Mendengar apa yang di katakan oleh Eri kepada dirinya, membuat pikiran Tito melayang kemana-mana. dia yang saat itu mulai tidak fokus, mulai memandangi tubuh Eri yang sangat seksi. Tito mencoba menyadarkan diri nya dan tersadar dari lamunan nya. Tito sebelum nya mengatakan kepada Fildza bahwa dia akan pulang seperti biasa nya.
Mengingat hal itu membuat Tito akhirnya menolak dengan tegas apa yang baru saja di katakan oleh Eri kepada nya.
" Tidak! apa yang kau lakukan? mengapa kau menggoda ku terus seperti ini? apakah kau memang wanita murahan? " ucap Tito yang sedikit kasar.
" Apa kau bilang? murahan? aku bertingkah seperti ini hanya kepada orang yang ku sukai aja, mengerti?! berhenti memanggil ku murahan! kau pikir aku tidak merasa tersinggung? " sahut Eri dengan kesal dan kemudian meninggalkan Tito begitu saja.
Tito merasa bersalah karena sudah menyebut Eri seperti wanita murahan. dia sangat kesal dengan kata-kata Eri sehingga dia akhirnya mengatakan hal seperti itu kepada Eri. Tito sama sekali tidak mengetahui bahwa itu dapat membuat Eri sakit hati.
Tito pun mulai memikirkan Eri. sepanjang perjalanan pulang, tidak henti-henti nya Tito memikirkan apa yang dia katakan baru saja kepada Eri. sesampai nya dia di rumah, Fildza menyambut kepulangan nya saat itu. Fildza melihat Tito yang tampak sangat murung. Tito juga hanya menyapa Fildza sekedar nya saja. Fildza merasa heran kepada Tito mengapa dia terlihat seperti itu.
Fildza kemudian menghampiri Tito yang pada saat itu tengah mengambil air minum di kulkas. Fildza kemudian bertanya kepada Tito mengapa dia tampak begitu lesu. Tito hanya menjawab bahwa dia hari ini sangat lelah karena pekerjaan yang begitu menumpuk. Fildza berpikir bahwa seperti nya saat ini bukan waktu yang tepat untuk dia mengajak Tito bercinta dengan nya.
" Ya sudah, istirahatlah lebih awal. " ucap Fildza dan kemudian kembali ke kamar nya.
Tito pun juga segera kembali ke kamar nya. Tito mulai mengganti pakaian nya dan bersiap untuk tidur. Tito masih membayangkan perkataan nya kepada Eri. entah mengapa terus saja terngiang-ngiang di dalam benak nya. Tito mencoba untuk mengabaikan nya namun sayangnya tidak bisa dia lakukan begitu saja.
" apakah aku memang sudah keterlaluan kepada Eri? " ucap Tito yang mulai mengeluh pada dirinya. " apa yang ku pikirkan? mengapa aku menjadi seperti ini? bukan kah seharusnya aku memikirkan hubungan ku dengan Fildza? " ucap Tito lagi.
Tito merasa pikiran nya saat ini kepada Fildza sudah mulai teralih kan karena Eri. Tito yang seharusnya memperbaiki hubungan nya dengan Fildza malah memikirkan betapa merasa bersalah nya dia kepada Eri. Tito menyadari hal tersebut namun masih tetap ia lakukan.
sementara Fildza memikirkan bagaimana cara dia mengetahui bahwa dirinya dan Tito apakah masih memiliki perasaan satu sama lain atau tidak. hal itu membuat Fildza seakan-akan dilema dengan apa yang dia hadapi saat ini. setiap dia ingin melakukan hubungan intim dengan Tito untuk membuktikan apakah dia masih mencintai Tito pasti ada saja halangan nya.
Fildza merasa apakah mungkin dia memang tidak di perbolehkan untuk kembali mesra dengan Tito. karena terus terang saja perasaan Fildza kepada Tito saat ini hanya sebatas rasa peduli terhadap teman. bahkan dia sama sekali tidak merasakan nuansa hubungan suami istri yang tercipta di antara dirinya dan Tito.
Fildza juga tidak merasakan kehangatan lagi dari Tito untuk dirinya. Fildza hanya merasa bahwa saat itu dia sedang tinggal bersama dengan sahabat nya bukan suami nya. Fildza tidak mempunyai cara lain untuk membuktikan apakah dia sebenarnya masih menginginkan Tito atau tidak.
Fildza sempat merasa senang ketika dia di sambut cukup romantis ketika dia baru saja tiba dari Tiongkok. hal itu sempat membuat Fildza merasa bahwa mungkin hubungan nya dengan Tito masih bisa di perbaiki. namun akhir-akhir ini Tito cukup bersikap dingin kepada nya sehingga ia berpikir mungkin Tito sudah mulai berhenti berusaha untuk kembali hangat seperti dulu kepada nya.