Bekasi 2004
Dengan gusar kuacak-acak rambutku,rambutku yang udah kering karena sudah kelamaan gak dicreambath.Duh gimana cara agar mas Rudi bisa segera transfer ke rekeningku ya?apa mungkin mas Rudi atau si Nova nyadar kalau sebenarnya mereka udah transfer bayaran sekolah anak-anak untuk bulan ini?
Semoga saja mereka lupa.
Apa nanti kusuruh saja ketiga anak-anak ke rumah mereka,pasti mas Rudi dibuat tak berkutik,aku tahu betul sifat mas Rudi sangat menyayangi anak-anaknya.
SMS masuk dari Linda.
(Ti... Jadikan ke Bougenvil?)
(Ya...ntar ku kabari)
Aku menjawab sekenanya pesan dari Linda sahabatku.Kami udah janjian untuk pergi ke salon langganan kami,ya untuk apa lagi kalau bukan untuk perawatan.
(Jangan lama-lama ngabarinnya Ti!)
Tak kubalas pesan Linda.Gak tau apa kalau aku lagi bokek.
*******
Segera kudatangi sisulung Andita yang lagi tidur meski jam sudah menunjukkan pukul 11 siang.
"Dita...Dita...Dita sayang ayo bangun,udah siang",sambil kuguncang lembut bahu anakku yang beranjak remaja tersebut.
Tak harus menunggu lama aku membangunkannya.
"Ih simama,apaan sih?Dita masih ngantuk ma"jawabnya sambil menendang selimut pinknya.
"Maaf mama sayang...mama ingetin kamu,apa kamu sama adik-adik gak jadi ke rumah papa,mumpung libur,nih kan hari Sabtu jadi kamu bisa sampai Minggu nginep disana",dengan lembut aku membelai rambutnya.
Dalam hati aku berdoa agar Dita menurutiku seperti yang selama ini dia lakukan.
"Tapi Dita ada janji sama Yola dan Dea ma",sungutnya manja.
"Batalin aja dulu janjinya,lain kalikan bisa janjian lagi sama mereka",kataku sambil tersenyum bijak.
Di depan anak-anak aku harus terlihat menjadi ibu yang baik,agar mereka menuruti kemauanku untuk meminta duit kepada papanya.Ya mereka anak-anakku dan juga pohon duitku.
********
Kulihat ketiga anakku sudah rapi dan siap kuantar kerumah papanya.Kukendarai laju mobil sedanku di jalan tol,jalanan terlihat macet tapi semua kuhadapi dengan sabar demi mengantar anak-anakku dan berharap sekembalinya dari sana mereka membawa duit yang kuharapkan.
"Dita,Ivan,Diky ingat pesan mama ntar di rumah papa harus manis ya dan jangan lupa minta bayaran sekolah untuk bulan ini",aku kembali mengingatkan mereka.
Sebenarnya aku percaya bahwa anak-anakku adalah anak yang cerdas,yang cerdas memainkan perannya.Yah mereka nurun sifatku.
"Siiippp mama",Diky menjawab lebih dulu dan diikuti anggukan kepala kedua saudaranya.
Ah ini yang selalu kusuka dari anak-anakku,mereka selalu nurut apa kataku termasuk saat kuminta mengerjai Nova ibu tiri mereka dengan tingkah-tingkah konyol mereka saat didekatnya tapi tetap kuingatkan jangan berlebihan jika didepan papanya,lagi-lagi mereka menyanggupi.
Terasa lama kami di perjalanan,biasa akhir pekan jalanan lebih padat dari hari pada biasa.
*******
Ku parkirkan laju mobilku didepan halaman rumah mas Rudi.
Terlihat sepi,maklum saja mas Rudi belum memiliki momongan dan semoga saja dia tak mendapatkannya dari Nova.Dengan begitu tetap anak-anakku yang menjadi prioritas hidupnya yang didalamnya ada aku tentunya.
Meski sudah lebih setahun aku berpisah dari mas Rudi tapi aku belum bisa melupakannya begitu saja.Seandainya saja mas Rudi tidak mengetahui perselingkuhan ku yang kesekian dengan seorang lelaki pada waktu itu mungkin aku masih bersamanya.
Ku minta anak-anak turun dari mobil setelah mereka satu persatu mengecup keningku,sambil mereka minta dijemput keesokkan harinya.
"Oke ...!",jawabku sambil melambaikan tangan dan kembali melajukan mobilku.
Dari spion kulihat mas Rudi menghampiri anak-anakku.Senyumku mengembang dan sedetik kemudian kulihat Nova keluar dari rumah dengan wajah yang dingin.