Agnia menggenggam tangan Dirga seraya berkata, "Jangan khawatir. Kita pasti bisa. Dirga yang kukenal adalah seseorang yang gigih. Ke mana Dirga yang dulu?"
Dirga melihat tangannya yang digenggam. Ia seolah mendapat pasokan energi untuk bangkit. "Kamu benar Agnia, aku tidak boleh menyerah."
Agnia tersenyum. "Nah, itu baru Dirga."
*****
Mencoba memahami Albert dengan berpikir dan bertindak sepertinya sekarang menjadi salah-satu dari sekian alasan Aldrich membekukan hatinya. Jika ingin melumpuhkan musuh, maka kita harus sedekat mungkin dengan incaran kita.
"Apa pun rencamu, aku akan menggagalkannya. Kau mungkin menganggapku lemah dan hanya kau anggap pion, tapi pion inilah yang akan menang."
"Tuan, Aldrich," ujar Robert menerobos masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Ck! Apa sopan santunmu ikut hilang saat berteman dengan Evan?" Aldrich tahu kalau Evan dan Robert sering berkomunikasi akhir-akhir ini. Bisa saja kelakuan aneh Evan tertular pada Robert.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者