webnovel

15. Accept - Two

Saat ini Leonna tengah duduk di dalam kamarnya dengan menatap dirinya sendiri di depan cermin. Leonna bahkan tak menyadari kalau itu adalah dirinya. Leonna terlihat seperti seorang princes sungguhan yang sangat cantik. Aura kecantikannya keluar karena Leonna bukan tipikal perempuan yang suka berdandan.

Khem

Leonna menengok dan terpekik kaget melihat Vino datang kesana. Karena selama 4 hari ini Leonna tak pernah bertemu dengan Vino, apalagi 2 hari belakang ini juga Vino sibuk bekerja.

"a-abang" cicit Leonna, Vino tersenyum kecil saat sudah berdiri tepat di hadapan Leonna.

Di usapnya pipi Leonna dengan lembut. "kamu pengantin paling cantik di dunia" puji Vino membuat Leonna tersipu.

Vino menarik Leonna ke dalam pelukannya. " maafkan abang, abang tak bermaksud memusuhimu. Abang sangat kecewa karena sikapmu yang seakan tak menganggap abang sebagai kakakmu" ucap Vino membelai punggung Leonna

Leonna melepas pelukannya, "maafkan Leonna, abang" cicit Leonna dan seketika air matanya luruh membasahi pipi. 'cintaku akan pupus sekarang, aku tetap tidak bisa mengatakan perasaanku sama abang' batin Leonna

"kenapa menangis?" Tanya Vino segera menghapus air mata Leonna. "make upnya ancur lho princes" ucap Vino

"a-abang, Leonna" gumam Leonna

"abang paham, kamu pasti merasa bersalah yah sama abang. Sudahlah, abang tidak mungkin bisa terus mencuekkan kamu" ucap Vino membuat Leonna menunduk dan menangis sejadi-jadinya dan Vino kembali merengkuh tubuh Leonna ke dalam pelukannya.

"jangan menangis, princes. Kamu membuat abang semakin tak rela melepaskanmu untuk menikah" ucap Vino. "abang tak menyangka, ternyata adik kecil abang, princesnya abang akan menikah hari ini" ucapan Vino semakin membuat Leonna menangis mendengarnya.

"hikz..hikz..." Leonna bahkan mencengkram kemeja Vino yang basah karena air matanya. 'Aku menangis karena aku tidak akan pernah memiliki abang seutuhnya' batin Leonna.

"sudah sudah jangan menangis, abang akan tetap memanjakanmu dan menjagamu walau kamu sudah menikah" ucap Vino mengecup kepala Leonna. Padahal bukan ini yang membuat Leonna menangis.

Vino melepas pelukannya dan menghapus air mata Leonna yang tidak sampai merusak make up Leonna. "smilenya mana?" Tanya Vino membuat Leonna tersenyum kecil. "gini dong, ini baru Leonna yang tidak pernah cengeng" ujar Vino membuat Leonna terdiam dan terus menatap Vino dengan sendu.

"sudah cantik, ayo kita turun" Vino menarik pergelangan tangan Leonna.

"aku mencintaimu, abang"

Deg

Vino mematung di tempatnya karena kaget dengan penuturan mendadak dari Leonna barusan. Vino berbalik ke arah Leonna dan menatap mata hazel Leonna yang kembali berair.

"aku mencintaimu, abang" tambah Leonna membuat Vino mengernyitkan daihinya. Leonna kembali tersenyum dan memeluk tubuh kekar Vino dengan menyandarkan kepalanya ke dada bidang Vino.

"aku mencintai abang sebagai kakakku" cicit Leonna bersamaan dengan air matanya yang luruh membasahi pipi. "hikz...hikz...hikz...." Isak Leonna semakin menjadi. 'biarlah seperti ini, kalau memang abang bukan jodohku. Maka biarkan kami berdua bahagia dengan pasangan dan kehidupan kami masing-masing. Setidaknya aku sudah mengatakan isi hatiku padanya, walau dia menyangkanya lain' batin Leonna.

"abang juga sangat mencintai dan menyayangi kamu, princes" ucap Vino mengecup kepala Leonna.

"apa tali kasihnya sudah selesai?"

Ucapan seseorang membuat Vino dan Leonna menengok dan terlihat di ambang pintu sang mama yang sangat cantik tengah berdiri. Walaupun umur Thalita sudah memasuki kepala empat, tetapi kecantikannya tidak berkurang sama sekali. Dia tetap terlihat cantik dan membuat Dhika semakin mencintainya setiap hari.

"kalian berpelukan sampai melupakan mama" ucap Thalita berjalan mendekati keduanya. "lho, ini pengantin kenapa menangis?" Tanya Thalita

"princes aku ini sepertinya grogi, bunda" ucap Vino tersenyum.

"begitu yah, baiklah nana ayo kita make up lagi. kamu terlihat menyeramkan" seru Thalita berlebihan membuat Leonna tersenyum kecil.

Thalita membantu membenarkan make up Leonna, dan Vino sudah keluar ruangan terlebih dulu.

"ma"

"hmm"

"apa saat mama menikah dengan papa sangat grogi?" Tanya Leonna

"iya sayang, mama sampai berkeringat dingin" ucap Thalita. "tetapi setelah sah, rasanya plong banget. Kamu tau, saat itu hati mama begitu berbunga-bunga. Laki-laki yang selalu mama cintai sudah sah menjadi suami mama" cerita Thalita

"rasanya sangat bahagia yah bisa menikah dengan laki-laki yang kita cintai" celetuk Leonna membuat Lita menghentikan gerakannya.

"itu memang benar, tetapi terkadang cinta juga selalu tumbuh karena terbiasa setelah menikah" jelas Thalita.

"apa mama yakin, kalau Leonna akan bisa mencintai kak Verrel?" Tanya Leonna

"yakinlah sayang, mama yakin Verrel laki-laki yang baik untuk kamu" ucap Thalita

"kenapa mama begitu yakin?" Tanya Leonna

"karena papa kamu juga meyakininya. Mama sangat yakin dengan feeling papa kamu. Kamu hanya butuh waktu saja" ucap Thalita. "baiklah princes, ajang curhatnya di stop dulu. Ayo kita ke bawah, calon suamimu sudah menunggu" ucap Thalita membuat Leonna tersenyum kecil dan berjalan berdampingan bersama sang mama tersayang.

Langkah Leonna terhenti saat melihat sang abang tengah berdiri tak jauh di depannya. Hati Leonna mendadak kembali ragu dan merasa tak rela.

"ada apa sayang? ayo" ucap Thalita karena langkah Leonna terhenti dan pandangannya kembali terarah kepada Vino dengan mata yang kembali berkaca-kaca. Dan pandangan itu tak luput dari Verrel yang memang tengah duduk di depan penghulu yang kebetulan menghadap ke arah Leonna. Verrel menatap arah pandang Leonna dan kaget melihat siapa yang Leonna lihat membuatnya mengernyitkan dahinya.

'Vino? Apa dia laki-laki yang Delia cintai? Tapi Vino kan kakaknya' batin Verrel masih memperhatikan tatapan Leonna yang terlihat sangat sedih.

"Leonna ayo" ucap Thalita

"ma, a-aku" gumam Leonna menunduk. 'Haruskah aku mundur sekarang? Tuhan bagaimana ini?' Batin Leonna.

"Leonna, ada apa sayang? ayo, semuanya sudah menunggu kamu" ucap Thalita.

Tingkah Leonna membuat Verrel yakin kalau Vinolah laki-laki yang Leonna cintai. Verrel sudah berlapang dada kalau kali ini pernikahannya kembali gagal.

Vino terlihat berjalan mendekati Leonna dan mengusap kepala Leonna membuat Leonna menengadahkan kepalanya dan menatap Vino dengan sendu. Dan pemandangan itu pun tak luput dari Chella, Datan dan Leon.

'maafin gue Ona, karena gue loe terpaksa nikah sama laki-laki yang nggak loe cintai. Gue malah menjauhkan loe dari pangeran loe' batin Chella.

"abang" Leonna kembali memeluk Vino sambil menangis. Semua orang hanya berpikiran kalau Leonna hanya merasa sedih karena akan berpisah dengan saudaranya. kecuali Verrel, Chella, Leon dan Datan, tetapi Leon masih mengira-ngira antara yakin atau tidak.

"sudah jangan menangis, tidak baik lho menangis di hari pernikahanmu. Ini adalah hari bahagia maka berbahagialah" ujar Vino mengusap punggung Leonna yang di balut kebaya putih tulang cantik yang pas dengan tubuhnya.

Vino melepas pelukannya dan menghapus air mata Leonna. Vino menarik tangan Leonna dan berjalan menuju tempat Verrel, Thalita mengikuti mereka dari belakang. Verrel masih menatap mereka berdua, terutama Leonna yang pandangannya terus terarah ke arah Vino yang berjalan di depannya.

Vino mendudukkan Leonna di sisi Verrel. "jaga dia" ucap Vino menepuk pelan pundak Verrel yang di balut tuxedo hitamnya. Verrel hanya terdiam dan pandangannya terarah ke arah Leonna di sampingnya yang menunduk sendu.

"apa bisa di mulai?" Tanya sang penghulu dan di angguki yang lain. Dhika mulai berjabatan tangan dengan Verrel, dan sesekali Dhika menengok ke arah Leonna. Dhika tak menyangka kalau hari ini dia akan menikahkah princes kesayangannya. 'papa berharap kamu selalu bahagia, sayang' batin Dhika.

"saya nikahkan engkau dengan putri kandung saya Leonna Fidelia Adinata binti Pradhika Reynand Adinata dengan mas kawin tersebut tunai" ucap Dhika dan Verrel masih terdiam.

Entah kenapa hatinya mendadak kembali bimbang, Verrel takut menyakiti hati Leonna dengan berada di tengah-tengah Leonna dan Vino. Semua orang di buat bingung dan harap-harap cemas melihat Verrel yang masih terdiam terutama Daniel dan Serli.

"jangan sampai Verrel berbuat konyol dan mempermalukan kita" gumam Daniel.

Verrel melirik ke arah Leonna yang masih menunduk sendu. "Verrel" panggil Dhika.

"sa-" ucapan Verrel yang hendak kembali membatalkan pernikahan tertahan karena sebelah tangannya di genggam tangan Leonna dan Verrel yakin ini bukan jalan yang salah. 'bismillahirohmannirohim' batin Verrel.

"saya terima nikahnya Leonna Fidelia Adinata binti Pradhika Reynand Adinata dengan mas kawin tersebut tunai"

Sah...

Semua orang mengucapkan syukur dan mampu bernafas lega terutama Daniel dan Serli. "si Verrel hampir saja membuatku jantungan" gerutu Daniel

"dia tidak akan membuat kita malu, ayah" ucap Serli yang sangat bahagia.

Verrel memasangkan cincin yang saat itu dia pesan, dan tepat sekali cincin itu pas di jari manis Leonna, tanpa kebesaran dan kesempitan. Leonna mencium tangan Verrel dan Verrel dengan ragu mengecup kening Leonna.

'aku berjanji akan membahagiakan kamu, Delia. Dan aku tak akan pernah menyakitimu sedikitpun' batin Verrel.

Dhika dan Daniel berpelukan bahagia karena persahabatan mereka bisa menjadi sebuah keluarga.

"besan,,, gue bahagia banget" ucap Serli heboh seraya memeluk Thalita membuat Thalita tertawa senang melihat keantusiasan Serli.

Leonna dan Verrel melakukan ritual sungkem kepada kedua orangtua mereka. Serli bahkan memeluk Leonna dengan sayang dan mencium kening Leonna begitupun dengan Daniel yang memeluk Leonna layaknya anaknya sendiri.

Dhika memeluk Leonna dengan sayang dan bahkan berkaca-kaca. 'begini rasanya melepaskan seorang anak untuk menjalani kehidupan barunya' batin Dhika.

"sayang, papa akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu. Dan sampai kapanpun kamu akan tetap jadi princes kesayangan papa. Rumah papapun akan selalu terbuka untuk kamu, sering-seringlah main kerumah yah" ucap Dhika mengecup kepala Leonna dengan sayang. Leonna mengangguk antusias di pelukan Dhika.

"papa tidak menyangka sekarang princes kecil papa sudah menikah dan menjadi seorang wanita dewasa" ujar Dhika.

"Leonna sayang papa, apa Leonna masih bisa bermanja-manja sama papa?" Tanya Leonna

"pasti sayang, kamu bisa bermanja ke papa sepuas kamu. kamu akan tetap menjadi princes kecil papa" ucap Dhika melepas pelukannya dan menghapus air mata Leonna yang sudah menangis.

Leonna berjalan mendekati Thalita dan menangis di pelukan Thalita. "berbahagialah selalu sayang" ucap Thalita membuat Leonna mengangguk.

Verrel rengkuh di depan Dhika. "Papa percaya sama kamu rel, jangan kecewakan papa dan tolong jaga Princes kecil papa" ucap Dhika

"Pasti om, eh pa" ucap Verrel tersenyum.

Setelah acara ijab Kabul, acara selanjutnya adalah acara resepsi yang di laksanakan di salah satu hotel berbintang 5 milik keluarga Oktavio. Acara resepsi bertema party night di balkon sebuah hotel yang sudah di hias semewah dan seromantis mungkin. Banyak yang mengucapkan selamat kepada Verrel dan Leonna, walau wajah Leonna tidak terlihat sangat bahagia.

"bolehkah papa meminjam istri kamu, rel. Papa ingin berdansa dengannya" ucap Dhika

"iya pa, silahkan" ucap Verrel

"princes Leonna, maukah kamu berdansa dengan papamu ini?" Tanya Dhika mengulurkan sebelah tangannya dan Leonna langsung menyambutnya.

Dhika membawa Leonna ke lantai dansa dan mulai berdansa di sana. "apa kamu bahagia?" Tanya Dhika dan Leonna mengangguk. "Jangan berbohong sama papa" celetuk Dhika.

"Leonna bahagia pa, kak Verrel sangat baik" ucap Leonna membuat Dhika tersenyum.

"syukurlah" ucap Dhika.

"percy, ajakin calon tunangan kamu berdansa, buktikan ke mama kalau kamu sudah tidak sama Rindi" bisik Dewi membuat Percy terpekik kaget.

"ma-" protes Percy

"ada apa Percy? Bukankah setelah ini kamu juga akan menyusul Verrel dan Leonna. Ayo cepat lakukan" ujar Dewi dengan tatapan ancamannya. Dewi memang terkenal sebagai tukang ancam.

Percy menghembuskan nafasnya kesal dan berjalan mendekati Rasya yang tengah berdiri bersama Pretty, Rindi dan Randa.

"emm" Percy mendadak bingung bagaimana mengatakannya.

"ada apa honey?" Tanya Rindi yang sangat berharap di ajak berdansa oleh Percy.

"Sya, kamu mau berdansa denganku"

Deg

Rindi maupun Rasya sama-sama terpekik kaget mendengar penuturan Percy.

"tapi kan Per?" Tanya Rasya yang merasa tak enak.

"ini permintaan mama" bisik Percy

"terima saja, Sya" ucap Rindi membuat Rasya menengok ke arah Rindi yang memasang senyumannya. "gue gak akan cemburu" tambah Rindi dan Rasyapun menganggukan kepalanya.

Rasya dan Percy berdansa disana di depan semua orang. Wajah Rasya dan Percy begitu berdekatan membuat Rasya mampu mencium aroma mint dari nafas Percy. Sedangkan Rindi berlalu pergi memilih menyendiri di tempat yang cukup sepi seraya meminum minumannya.

"si loa loa beneran nih mau besanan sama si Dewi" kekeh Okta

"iya sepertinya" ujar Angga terkekeh.

"apa kabar mister kepo" sapa Farel

"hallo mister psyco,, kapan dateng?" Tanya Okta

"tiga hari yang lalu, bagaimana otak loe? masih geser?" pertanyaan Farel yang sekarang berani membalas penuturan Okta.

Angga, Seno, Chacha dan Irene yang ada di sana di buat tertawa mendengar penuturan Farel.

"sialan loe, mister psyco." Cibir Okta

"Masih geser ternyata" tambah Farel santai dan mulai berbicara satu sama lain.

Terlihat Leon mengajak Thalita untuk berdansa. Hingga tak lama semua pasangan turun untuk berdansa. Dhika masih berdansa dengan Leonna, Leon dengan Thalita, Verrel mengajak Pretty berdansa, Randa bersama Samuel, Datan bersama Chella, Vino bersama Jen, Farel bersama Claudya, Serli bersama Daniel, Okta bersama Chacha, Seno bersama Irene, Dewi dengan Edwin dan Elza dengan Jack. Hanya Adrian dan Rindi yang tidak ikut berdansa.

Dansapun berubah menjadi dansa yang memutar pasangan mereka. Kini Leonna berdansa dengan Leon dan Thalita bersama Dhika.

"loe harus bahagia yah ona, kalau kak Verrel nyakitin loe lagi kasih tau gue" ucap Leon

"oke es batu" jawab Leonna.

Tidak hanya mereka, kali ini Chella yang mematung saat pasangannya adalah Vino. Keduanya masih saling bertatapan cukup lama. Keduanya merasakan kecanggungan yang teramat.

"Hai" sapa Vino dengan senyuman manisnya membuat Chella tersenyum kecil.

Vino mulai merengkuh pinggang Chella membuat tubuhnya menempel dengan tubuh Vino. Jarak wajah mereka begitu dekat dengan pandangan yang saling terpaut satu sama lain.

Entah apa yang terjadi, tapi kali ini jantung Chella berdetak kencang. Seketika Chella memalingkan pandangannya dan menunduk walau badannya masih bergerak kesana kemari berdansa dengan Vino.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Vino

"Aku baik" gumam Chella sedikit menjauhkan tubuhnya dari tubuh Vino tetapi Vino masih menahannya membuat Chella menengadahkan kepalanya dan kembali bertatapan dengan Vino.

"Aku merindukanmu" gumam Vino membuat Chella mematung dan seketika berganti pasangan. Dimana Leonna yang berpindah ke Vino dan Chella ke Leon.

Vino menatap geram Leon yang berdansa dengan Chella. "Abang anggurin aku" rengek Leonna yang sebenarnya tau arah pandang Vino.

"Maaf princes" ucap Vino tersenyum dan mulai berdansa dengan sang pengantin.

"Abang tenang saja, si es batu gak suka sama Chella" ucap Leonna berusaha menunjukkan sikap biasa saja. Kali ini Verrel yang sedang berdansa dengan Randa melirik ke arah Leonna dan Vino.

"tenang bro, dia gak bakalan kabur" bisik Randa membuat Verrel tersenyum kecil.

Leon yang berdansa dengan Chella masih memasang wajah dingin dan datarnya. Apalagi Leon tak merapatkan tubuh mereka. Chella menatap wajah tampan Leon yang terlihat cuek saja. Tetapi jantungnya tak berdetak kencang seperti ke Vino tadi.

'Bukankah aku selalu berharap bisa berdekatan sedekat ini dengan Leon dan menatap wajah tampannya dari jarak dekat. Tetapi kenapa sekarang rasanya biasa saja. Ada apa denganku?' Batin Chella.

Leonna kembali berpindah dan berdansa dengan Datan. "Heh ona, inget yah sekarang fokus ke suami loe. Kalau nanti Chella dan abang loe jadian, loe harus bisa ikhlasin" ujar Datan

"Gue belum siap" ucap Leonna

"Jangan maruk loe,, kasian suami loe" ujar Datan

"Gue kagak maruk,, tapi cinta gue tak sampai" celetuk Leonna sebal

"Iya pokonya itu lah,, loe jangan sampai nyakitin abang gue si Verrel. Awas loe berani nyakitin dia, gue kandangin loe sama si conel" ancam Datan membuat Leonna mencibir.

Di para orangtua, kini giliran Dhika yang berdansa dengan Dhika dan Thalita dengan Farel.

"bagaimana keadaan kamu, Lita?" Tanya Farel

"Aku baik mas,, mas sekarang terlihat lebih bersinar dan bahagia"ucap Lita.

"Ya, mas bahagia bersama keluarga mas. Untungnya dulu mas gak sampai merebut kamu dari Dhika, kalau itu terjadi mas gak tau sekarang hidup kita akan bahagia atau tetap seperti dulu kelam" ucap Farel

"Aku bahagia melihat mas seperti ini" ucap Thalita

"Cinta kamu ke Dhika sungguh besar. Mas awalnya berpikir kamu itu bodoh karena mau maunya bertahan hidup selama beberapa tahun bersama iblis hanya demi laki-laki yang sudah menyakitimu" uap Farel. " tapi sekarang aku paham, kenapa kamu melakukannya. Cinta memang bisa membuat orang nekat dan berani berkorban. Sekarang mas salut sama ketulusan cinta kamu ke Dhika" ucap Farel

" aku begitu mencintainya, mas" ucap Thalita melirik Dhika yang tengah berdansa dengan Claudya. " dia adalah hidupku. Imam yang akan selalu aku ikuti sampai mati" ucap Thalita tersenyum menatap Dhika.

"Jagalah keluargamu, dan berbahagialah. Karena di masa tua mas juga ingin menghabiskan waktu mas bersama nanda. Karena suatu saat nanti Vino dan Jen akan menikah dan punya kehidupan sendiri" jelas Farel dengan senyuman berbinarnya.

"Aku senang melihat mas seperti ini" ucap Thalita.

"Hai amoeba" sapa Okta saat kini dirinya berdansa dengan Claudya.

"Hai mister kepo" ucap Claudya tersenyum.

Okta dengan sengaja merapatkan tubuhnya dengan Claudya. " aku ingin membuat suamimu mengamuk" bisik Okta yang masih senang mengganggu Farel membuat Claudya terkekeh.

Benar saja, Farel yang masih berdansa dengan Thalita langsung menghentikan gerakannya dan berjalan mendekati Okta. Farel menarik tubuh Claudya menjauh dari Okta.

"Aishh dasar mister psyco, mengganggu kebahagiaan orang lain saja" keluh Okta dengan santai membuat Claudya terkikik dan semuanya menghentikan dansa mereka dan fokus ke arah Okta dan Farel.

" minta di tinju loe, kepo" ucap Farel kesal

"Kagak, gue cuma minta di peluk saja sama istri loe" ucap Okta dengan santai.

"Si gator nyari gara-gara" ucap Angga

"kalau begitu lawan dulu gue" ucap Farel melepas jasnya. " mundur nanda, akan aku beri pelajaran buaya kepo ini" tambah Farel memberikan jasnya ke Claudya yang masih terkekeh.

"Siapa takut,, loe jual gue beli asal harganya kagak mahal" jawab Okta membuat yang lain terkekeh.

Mereka tak menganggap ini serius karena mereka sudah terbiasa seperti ini saat bertemu.

"Ayo dad,, keluarkan jurus raja buayanya" Teriak Datan .

"Satu dua tiga" keduanya melakukan suit kertas gunting batu.

"Gue menang,," sorak Okta membuat Farel mendengus kesal. " come here amoeba, peluk aku" ucap Okta membuat yang lain terkekeh dan menggelengkan kepala mereka.

"Maafkan aku sayang, kamu kalah sih" kekeh Claudya seraya memeluk okta membuat Okta tersenyum menyebalkan ke arah Farel.

Claudya kembali melepas pelukannya. Dan tiba-tiba saja Chacha memeluk tubuh Farel.

"Nelaaa !!!" Pekik Okta tetapi Chacha cuek saja memeluk Farel yang juga di balas oleh Farel yang tersenyum menyebalkan ke Okta dan bahkan mereka lama sekali berpelukannya.

"Udeh kenapa sih" Okta menarik lengan Chacha membuat Chacha mendengus kesal.

"Kamu bisa peluk-peluk istri orang, kenapa aku nggak" ucap Chacha cuek.

"Isshh dasar nenek lampir ganjen" celetuk Okta

"Dasar aki aki keladi" balas Chacha membuat yang lain semakin tertawa.

***

Saat ini Leonna dan Verrel sudah berada di dalam kamar hotel yang sudah di sediakan untuk pengantin baru. Suasana romantis selalu melekat di kamar-kamar pasangan pengantin baru.

Leonna baru saja keluar dari kamar mandi dan terlihat Verrel sedang berbicara dengan seseorang di telpon. Leonna yang sudah segar dan berganti pakaian memilih duduk di atas ranjang.

Verrel memasuki kamar mandi setelah memutuskan sambungan telponnya. Leonna masih merenung memikirkan malam ini, haruskan dia melakukan malam pertamanya dengan Verrel. Seperti nasihat sang mama kemarin.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan Verrel yang sudah berpakaian lengkap. Verrel melihat Leonna yang masih duduk di sisi ranjang. Suasana berubah menjadi canggung.

"Istirahatlah Delia, kamu pasti lelah. Aku akan tidur di sofa" ucap Verrel seraya mengambil bantal untuknya.

"Kak-" ucapan Leonna tertahan

"Tidak apa-apa,, aku mengerti kamu belum terbiasa dan merasa canggung. Aku tidak akan membuatmu semakin tak nyaman. Bukankah kita baru memulai hubungan pertemanan ini. Aku akan selalu ada untukmu Delia, jadi jangan merasa terbebani" ucap Verrel dengan senyumannya.

"Makasih kak" ucap Leonna yang di angguki Verrel.

"Tidurlah" ucap Verrel. " good night" Verrel berjalan menuju sofa panjang yang ada disana.

Leonna masih memperhatikan Verrel yang sudah merebahkan tubuhnya disana. Entah kenapa hati Leonna merasa menghangat dan nyaman dengan perlakuan Verrel yang begitu baik.

Leonna ikut merebahkan dirinya dan mulai terlelap. Kini Verrel yang terbangun dan duduk di atas sofa dengan menatap Leonna yang tertidur.

Verrel berjalan ke sisi ranjang dan dapat menatap wajah cantik dan tenang Leonna saat tertidur.

'Aku tau saat ini aku bukan siapa-siapa untuk kamu. Tapi aku akan berusaha untuk selalu membahagiakan kamu dan membuatmu nyaman Delia. Walau aku bisa di katakan bukan suami yang baik, tetapi kebahagiaanmu lah yang utama. Karena aku mencintaimu Leonna, bahkan dari 12 tahun yang lalu. Cinta ini hanya akan selalu menjadi milikmu' batin Verrel.

***