"Maaf udah ngerepotin ya, Rav," ucap Stefan yang sedang dituntun Herman memasuki rumah kontrakan. "Seperti yang aku bilang tadi, tuan Varya itu ternyata rekan bisnis ayahku, jadi dia tahu rumahku dan rumah kakakku. Aku terpaksa sembunyi dulu di sini."
"Eh, biar saya saja, Mas Rava," cegah Herman.
"Nggak apa-apa kok, Pak." Rava membawa dua koper besar milik Stefan memasuki rumah.
"Eh, mata Nak Stefan kenapa?" tanya ibu Rava yang baru menghampiri mereka. Ia sempat terhenyak saat mendapati perban yang kini membebat kedua mata Stefan.
"Kena infeksi, Bu." Stefan memajang senyum ramah. "Maaf ya, Bu. Saya ganggu Ibu di sini. Ada sesuatu di rumah saya, jadi saya ngungsi dulu."
"Loh, kok minta maaf? Yang nyewa rumah ini kan Nak Stefan sendiri. Jadi, Nak Stefan bebas aja datang ke sini." Ibu Rava balas tersenyum.
Herman, Rava, dan Stefan pun masuk ke salah satu kamar. Rava menaruh koper Stefan ke sudut ruangan, sementara Herman mendudukkan Stefan ke pinggiran dipan.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者