BERDAMAI DARI HATI

Damian menggenggam tangan Liemey dengan erat. Keringat dingin sudah turun membasahi dahinya. Dua bulan terakhir ini ia berusaha untuk mempersiapkan diri untuk menemui Deswita.Ia merasa tidak siap,namun saat ia hendak membalikkan tubuhnya, Liemey menggelengkan kepalanya.

"Aku bersamamu..." katanya lembut. Damian pun menghela napas panjang lalu mengembuskannya perlahan.

Seorang perawat membuka pintu kamar di hadapan mereka perlahan. Damian tersentak saat melihat ke dalam. Ia melihat wanita yang telah melahirkannya duduk di atas ranjang sambil menatap langit kamarnya. Tatapannya kosong, tubuhnya tampak semakin kurus.

"Bu Deswita jarang sekali mau makan,dia baru mau makan jika disuapi dan itupun tidak banyak. Setiap hari, dia hanya menatap keluar jendela atau ke langit-langit kamarnya seperti itu. Jika diajak keluar kamar oleh perawat, ia hanya mau duduk di dekat taman mawar di pojok sana."

"Apa dia mau bicara?" tanya Damian.