webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · 青春言情
分數不夠
114 Chs

Chapter 102

Tik tok tik tok~

Suara jam dinding yang ada di ruang tamu Kaito yang berdetak sangat kencang seolah berkata waktu nya tak banyak. Setelah Mina pulang ke rumah nya, kesunyian kembali menyelimuti rumah Kaito.

Kaito keluar dari kamar nya dengan memakai jaket hitam dan celana panjang hitam nya itu. Walau dada nya masih sedikit sakit, ia tak mau diam saja di rumah sementara adik nya sedang tampil di panggung.

"Cih ... aku harus kuat ...", Kaito menuruni tangga sembari memegang dada nya yang sakit itu.

Setiap kali ia menarik nafas, jantung nya seakan tertusuk pisau. Siksaan yang ia dapat dari kekuatan nya sendiri. Kekuatan besan mendatangkan resiko yang besar juga tentunya.

"Kaito ... apa kau mau tetap pergi ke sekolah Hanabi?", tanya Naya yang sudah berada di depan rumah Kaito bersama Ai disamping nya.

"Hmm ... maaf ngrepotin", ucap Kaito dengan wajah malas nya yang berusaha menutupi rasa sakit yang ia derita.

"Ya sudah ... ayo berangkat! ...", lanjut Kaito dengan sedikit senyum di wajah nya seraya memimpin langkah mereka menuju ke sekolah Hanabi.

Langit mulai berubah menjadi oranye. Matahari perlahan menenggelamkan diri nya. Malam ini akan menjadi kenangan terindah bagi Hanabi. Kaito sudah bersiap siap menghadapi situasi terburuk yang bisa ia terima.

"Woah ... ramai nya!!!", seru Naya saat sampai di depan gerbang SMP Senkou.

"Ya ... ramai", suara robot yang keluar dari ponsel Ai.

"Woh ... sudah lama aku tidak datang ke keramaian begini", kata Kaito dengan wajah datar nya.

"Ayo masuk!!!, aku akan cari tempat duduk di aula nya", seru Naya seraya langsung berlari menerobos keramaian.

"Ai ... ayo ... sini biar gak kepisah", kata Kaito dengan wajah cuek lalu menggandeng tanga Ai.

Mereka berdua seperti pasangan kekasih yang sangat romantis. Ya, walau sebenar nya mereka memang saling mencintai. Tapi tak satupun dari mereka tahu perasaan mereka berdua yang sebenarnya.

Ai dan Kaito menerobos keramain dan berusaha masuk ke gedung sekolah Hanabi. Pipi Ai mengeluarkan rona merah karena merasakan kehangatan tangan Kaito yang ia rindukan.

"Oiii!!! ke sini!!!", teriak Naya melambaikan tangan nya.

Naya berhasil mendapat tempat duduk di baris paling depan di aula sekolah Hanabi. Mereka bertiga pun menikmati setiap acara yang ditampilkan oleh sekolah ini. Malam semakin larut. Tepat pukul delapan malam. Ini adalah giliran kelas Hanabi untuk menampilkan drama nya.

Tak di sangka sangka ternyata Hanabi lah yang memerankan tokoh utama sebagai kucing. Kostum warna putih dan telinga kucing yang ada di kepala nya itu membuat setiap murid laki laki menjerit. Ternyata Hanabi cukup populer di kalangan laki laki sekolah nya.

Tak terasa drama kelas Hanabi memang cukup singkat. Mereka hanya tampil kurang dari lima belas menit. Tak lama kemudian acara penutupan pun diadakan. Kaito menerima chat dari Hanabi secara tiba tiba.

{Aku pulang dulu kak!}

{Jangan pulang sendiri ... kak Naya bakal nemenin kamu}, balas Kaito.

"Naya ... bisa anter Hanabi pulang?", ucap ku menepuk pundak nya.

"Ooo ... oke oke ... jagain Ai ya?", ujar nya lalu keluar dari aula sekolah Hanabi.

Waktu pun berlalu begitu cepat. Festival musim gugur di SMP Senkou telah berakhir. Entah kenapa takdir membiarkan Ai dan Kaito bersama sama lagi malam ini.

Kegelapan sudah mengambil alih bumi. Udara malam hari ini semakin dingin saja. Kaito pun menyadari nya. Ditengah perjalanan pulang mereka Ai mulai terlihat pucat.

"Ai? kamu ga papa?", tanya Kaito.

Ai hanya mengangguk dan melempar senyum nya lagi pada Kaito. Langkah Ai menjadi semakin lambat seiring berjalan nya waktu. Kaito semakin dibuat khawatir oleh Ai.

Kaito masih khawatir yang dikatakan Ame dalam mimpi nya itu benar benar terjadi sekarang. Kaito pun melepas jaket nya dan memakaikan nya ke Ai.

"Kita istirahat dulu gimana?", ucap Kaito ketika melihat sebuah minimarket.

Ai hanya menganggukkan kepala nya dengan wajah pucat nya. Mereka berdua pun masuk ke minimarket itu dan membeli dua kaleng teh hangat dari drink machine. Mereka pun duduk di tempat duduk yang disediakan di dalam minimarket itu.

Malam ini, mereka berdua kembali bersama. Kaito pun ingat bahwa besok mereka harus tampil di acara festival juga.