webnovel

AIR MATA DI KESUNYIAN MALAM

Wan bekerja di sebuah perusahaan sepatu. Ia di percaya sebagai salah satu pengelolah keuangan di kantornya. Jadwal kerja Wan dari mulai senin sampai sabtu, mulai pukul 07:00 pagi hingga 06:00 sore. Setiap hari minggu atau hari libur nasional, perusahaan mereka juga ikut libur. Hal itu membuat Wan dan Sherly sebelumnya sering menghabiskan waktu bersama untuk liburan ke pantai atau tempat wisata yg letaknya begitu jauh dari rumah mereka ataupun jika malam minggu mereka biasanya nongkrong di kafe atau restoran. Namun tidak pada malam minggu yg ini. Pada malam itu Sherly jangankan makan, ia pun tidak mau bangun dari kasurnya. Dengan mata yg masih membengkak karena menangis sebelum tidurnya. Ia berharap pada malam itu, Wan yg tidak sibuk keesokannya bisa menghampiri Sherly yg sedang galau itu. Namun tetap saja, harapannya tak bisa terlaksana. Ia menunggu hampir berjam jam di kamarnya, sambil menguping untuk mendengar adakah langkahan kaki. Karena ia penasaran kenapa suaminya yg sudah pulang dari sore itu hingga malam tiba ini Wan belum terlihat di kamar atau terdengar sedikitpun langkahan kakinya. Sambil menghela nafas pelan pelan, Sherly bangun dari tempat tidurnya. Dan mencuci wajahnya, lalu berjalan perlahan lahan membuka pintu kamar sambil menengok kanan kiri di sekitarnya. Namun suaminya belum terlihat juga. Sherly perlahan lahan pula berjalan menuju keluar rumah dan melihat bahwa ternyata motornya suaminya sudah ada. "Lo, terus di mana si papa?" Tanya Sherly dalam hatinya. Ia pun menutup pintu pelan pelan, namun ketika ia hendak menuju ke kamarnya lagi, Ia mendengar desakan tangisan yg terdengar sesekali itu, ia kaget, karena kebetulan lampu dapur mereka sudah di matikan jika malam sudah tiba. Sherly seketika terkejut tanpa suara, Ia hanya merasa jantungnya berdebar lebih kuat karena Ia takut. Ia pun menyalakan lampu. Apa yg dilihat Sherly? tenyata suaminya yg ia cari sedang tertidur di atas meja makan mereka dengan pakaian seragamnya yg tadi masih di pakai, dengan sepatu dan tas yg masi menggantung di badannya. Sherly tanpa bersuara ia perlahan membangunkan suaminya yg tidur, "Pa,pa,pa?" panggil Sherly. "Jangan panggil aku pa?" Tegas Wan yg seketika berdiri dari kursi dekat meja makan itu, Sherly mulai syok. "Kamu kenapa sih, kenapa kamu marah marah"? tanya Sherly "Aku minta kamu jangan panggil aku pa" Ucap Wan dengan mata yg merah dan bengkak karena menangis beberapa jam yg lalu. "Kalau aku salah kamu jelasin dong, jangan kamu diemin aku, cuekin aku, sekarang kamu marah marah, kamu tu kenapa, ha" teriak Sherly sambil memegang tangan Wan. "Udah cukup, aku mau istirahat" kata Wan sambil menuju ke kamar tanpa peduli pada Sherly. Sherly menangis dan berteriak di ruangan dapur. Sedangkan Wan mengunci pintu lalu membuang tasnya ke kasur lalu menangis sambil duduk. Keduanya menangis di malam yg biasanya mereka gunakan untuk bersenang senang. Hingga Sherly tertidur di kursi sedangkan Wan tertidur di lantai kamar dengan air mata mereka masing masing mengalir sebagai pengantar mereka tidur.