat objek itu nyaris menghantam bagian kepalanya. Setelah objek itu menyentuh tanah, seketika tanah di sekitar burgathan retak serta terjadi sedikit ledakan akibat benturan.

"Apa itu?"

Objek yang membentur tanah tersebut adalah seorang gadis yang memiliki rambut berwarna kuning cerah. Serta matanya juga berwarna kuning menyala, ia langsung menatap Burgathan dengan tatapan tajam.

Gadis itu adalah Karenade Omega.

"Huh?"

Dua buah pedang tiba-tiba muncul di genggaman Karen, pedang itu memiliki bentuk bilah yang tidak cukup simetris, karena terdapat beberapa sisi tajam layaknya duri di bagian samping bilah pedang. Pedang itu memiliki warna hitam, dengan sisi pinggir berwarna merah.

Pedang itu memiliki nama Soul Eater, atau pedang pemakan jiwa.

"Siapa kau?" Burgathan bertanya.

Karenade kemudian berdiri dan mulai mengenalkan dirinya. Hal itu bertujuan untuk menunjukkan rasa hormat sebelum pertarungan dimulai.

"Aku adalah Floor Guardian Lantai 8 dari Great Castle Azaroth, Karenade Omega,"

Burgathan yang masih belum memahami perkataan Karen, mulai memperkenalkan dirinya.

"Aku adalah Black Emperor Guardian dari Kekaisaran Nigreos, Burgathan,"

"Kekaisaran Nigreos? Aku tidak pernah mendengarnya,"

"Tentu saja, Aku mengakui kecepatanmu, tetapi Aku akan memenangkan pertarungan ini,"

"Apa kau yakin? Kalau begitu ...."

Karen lalu berjongkok sembari memegang kedua pedangnya, setelah beberapa saat Karen langsung melesat dengan kecepatan sangat tinggi ke arah Burgathan.

"Matilah serangga pengganggu!"

∆∆∆∆∆∆∆

Ryuga serta Amovus saat ini berada di saluran air, tepat di bawah tanah dari Kota Tycus. Mereka berdua berhasil mengamankan diri pada saat Kota Tycus diserang oleh Kekaisaran Nigreos.

"Kita harus pergi ke Kota lain," Ujar Ryuga dengan tenang.

"Ta-tapi kenapa kota kita diserang? Dan apakah Dewi Alice akan menolong kita?"

Berbeda dengan Ryuga yang tampak tenang, Armovus berada dalam kondisi sangat panik. Terlebih lagi, mereka telah melihat banyak penduduk yang dimakan hidup-hidup oleh Infernium Aranect, bahkan jeritan para penduduk juga terdengar jelas.

Tetapi Ryuga telah melihat beberapa sesuatu yang brutal sebelumnya, sehingga ia mulai terbiasa akan sesuatu yang sadis atau mengerikan.

"Tenang saja, mungkin saja Dewi Alice akan langsung turun tangan menghadapi serangan ini, lagipula Aku yakin ini bukan dari negara lain," Ujar Ryuga yang berusaha menenangkan Armovus.

"Apakah mereka semua makhluk dari neraka? Aku pernah membaca terdapat alam neraka setelah kita mati," Armovus bertanya dalam kondisi sedikit panik, tetapi ia sedikit lebih tenang dibandingkan sebelumnya.

"Entahlah Aku juga tidak tahu, kita hanya bisa kabur serta berdoa,"

"Hmm .... Okay,"

Mereka berdua terus berjalan ke saluran air yang mengarah ke kota lain, hingga mereka berdua mendengar suara dari Infernium Aranect dari arah belakang. Infernium Aranect bisa dikatakan makhluk yang cukup berisik, karena ia akan beberapa kali mengeluarkan suara aneh jika tidak dalam keadaan bertarung.

"Ryuga .... Sepertinya kita akan menjadi santapan makan siang di sini,"

"Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi."

Ryuga kemudian membalikkan badannya, lalu memasang posisi kuda-kuda yang menandakan bahwa ia siap bertarung. Di sisi lain, Suara dari Infernium Aranect mulai terdengar semakin keras dan jelas seiring dengan berjalannya waktu.

"Super Magic : Explode Mines,"

Tiba-tiba muncul tiga lingkaran sihir berwarna kuning dengan ukuran kecil di genangan air tepat di depan Ryuga. Kira-kira berjarak sekitar dua meter dari Ryuga.

=== Catatan Author ===

Halo!

Selamat Tahun Baru 2022 ya! Semoga di tahun baru ini, seluruh impian kita menjadi kenyataan.

Ah ya, untuk Chapter selanjutnya dari Alice the Evil akan rilis setiap beberapa hari sekali, atau paling lambat seminggu sekali.

Hal itu dikarenakan Fallen Tear sendiri lagi ada proyek writing. Tetapi Fallen Tear akan tetap menjamin jika novel ini akan tamat di tahun 2022 sebelum memasuki akhir.

Dan Chapter selanjutnya akan dipenuhi oleh adegan fight, jadi jangan dilewatkan ya!

Terimakasih & Happy New Year Guys!