webnovel

A Love For My Little Brother

Untuk aku, adik laki-lakiku yang bernama Ricky itu, adalah sesuatu yang berharga bagi hidupku. Kalau diibaratkan benda, Ricky itu adalah sebuah permata berlian 24 karat seberat setengah kilogram yang harus dijaga dan dilindungi. Ribuan personel TNI--baik AU, AD, maupun AL--rela aku kerahkan untuk menjaga benda paling diincar itu. Agak berlebihan memang, namun itulah yang aku rasakan. Sudah bertahun-tahun aku berpisah dengannya dan tidak disangka-sangka saat aku kembali, dia sudah tumbuh besar dan semakin tampan. Aku ingin sekali memeluknya dan mencium-ciumnya sama seperti apa yang aku lakukan saat kami masih kecil. Tapi kenapa dia malah menjauh? Wajahnya selalu memerah setiap aku memanjakannya. Malu kah? Atau mungkin jijik? Yah, apapun itu sudah membuatku senang dengan ekspresi baru itu. Aku dapat kabar kalau dia sedang jatuh cinta dengan teman sekelasnya. Apa itu benar? Kalau benar, aku tidak akan membiarkan itu terjadi! Dia masih terlalu muda untuk mempunyai kekasih dan aku menjadi orang pertama yang menolak dengan keras hubungan itu walau kedua orang tuaku mendukungnya untuk memiliki kekasih. Kenapa tidak kakak saja yang mencarikan kekasih untukmu? Aku yakin kamu tidak akan menyesal dengan pilihanku ini! Cerita yang mengisahkan tentang kakak-beradik yang tinggal di keluarga serba berkecukupan. Cerita yang mengisahkan tentang betapa cintanya Sang Kakak kepada adiknya yang sudah bertahun-tahun ia tinggalkan untuk menempuh pendidikan dan meraih mimpi. Cerita yang mengisahkan tentang betapa malu dan jengkelnya Sang Adik kepada kakaknya karena kelakuannya yang menganggapnya sebagai anak kecil. Melihat Sang Kakak bersifat kelewat batas seperti itu, akankah Sang Adik bisa memiliki kekasih yang ia idamkan? A Love For My Little Brother

tahraanisa · 青春言情
分數不夠
155 Chs

Waktu Berdua Bersama Adik

Setelah mendapatkan pesanan kopi mereka, Aurel memilih tempat duduk di dekat jendela besar yang tampak kegelapan. Cahaya matahari yang hampir di atas kepala tidak semuanya masuk melewati jendela tersebut, sehingga meninggalkan kesan adem ketika melihat keluar jendela. Aurel menyeruput kopi latte miliknya terlebih dahulu sebelum ia membuka suara.

"Aku hampir lupa sama anak yang namanya Yoga itu karena belakangan ini aku sibuk banget sama urusan acara alumni kampus. Tapi waktu di tempat optik tadi, aku baru ingat lagi kalau Yoga itu adalah salah satu anak didikku di eksul fashion sekolah kamu itu."

Andi hampir tersedak oleh minuman cappucino dinginnya. "Yoga ikut fashion?"

"Iya. Bareng Caca," jawab Aurel. "Aku sama Jane pelatih ekskul itu. Emangnya Jane gak kasih tahu kamu tentang kesibukannya di sekolah kamu?"

"Nggak, Kak. Jane gak ngomong apa-apa tentang ekskul. Selama Kak Aurel gak ada, dia sering ngobrol sama aku tentang pekerjaan. Aku juga gak ngeliat dia ke sekolah."

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者