Suasana yang begitu tenang angin berhembus bersahabat meniup pelan helai demi helai gordeng yang menempel indah bernuasa putih beraih di kamar itu.
Gadis yang masih terbaring tak sadarkan diri itu masih tampak tenang dan betah tak berniat untuk kunjung sadar kembali, gengaman tangan yang begitu erat masih bertengger di jemari wanita itu.
"Sampai kapan kau akan tetap tertidur seperti orang bodoh!" Desakan suara yang terdengar sedikit intonasi marah itu menggemah.
Masih memandangi mata yang tertutup serta rambut tergerai indah di bangkas rumah sakit ini.
"Apa kau tidak berniat untuk melanjutkan kembali pernikahan kita?" Desak lelaki itu lagi, tapi masih tak ada respon sedikit pun.
Helaan nafas lelah pun keluar dari bibir lelaki itu dengan lelah dia membaringkan kepalanya di atas tangan yang dia gengam.
"Apa kau sedang membalaskan dendam mu padaku" tanya lelaki itu lagi kemudian masih menatap ke arah sosok cantik yang masih betah dalam keadaan mata tertutup.
Tawa sumbang pun terdengar mengerikan.
"Awalnya ini memang salah ku, kau benar ini semua adalah rencanaku aku yang terlalu jahat" kata lelaki itu lagi.
"Tapi melihat mu terbaring di sini membuat aku tak dapat mengontrol diriku sendiri, aku merasa bersalah terhadapmu lisa... baby girl kumohon bangun" dengan perasaan putus asa wajah zayn pun terangkat dan menatap wajah cantik seduh itu, kembali menengelamkan wajahnya pada tubuh lisa.
"Dia..... dia sudah kembali" sahut zayn dengn nada suara yang sedikit terbatah.
"Apa yang harus aku lakukan, aku tidak ingin mengecewakan dia karena dia adalah orang yang aku cari dari dulu" nada suara zayn semakin terdengar frustasi.
"Dan sekarang dia kembali, seakan menyadarkan kembali kepadaku akan perjanjian kami dulu, dan dia memaksaku untuk meninggalkan mu" zayn mengacak rambutnya dengan geram dirinya tak tau lagi harus berbuat apa saat ini.
Di tambah lagi dengan keputusan valerie yang setiap saat selalu mendesaknya seakan menyadarkan bahwa dirinya harus bertanggung jawab akan semua ini.
"Tapi aku tidak bisa melepaskan mu" sambung zayn lagi, kepalanya pun mengangakat dan mengelus pelan wajah lisa.
"Jadi kau harus bangut ya, supaya kita bisa menyelesaikan nya bersama nanti" sambung zayn lagi.
"Aku bahkan tidak tau harus berbuat apa sekarang"
"Dan untuk itu aku butuh kamu!" Kecupan singkat pun dia bubuhkan di dahi lisa, dia pun pergi beranjak meninggalkan ruangan itu dengn wajah yang kusut.
Semalaman dia tak ingin pulang ke apartemen kalau tidak mungkin valerie akan datang dan kembali mendesaknya.
Entah lah akhir akhir ini dia merasa agak sedikit meragukan identitas valerie.... apakah benar valerie wanita itu, tapi kenapa sikapnya seprti orang murahan.
Tepat saat zayn pergi meninggalakan ruangan itu.
Kelopak mata indah itu pun perlahan membuka, di iringi dengan tetesan air mata yang mengalir pelan.
"Jadi apakah kau akan melepaskan ku!"
"Prince malik??"
*******
Salah seorang suster yang tampak bahagia itu lewat, berniat mengontrol kembali keadaan pasien cantik yang telah terbaring koma selama hampir dua bulan itu.
Dengan bersemangat ingin melihat keadaan pasien pembawa hoki itu, entahlah semenjak melihat lisa dari awal pertama kali dulu, di sudah menyukainya dan menganggap lisa sebagai orang yang baik hati dan juga friendly.
"Saat nya mengganti cairan infusmu can__" baru saja dirinya masuk dengan pandangan tertunduk menghadap lantai, tapi saat mengangkat kepalanya.
Prank!!
Terdengar suara nampan yang jatuh dengan bunyi yang begitu memekakan membuat sosok yang terduduk menghadap kearah tumbuhan daisy itu menoleh kaget.
Apalagi suara besi almunium yang sangat memekakan, membuat perempuan itu tak habis fikir.
Lisa yang melihat kesyokan perempuan itu terkekeh pelan dirinya memperhatikan pakaian yang dikenakan oleh gadis itu dan tersenyum.
"Apa ini sudah waktunya kau mengecek kondisiku" tanya lisa pelan.
Dasyi masih berdiri mematung sedetik kemudian dia segerah berlari dengan wajah tersenyum bahagia tak terkendali.
Awalnya ingin terlihat santai tapi, sungguh sosok yang membuat dirinya penasaran itu akhirnya tersadarkan juga, membuat segala teka teki itu terjawab, wanita itu begitu cantik tak heran semua orang begitu menyukainya.
Dan jugaa dia sangat ramah menambah poin plus untuk dirinya, tak hanya memiliki wajah yang sangat imut dan cantik tapi juga atituted yang baik.
"Dokter!!"
"Dokter!!!"
"Dokter!!!" Teriak nya kecang hingga salah seorang dokter perempuan teman baiknya scarla yaitu keren yang melihat nya pun, mencegah dan bertanya.
"Kenapa kau ribut ribut seperti itu? Ini rumah sakit dasyi" sahutnya sedikit tak setuju akan tingkah suster satu ini.
Masih ngos ngosan berusaha mengambil nafas dengan tenang.
"Itu dokter... itu" sahut nya masih tak jelas karena mengambil nafas.
"Tarik nafas, dan tenagkan dirimu baru kembali melapor" perintah dokter keren gemas.
"Pasien yang koma itu akhirnya sudah sadar!" Sahut dasyi lagi kemudian tersenyum bahagia dan girang.
"Apa!" Tanpa berniat menjawab lagi, dokter keren pun segera berlarian menuju ruangan yang dimaksudkan.
Oh tuhan..
Entah ini takdir atau bukan
Tapi ini semua terlalu dejavu.
Akhirnya penantian mereka semua tidak tersia siakan.
Akhirnya kau sadar nak... mereka semua menunggumu.