Menapak langkah di ujung senja.
Meratap hati dipuncak rana.
Terpekur pada sebuah nyata.
Menyibak takdir yang sama menyakitkan.
Adakah gerangan sebuah pesona.
Yang menyuguhkan keanggunan pengobat lara.
***
Ronald menelungkupkan kepalanya diatas meja kerja, tak satupun berkas di dimejanya ia sentuh. Wajah putih bersih kini berubah menjadi merah padam, menandakan sebuah luka dan kesedihan yang teramat dalam.
Tak satupun ia ingin orang lain tahu kesedihannya, ruang kerja ia kunci rapat bahkan Arya sang asistent tak berani menanyakan perihal itu pada bosnya. Dengan terpaksa ia mengkensel beberapa jadwal Ronald untuk meeting dengan beberapa klien, ataupun itu sangat penting lebih baik ia datang sendiri tanpa bosnya. Tak mengapa jika saat ini ia dianggap lancang, namun itu lebih baik dari pada melihat bosnya seperti mayat hidup ketika menghadiri meeting.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者