Setelah mendengar pengumuman bohong dari pria yang memeluk Alexa saat ini, ekspresi wajah para gadis pun seketika berubah muram dari yang sebelumnya terlihat sangat ceria dan mengelu-elukan nama pria itu.
Seorang paparazi terlihat memotret dari kejauhan, senyum paparazi itu terlihat mengembang setelah bisa mengabadikan moment saat pria itu merangkul gadis cantik yang diakuinya sebagai pacar, yakni Alexa.
Lantas siapakah pria itu? Kenapa sampai ada paparazi yang mengikutinya dan mengambil gambar secara sembunyi-sembunyi?
"Nah!! Sekarang kalian bubar!! Aku dan pacarku–Alexa, sedang ingin berduaan saja," usir sang pria.
"Apa kamu sudah gila?! Jangan membuat gosip murahan yang bisa mencemarkan nama baikku?!" Alexa mendorong tubuh sang pria berwajah tampan dan berpenampilan maskulin itu menjauh darinya.
Namun sang pria malah cengengesan dan bersikap seolah-olah tidak melakukan satu kesalahan yang membuat Alexa menjadi geram.
"Apanya yang lucu, hah?! Awas aja kalau sampai ada gosip yang tidak sedap mengarah padaku nanti karena perbuatanmu, aku pasti akan membuat perhitungan kepadamu," ancam Alexa.
"Kamu kalau marah semakin terlihat cantik, aku suka sekali dengan tipe gadis pemarah dan angkuh sepertimu. Seharusnya kamu merasa bangga karena aku membuat pengumuman yang menyatakan kalau kamu itu adalah pacarku," ujar sang pria penuh percaya diri.
Emosi Alexa yang sudah kadung terpancing sudah semakin tak terbendung lagi, moodnya sejak pagi yang jelek semakin bertambah jelek karena kehadiran sang pria yang mengaku-ngaku sebagai pacarnya.
Tanpa mau berbicara panjang lebar lagi, Alexa pun melayangkan bogem mentah ke perut sang pria.
"AKKKKKHHHH," pekik sang pria merasa kesakitan sambil memegangi perutnya.
"Rasakan pembalasanku!! Lain kali jangan sembarangan berbicara lagi!! Aku tidak akan segan-segan memukulmu dan membuatmu babak belur kalau kamu masih berani mendekatiku lagi," ancam Alexa lalu beranjak pergi dari kantin dan melupakan Shella yang masih asyik makan sambil mengamati gerak-gerik Alexa dengan sang pria seperti sedang menyaksikan sebuah drama percintaan sembari melahap baksonya.
Shella yang sedang mengamati dari kejauhan dibuat melongo, gadis itu kebingungan setelah menyaksikan kejadian yang berlangsung di depan matanya barusan. Ia juga sedikit panik saat melihat Alexa pergi begitu saja dari kantin dan melupakan dirinya.
"Waah, gawat!! Sejak kapan Alexa punya selingkuhan?! Tidak bisa!! Tidak akan aku biarkan temanku menjadi seorang pengkhianat cinta!! Bisa kacau dunia kalau kak Daniel sampai tahu dan marah besar," gumam Shella.
Saat Shella hendak beranjak dari tempat duduknya, netranya terfokus kepada sebuah bakso yang masih tersisa satu biji di dalam mangkuknya.
"Tinggal satu!! Sayang kalau tidak dimakan," ucap Shella sambil melahap baksonya kemudian berjalan pergi meninggalkan kantin mengikuti arah Alexa pergi.
Setengah berlari, Shella mencoba mengejar Alexa. Tapi langkah kaki Alexa begitu cepat, napasnya hampir putus dan perutnya terasa seperti ditusuk-tusuk karena ia baru saja selesai makan tapi saat ini ia berlarian mengejar Alexa.
"Alexa, tunggu!! Aduuh perutku sakit ... Alexaaa," panggil Shella.
Langkah Alexa seketika terhenti lalu berbalik badan menatap Shella yang terlihat ngos-ngosan sambil sesekali membetulkan tas selempangnya yang terus saja melorot dari bahunya.
"Kamu kenapa ninggalin aku sendirian di kantin?! Dasar tega kamu," semprot Shella sambil mengatur napas.
Alexa mendengkus kesal. "Kesel banget tau, nggak?! Gara-gara cowok gila tadi yang di kantin yang seenaknya aja main ngaku-ngaku sebagai pacarku," omelnya.
"Lah!! Memangnya kamu gak kenal siapa cowok tadi yang di kantin? Aku pikir itu selingkuhan kamu," ucap Shella asal.
"Enak aja selingkuhan!! Sejak kapan aku punya selingkuhan?! Kenal juga enggak sama tuh cowok! Tampangnya aja tidak meyakinkan! Gantengan juga kak Daniel! Kak Daniel itu sudah terlalu sempurna, jadi untuk apa juga aku selingkuh?! Cuma nyari penyakit aja kalau si boss mafia dan kak Daniel sampai tahu," ucap Alexa kesal.
"Ya maaf, Lex!! Terus sekarang ini kita mau kemana? Kita sudah tidak ada kelas lagi, 'kan?" tanya Shella.
"Aku mau pergi ke rumah nenekku, aku sedang kangen suasana rumah Oma di Bandung. Kamu pulang saja," jawab Alexa.
"Kamu mau ke Bandung? Oma kamu asyik, nggak? Kalau Oma kamu asyik dan gak cerewet kayak nenek-nenek yang lain, aku mau ikut. Lagian di rumah mau ngapain? Aku bosan di rumah sendirian." Shella terlihat sangat bersemangat.
"Oma aku udah meninggal, Shell. Sekarang ini rumah Oma kosong, tidak ada yang menempati. Mumpung papaku sedang pergi ke luar negeri, aku ingin pergi ke sana," jawab Alexa yang langsung membuat ekspresi wajah Shella menjadi muram.
"Oh, maaf! Aku tidak tahu," ucap Shella.
"It's Oke! Kita berangkat saja, yuk? Nanti keburu sore," ajak Alexa.
"Tapi kita gantian nyetir, ya?" Shella tersenyum lebar mencoba mencari celah untuk mengambil keuntungan agar ia bisa beristirahat.
"Iya bawel," celetuk Alexa.
"Eh! Kamu nggak izin kak Daniel dulu? Nanti kalau dicariin bagaimana?" tanya Shella tiba-tiba.
"Nggak perlu!! Kak Daniel juga bakalan tahu kok kita pergi kemana," jawab Alexa.
"Alah bohong! Mana mungkin kak Daniel bisa tahu kalau kamu nggak bilang."
"Di tubuh aku udah dipasangin alat pelacak sama kak Daniel! Mau lari ke lubang semut pun pasti nanti kak Daniel bisa tahu dimana keberadaanku," ucap Alexa.
Shella memutar bola matanya dan ia tidak percaya pada ucapan Alexa.
"Serius!! Kamu mau taruhan, nggak?"
"Taruhan apa?" tanya Shella dengan dahi mengernyit.
"Yang kalah harus bayarin makan di resto mahal selama 1 bulan penuh, dan yang kalah tidak boleh protes, bagaimana? Deal?"
"Deal!!"
Kedua gadis itu lantas berjabat tangan dan keduanya kini berangkat menuju ke kota Bandung.
45 menit kemudian ....
"Apa kamu punya ban serep?" tanya Alexa.
Shella mengangguk.
"Apa kamu bisa mengganti ban?"
Shella lantas menggeleng ...
Kedua gadis itu lantas menghela napas panjang bersamaan, saat ini mobil Shella sedang berada di tepi jalan tol karena ban mobil Shella tiba-tiba bocor dan kedua gadis itu hanya bisa pasrah sambil menatap mobil yang sedang melintas.
"Aku akan coba telepon anak buah papaku," ucap Shella sembari mengambil ponselnya dari dalam tas-nya. "Yah!! Yah!! Jangan sekarang!! Jangan matiiiiiii," pekik Shella hampir menangis saat ponselnya tiba-tiba mati karena kehabisan baterai.
"Terpaksa kita harus panggil montir, deh. Tunggu sebentar, biar aku telepon," ucap Alexa seraya mengambil ponselnya dari saku celananya.
Jari-jari lentik Alexa bergerak mencari nomer telepon montir, saat ia hendak menyentuh tombol telepon ....
CKIIIIIIT .....
Sebuah mobil berhenti tepat di samping mobil Shella, Alexa dan Shella terdiam sambil mengamati kaca mobil yang berwarna gelap.
SREEETT !! Kaca mobil terbuka, kedua gadis itu seketika melongo saat melihat wajah tampan Daniel yang sedang duduk di dalam mobil tepat di bangku belakang.
"HEOL !!!! Ka–ka–kak Daniel?! A–lex–a ... i–itu ka–ka –kak Daniel." Shella sangat terkejut, kedua netranya membulat sempurna sambil menunjuk ke arah Daniel.
Namun, berbeda halnya dengan Alexa yang terlihat sangat santai melihat kedatangan Daniel seperti malaikat penyelamat yang turun dari langit.
Shella tidak menyangka kalau Daniel benar-benar bisa menemukan keberadaan mereka yang saat ini sedang tertimpa kesialan. Daniel segera turun dari mobil dan berdiri di hadapan Alexa.
"Kalian berdua baik-baik saja? Apa yang sedang terjadi?" tanya Daniel sambil menatap wajah Alexa dan Shella bergantian menuntut sebuah jawaban.
"Kita berdua baik-baik saja! Mobil Shella yang sedang tidak baik-baik saja karena bannya kempes," jawab Alexa.
"Kalian berdua masuklah ke dalam mobil, biar kak Daniel yang mengurus mobil Shella," titah Daniel yang dituruti oleh kedua gadis itu.
Salah satu anak buah Daniel langsung mengurusnya, sedangkan Daniel kembali masuk ke dalam mobil lalu pergi.
"Hebat!! Aku sangat terkejut saat kak Daniel tiba-tiba datang tepat waktu, kak Daniel tahu dari mana kalau kita sedang berada di pinggir jalan tol?"
"Bukankah aku sudah bilang kepadamu kalau di tubuhku sudah dipasangi GPS sama kak Daniel?!" jawab Alexa dingin.
Daniel hanya tersenyum menanggapi jawaban Alexa.
"Yaahh!! Aku kalah taruhan!! Alamat bangkrut dong,'' ucap Shella lemas.
"Taruhan? Taruhan apa yang kamu maksud, Shell?' tanya Daniel penasaran.
"Aku dan Alexa tadi bertaruh tentang kak Dani– .... AKKKHHH!! Sakiiiit, Alexa!!'' belum sempat Shella melanjutkan kata-katanya, ia langsung dihadiahi cubitan oleh Alexa.
"Bukan apa-apa kok, Kak. Si Shella mungkin kepalanya lagi ngaco gara-gara kelamaan nunggu di pinggir jalan tol tadi, hehehehee," kilah Alexa lalu terkekeh dan matanya memelototi Shella.
Setelah itu suasana berubah hening, setelah mengantar Shella sampai ke rumahnya. Daniel dan Alexa langsung pulang ke rumah, tapi tampaknya mood Alexa masih buruk gara-gara kejadian saat di kampus.
Setelah sampai di rumah, Alexa berjalan lemas menuju ke kamarnya namun segera dihalangi oleh Daniel.
"Lex ... kenapa tadi kamu tidak membalas pesan ataupun telepon kak Daniel? Lalu, kamu dan Shella tadi mau kemana? Apa kalian mau ke Bandung?" tanya Daniel lembut yang diangguki oleh Alexa.
"Mood Alexa sedari pagi sedang kacau balau, ditambah lagi ada seorang cowok di kampus yang tiba-tiba datang merangkulku dan ia bilang kepada semua orang kalau Alexa adalah pacarnya. Kak Daniel jangan marah, ya? Ini semua hanya salah paham saja, kalau ada gosip tidak sedap jangan lantas percaya begitu saja tanpa mendengarkan penjelasan dari Alexa," jelas Alexa berterus terang agar Daniel tidak marah.
Daniel mengangguk. "Oke, sekarang beristirahatlah. Kalau kamu membutuhkan bantuan atau ingin bercerita, aku ada di kamar."
Alexa menatap wajah Daniel dengan tatapan sendu, lalu ia berjalan menghampiri Daniel lalu menundukkan kepalanya kemudian memeluk tubuh Daniel dengan erat.
"Kamu kenapa, Lex?"
"Aku hanya merasa sangat sesak, Kak. Tidak ada yang tahu rasa sesak di dadaku karena harus kuliah di kampus pilihan papa, Alexa ingin pergi jauh!"
Daniel membalas pelukan Alexa, dielusnya puncak kepala Alexa dengan sayang.
"Kak Daniel tahu perasaanmu, bertahanlah sebentar lagi. Kak Daniel janji akan membantumu mewujudkan semua impianmu," janji Daniel.
****
Keesokan paginya ....
Pagi-pagi sekali tepat pukul 05.45. Shella sudah heboh berlarian di dalam rumah Alexa, wajahnya terlihat panik.
"Kak Daniel!! Mana Alexa?!" Shella menghampiri Daniel yang sedang sarapan di meja makan.
"Alexa masih tidur, di atas. Memangnya ada masalah apa?" tanya Daniel santai.
"Gawat!! Ada masalah gawat!! Aku ke atas dulu," ujar Shella dengan ekspresi wajah sangat panik lalu ia berlari menaiki tangga menuju ke kamar Alexa.
Karena Daniel penasaran, pria itu lantas mengikuti Shella menuju ke kamar Alexa dari belakang.
Shella dengan hebohnya nyelonong masuk ke dalam kamar Alexa, gadis itu lantas melompat ke ranjang lalu membangunkan sahabatnya dengan kasar.
"Alexa, bangun!! Gawat, Lex!! Ada berita gawat!!" Shella berteriak sambil menggoyang- goyangkan tubuh Alexa dengan kasar.
Alexa melenguh pelan lalu bangun sambil mengucek-ngujuk matanya.
"Ada apa sih, Shell?! Kamu berisik sekali sih pagi-pagi begini," protes Alexa dengan suara yang serak.
"Ada media online menyebutkan kalau kamu pacaran dengan model pria papan atas! Itu ... cowok yang kemarin di kantin, dia ternyata adalah model papan atas yang bernama Varrel .... Varrel Kurniawan! Semua media online sedang membicarakan tentang hubungan kalian," jelas Shella.
"Apa??!!" Daniel dan Alexa memekik bersamaan.
To be continued.