webnovel

Bab 34. Peluk aku!

Begitu Qin Kexuan keluar dari toko pakaian dalam, Yin Xudong segera menyeretnya pergi, dan baru berhenti ketika mereka sudah jauh dari toko. Dia mengoper tas panas di tangannya kepada Qin Kexuan dengan gelisah dan memalingkan wajahnya ke samping.

Qin Kexuan melihat sisi wajah dan lehernya memerah parah. Sambil mengayun-ayunkan tas di tangannya, dia bertanya dengan datar, "Masih ingin lanjut mengikutiku?"

Yin Xudong terkesiap. Dia menoleh kembali dan meratap dengan menyedihkan, "Lanjut?! Aku tidak sanggup! Laozi tidak akan pernah melakukan ini lagi!"

"Kalau begitu pulang ke rumah."

"Eh? Apakah aku tidak pernah memberitahumu bahwa aku tinggal di asrama sekarang?"

"Tidak pernah." Qin Kexuan tiba-tiba memerintahkan Yin Xudong, "Pergilah sekarang dan jangan menoleh ke belakang."

"Hah?"

Semakin seseorang diminta untuk tidak melakukan sesuatu, semakin dia akan memiliki dorongan untuk melakukannya. Karena itulah, untuk sesaat, Yin Xudong tidak dapat mengendalikan keinginannya. Dia menoleh ke belakang, lalu tubuhnya membeku seketika. Setelah mulutnya terbuka dan tertutup beberapa kali, barulah dengan penuh kesulitan dia dapat membisikkan nama sang wanita diantara dua orang yang berjalan mendekat, "Lu ... laoshi."

Lu Wanran berjalan sambil menggandeng lengan seorang pria. Jelas dia juga melihat Qin Kexuan dan Yin Xudong. Saat dia melihat Qin Kexuan, dia menjadi sangat marah, tetapi dia harus menjaga wajahnya di depan pria yang bersamanya, jadi dia menyapa Yin Xudong sambil tersenyum: "Hai, Xudong."

Qin Kexuan melipat tangannya di dada. Tatapan dinginnya terarah pada wanita munafik dan tak tahu malu itu. Dia berkata dengan dingin, "Yin Xudong, berbalik sekarang dan pulang ke rumah."

"Xuanxuan ..." Yin Xudong menatap kosong.

Lu Wanran menggigit bibirnya diam-diam, gadis sialan ini. Dia mengangkat tangan untuk menyeka sudut matanya dan berkata dengan sedih kepada pria di sampingnya, "Gara-gara siswa perempuan ini salah paham dan mengadu kepada Kepala Sekolah lah aku harus mengundurkan diri! Siswa laki-laki ini begitu jelek, tidak ada siswa perempuan yang mau bergaul dengannya, jadi dia datang untuk menggangguku. Karena aku juga menolak bergaul dengannya, dia bekerja sama dengan gadis ini untuk menjebakku! Aku jelas ... tidak salah apa-apa, jadi mengapa kamu memperlakukanku seperti ini? Huuhuu."

Pria itu memeluk bahunya dan menenangkannya dengan lembut, lalu menoleh ke Qin Kexuan dan berkata dengan kejam, "Hei! Apakah semua siswa berkelakuan seperti ini sekarang?! Kamu sebaiknya pergi ke sekolah dan jelaskan bahwa kamu yang bertanggung jawab atas semua ini. Kalau tidak, hmph, jangan salahkan aku karena menindas yang lemah!"

Yin Xudong akhirnya melihat wajah asli Lu Wanran. Dia mengepalkan tinjunya dan berdiri di depan Qin Kexuan. Dengan dagu terangkat, dia berkata kepada pria kekar dan Lu Wanran yang menangis di pelukan pria itu, "Jika kalian punya keluhan, datanglah kepadaku. Masalah ini tidak ada hubungannya dengan Xuanxuan." Mengapa dia begitu bodoh sebelumnya, percaya saja bahwa mereka saling tertatik? Dia pikir dia wanita yang lembut dan cantik? Kentut! Dia bahkan tidak sebanding dengan jari kaki Xuanxuan!

Lu Wanran segera melompat seolah-olah dia dicubit. Dia menunjuk Qin Kexuan yang tak berekspresi di belakang Yin Xudong, "Jika dia tidak memfitnahku, mungkinkah sekolah akan memerintahkanku untuk mengundurkan diri?! Kalian pelacur! Kalian kakak beradik adalah sampah!"

Yin Xudong seketika menjadi marah. Dia menggulung lengan bajunya dan berkacak pinggang, "Sialan! Siapa yang kamu sebut sampah?! Pantaskan kamu memarahi Xuanxuan keluargaku?! Minta dipukul?!" Jika bukan karena memikirkan bahwa dia adalah seorang wanita, dia ingin sekali menamparnya bolak-balik!

Qin Kexuan melihat arloji di pergelangan tangannya, maju selangkah, dan dengan tenang berkata kepada Lu Wanran dan dua lainnya, "Ayo lakukan."

Lu Wanran dan si pria tercengang, bukankah biasanya orang akan memohon belas kasihan? Dia benar-benar akan membiarkan mereka memukulinya secara langsung? Lu Wanran terbatuk ringan dan berkata dengan pura-pura: "Uhuk, jika kamu mengakui ke sekolah bahwa kamu memfitnahku, aku bisa melupakan semua yang telah terjadi, bagaimana?"

Qin Kexuan melempar tas di tangannya ke dada Yin Xudong dan berkata dengan dingin, "Karena kalian tidak kunjung bergerak, biarkan aku memulainya." Selagi berbicara, dia dengan sangat cepat meraih dagu Lu Jing, menariknya keluar dari pelukan pria itu, dan membuat rahangnya terkilir.

Lu Wanran ingin berteriak kesakitan, tetapi dia hanya bisa mengeluarkan suara rengekan. Qin Kexuan menyeretnya ke arahnya, menatap dingin ke matanya, dan membuka bibir tipisnya dengan ringan: "Mulutmu bau sekali. Jika kau tidak ingin kehilangan dagumu, ingatlah untuk menutup mulut baumu saat berada di depanku di masa depan."

Si pria bergegas maju untuk melindungi Lu Wanran. Qin Kexuan mendorong Lu Wanran ke tubuh pria itu. Pria itu buru-buru menanyakan keadaan Lu Wanran, tetapi Lu Wanran hanya menangis dan tidak dapat berbicara.

Yin Xudong mendekati Qin Kexuan dan berbisik di telinganya, "Ada apa dengannya? Apakah akan jadi masalah?" Jika mereka menuntut ke sekolah, itu mungkin akan buruk bagi Xuanxuan.

Qin Kexuan: "Dia tidak mati, hanya dislokasi rahang."

Si pria membantu Lu Wanran berdiri tegak, kemudian maju dengan marah, ingin menampar Qin Kexuan dua kali, "Kamu gadis sialan! Lihat apakah aku tidak akan memukulimu sampai mati!"

Qin Kexuan mengangkat tangannya untuk menangkap telapak tangan pria itu, menggunakan dua jarinya untuk mencubit salah satu jari si pria dan memutarnya ke arah punggung tangannya, kemudian 'krak'. Pria itu melolong karena rasa sakit yang tajam. Tangannya yang lain menepuk-nepuk Qin Kexuan. Qin Kexuan menggunakan tangan satunya untuk mematahkan jarinya yang lain dengan cara yang sama, dan berkata dengan nada menghina, "Apakah kau ingin aku mematahkan semua jarimu?"

Pria itu cukup bertekad, dia mengangkat kakinya dan hendak menendang Qin Kexuan. Yin Xudong cepat-cepat menendang tulang betis pria itu. Qin Kexuan melepaskan tangannya pada saat yang sama. Pria itu langsung berlutut dengan satu lutut, menutupi betisnya dan berteriak kesakitan. Melihat situasinya jauh dari kata baik, Lu Jing ingin menyelinap pergi sambil memegang dagunya, tetapi Qin Kexuan menarik kerah belakangnya dan melemparkannya ke hadapan si pria. Memandang mereka berdua dari atas, dia berkata kepada si pria, "Kau ingin memperjuangkan sesuatu juga harus lihat dulu apakah wanita ini layak membuatmu melakukannya. Kuberi kau satu pilihan, segeralah menyingkir sejauh yang kau bisa."

Yin Xudong menyeka keringat dingin, pilihan macam apa itu?

Pria itu melihat Lu Wanran dengan tatapan yang rumit, lalu berdiri, dan pergi dengan tertatih-tatih. Tidak peduli seberapa banyak Lu Wanran mengerang memanggilnya, dia tidak menoleh sekali pun.

Lu Wanran berbalik menatap Yin Xudong dengan benci, jika bukan karena dia, semua ini tidak akan terjadi! Sudah berubah menjadi seburuk rupa itu, tapi masih berharap ingin memakan daging angsa. Tidak bisa memakannya, dia memanggil adik perempuannya untuk menyakitinya! Dan gadis sialan yang sangat kejam ini! Dia pasti tidak akan membiarkan mereka menang dengan mudah!

Qin Kexuan mengangkat kakinya dan menendang dagu Lu Wanran. Lu Wanran memegangi dagunya kesakitan, "Uh uh ... aku tidak akan membiarkan kalian pergi! Eh?" Dia sudah bisa bicara. Sepertinya kaki Qin Kexuan menghubungkan kembali rahangnya yang terkilir. Tapi masih sangat sakit.

Qin Kexuan berkata dengan acuh tak acuh: "Kau sebaiknya tidak muncul di depanku lagi. Kalau tidak, aku punya banyak cara untuk membuat hidupmu lebih buruk daripada mati."

Yin Xudong menarik lengan Qin Kexuan dengan gugup dan berkata kepadanya secara rahasia, "Ayo pergi, aku khawatir seseorang akan memanggil polisi." Lagipula, tempat ini ada di jalan utama. Jika seseorang melihat perbuatan mereka dan melapor, mereka harus ke kantor polisi dan "minum teh" di sana lagi karena pelanggaran kedua.

Tepat ketika mereka akan pergi, mereka melihat dua polisi bergegas dari kejauhan. Qin Kexuan menyeret Yin Xudong dan melarikan diri. Kedua polisi itu mengejar mereka dengan sangat berdedikasi. Qin Kexuan dibebani oleh Yin Xudong dan ada banyak mata yang melihat mereka sehingga dia tidak dapat melakukan qinggong. Setelah berlari dan berlari, dia tiba-tiba menghentikan langkahnya, kemudian berbelok ke salah satu gang. Gang-gang ini hanyalah spasi di antara beberapa bangunan, jadi salah satu ujungnya buntu karena terhalang tembok. Masuk ke dalam gang, Qin Kexuan berkata kepada Yin Xudong, "Peluk aku!"

"Hah?" Yin Xudong baru saja diseret Qin Kexuan dengan kecepatan yang sangat cepat, hampir terbang seperti layang-layang. Berhenti tiba-tiba, pikirannya masih belum fokus.

"Cepatlah," tegur Qin Kexuan.

Dipelototi oleh Qin Kexuan, Yin Xudong segera berdiri di depannya, mengulurkan tangannya, dan memeluknya. Karena dia satu kepala lebih tinggi dari Qin Kexuan, pelukan ini seperti seekor beruang sedang mendekap Qin Kexuan di dadanya.

Qin Kexuan seketika marah. Pria ini hanya ahli dalam memancing kemarahannya. Dia membebaskan satu tangannya dari pelukan Yin Xudong, lalu menampar kepalanya, "Bagaimana aku bisa melihat jalan jika kau seperti ini?! Peluk aku dari belakang!"

Yin Xudong melepaskan tangannya dengan malu. Dia berpindah ke belakang Qin Kexuan dan mengulurkan tangannya untuk memeluk bahunya sekali lagi. Apakah ini salahnya? Tiba-tiba menyuruhnya memeluknya, tentu saja dia akan memeluk dari depan!

Setelah Qin Kexuan memastikan bahwa Yin Xudong memeluknya dengan erat, dia menarik napas dalam, menekuk lututnya, kemudian melompat, dan mendarat di atap lantai dua yang menjorok. Dengan bantuan kekuatannya (atap), dia berhenti sejenak sebelum menendang dan melompat ke depan. Dia melompat beberapa kali melewati tembok tinggi dan mendarat di sisi lain tembok. Qin Kexuan tidak pernah menurunkan Yin Xudong, terus melompat dengan cepat seperti bayangan terbang, dan menghilang di tikungan berikutnya dalam sekejap mata.

Qin Kexuan baru berhenti ketika hampir mendekati jalan utama. Dia menepuk tangan Yin Xudong yang masih memeluk erat bahunya, "Lepaskan."

Yin Xudong dengan penuh semangat menarik-narik lengan Qin Kexuan, "Xuanxuan, kamu sangat keren! Ajari aku qinggong!" Agar dia bisa melompat-lompat tanpa hambatan di kota seperti Spiderman.

Ini lagi! Qin Kexuan menyingkirkan tangannya dan berkata tanpa daya, "Sudah kubilang, jika kau tidak dapat menguasai keterampilan internal, kau juga tidak akan dapat menguasai qinggong. Paling banyak, kau dapat melatih ketangkasan dan ketajamanmu, dan melompat lebih tinggi dan jauh, tapi kau tetap tidak akan dapat menguasai qinggong yang sesungguhnya."

"Xuanxuan, meskipun aku agak bodoh, tapi jika kamu mengajariku beberapa kali lagi, aku mungkin bisa menguasai keterampilan internal. Kamu pikirkan, jika aku menguasai qinggong, bukankah di masa depan kamu tidak perlu menggendongku lagi saat berlari?"

"Aku dapat memberi tahumu bahwa kau sama sekali tidak berbakat dan sama sekali tidak mungkin bagimu untuk mengkultivasikan keterampilan internal. Namun, jika kau masih bersikeras, ikutilah metode kultivasi yang kutulis, maka kau akan menjadi lebih kuat dan jauh lebih tangkas dan tajam daripada orang biasa."

"Oh," jawab Yin Xudong dengan sedih.

"Pulanglah. Aku akan pergi ke pelatihan militer." Qin Kexuan melihat arloji di pergelangan tangannya lagi. Sudah hampir waktunya untuk berkumpul, dia harus bergegas.

"En, kalau begitu aku pergi dulu. Jika Lu Jing kembali ke sekolah dan membuat masalah untuk kita, aku akan memikirkan cara untuk menyelesaikannya, jadi kamu tidak perlu mengkhawatirkan masalah ini lagi." Melihat Qin Kexuan sedang dikejar waktu, Yin Xudong juga tidak enak jika terus mengganggunya.

Qin Kexuan bergegas ke gudang kelas persiapan di kamp, memakai seragam kamuflasenya, dan keluar tepat saat kapten meniup peluit tanda berkumpul.

"Sudah waktunya untuk Tes Operasi Serangan Dadakan bulanan lagi. Semua orang harus bekerja lebih keras, atau yang tereliminasi di bulan ini adalah kamu!" Kata kapten sambil berjalan bolak-balik, lalu mengarahkan jari telunjuknya ke Geng Quqi yang berdiri di depannya.

Geng Quqi memutar matanya dengan sebal, mengapa menunjuknya? Dia tidak akan tereliminasi, oke?

"Lapor!"

Kapten memandang Qin Kexuan, "Katakan."

"Apa itu Tes Operasi Serangan Dadakan?" Tanya Qin Kexuan.

Kapten tertawa dan berkata: "Kamu baru datang, tidak heran kamu belum tahu tentang hal ini. Setiap bulan, kita akan mengadakan Tes Operasi Serangan Dadakan untuk melatih kemampuan bertahan hidup di wilayah terpencil. Kita akan melakukan pelatihan selama tujuh hari. Selama itu, makanan dan air harus dicari sendiri. Jika ingin membuat api, kamu juga harus pikirkan caranya sendiri. Apakah kamu digigit ular atau serangga, atau terjatuh dan patah kaki, kamu harus belajar menggunakan tumbuhan herbal liar untuk menyembuhkan lukamu. Adapun apa Operasi Serangan Dadakan itu, itu kami, pasukan khusus resmi yang melakukan berbagai macam pertunjukkan untuk memutuskan apakah kamu harus pergi atau tinggal. Pendatang baru, kamu harus bekerja lebih keras, jangan sampai tersingkir setelah hanya dua hari."

"Tujuh hari? Lalu bagaimana dengan sekolah?" Jangankan hanya tujuh hari, satu tahun penuh pun tidak akan membuatnya kesulitan. Adapun serangan mendadak oleh pasukan khusus, itu juga bukan masalah. Sejak awal, dia adalah seorang ahli dalam mengintai dari balik kegelapan untuk mengejutkan target pembunuhannya. Ingin mengejutkannya? Itu hal yang mustahil.

"Kamu tidak perlu khawatir soal itu. Kami akan meminta cuti untuk kalian semua. Jika tidak ada pertanyaan lain, kita siap berangkat."

<><><>

Cuap-cuap snowlinxue: Sebenarnya aku gak tau kenapa namanya terus berubah antara Lu Wanran dan Lu Jing. Tapi karena di RAW begitu, yaudah.