webnovel

Kegaduhan Dalam Kerajaan

  Semakin hari semakin resah Maharani Sasandoro yang ingin memburu anak dari selir yang kabur dari kerajaan, akan tetapi Maharani tersebut mendapati perintah dan didesak oleh seseorang yang telah memberikan dirinya kecantikan yang bertahan hingga ratusan tahun agar mencari anak dari sebuah ramalan 'Maharaja Prabu' yang pernah dituliskan dalam riwayatnya bahwasanya akan ada 6 pemuda yang akan mengalahkan kejahatan dimuka bumi, yang apabila di pulau Jawa pemuda tersebut akan memiliki tanda lahir tompel besar ditangannya.

  Sang Maharani itu mengetahui bahwa anak dari selir Maharaja Saka memiliki tanda seperti yang pernah diramalkan oleh 'Maharaja Prabu' didalam riwayat kisahnya.

  Tidak lama kemudian 'Seseorang' itu memanggil dengan kekuatan telepatinya terhadap Maharani Sasandoro agar segera lakukan tugasnya untuk membunuh anak dari ramalan tersebut agar tidak ada ancaman untuk dirinya

  "Sasandoro, lakukan tugasmu!, lakukan dengan cepat sebelum terlambat!" Ujar seseorang yang telah memberikan kekuatan untuk Maharani Sasandoro.

  "Baik Gusti" Jawab Maharani Sasandoro dengan kemampuan telepati nya.

  Maharani Sasandoro pun gencar membuat sayembara untuk memburu anak yang memiliki ciri-ciri yang sudah dituliskan dalam ramalan.

  Disisi lain pihak Maharaja Saka ingin menemukan penerusnya untuk Kerajaannya, karena selama Maharaja Saka memadu para selirnya hanya mendapati anak perempuan, tetapi ada satu anak laki laki yang lahir dari salah satu selir yang kabur dari kerajaan.

  Maharaja Saka pun bingung kemana selir dan anaknya itu pergi, akhirnya membuat sayembara untuk menemukan seorang anak yang memiliki tanda lahir yang sama seperti yang sudah disayembarakan oleh sang Maharani tetapi ada perbedaannya yaitu anak tersebut mengenakan kalung jimat pemberian dari Maharaja Saka.

  Maharaja Saka mengalami sakit yang dimana disebabkan oleh Maharani Sasandoro yang telah menyihirnya, tetapi Maharaja Saka masih bertahan dan menunggu agar ada orang yang menemukannya anak laki lakinya untuk mewariskan tahtanya terhadap Kerajaan Kaliasat.

  "Uhkhuk...ukhukk.. ukhuk.. sepertinya umurku tidak lama lagi, tetapi kemana kah aku harus memberikan Kerajaan Kaliasat ini untuk pemimpin selanjutnya, semoga Sang Dewata memberikan petunjuk untuk kerajaan ini" Ucap Maharaja Saka yang kesakitan karena penyakitnya.

  Pihak Kerajaan Kaliasat gaduh akan isu sakitnya Maharaja Saka yang tidak diketahui jenis penyakit apa yang diidapnya. Badannya mulai memerah dan keluar tanda hitam di badannya.

  Semua tabib, dukun dipanggil untuk menyembuhkan penyakit dari Maharaja Saka, akan tetapi semua gagal bahkan penyakit tersebut membunuh para tabib dan dukun yang mencoba ingin menyembuhkan Sang Maharaja Saka.

  Akhirnya pegawai pihak kerajaan menyuruh rakyat untuk mencari anak yang memiliki tanda lahir tompel besar ditangannya agar kerajaan Maharaja Saka tetap berlangsung, namun penasehat Maharaja Saka memberitahukan untuk mengangkat anak laki laki dari keluarga lain untuk dijadikan Pemimpin selanjutnya.

  Maharaja Saka pun menolaknya, karena bisa jadi anak tersebut akan ditunggangi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab yang akan sewenang-wenang mengatur kerajaan dan akan dijadikan boneka oleh orang yang telah mengangkatnya sebagai Maharaja.

  Maharani Sasandoro pun tidak kehabisan akal, dia meminta kepada 'seseorang' misterius yang telah memberikan dirinya kekuatan untuk diberikan keturunan laki laki agar anak tersebut kelak menjadi pengganti Maharaja Saka.

  "Nyuwun Gusti, Aku meminta permintaan untuk diberikan lah aku seorang putera agar bisa menjadikan dia sebagai Raja selanjutnya" Maharani Sasandoro yang bersimpuh didepan cermin untuk berkomunikasi dengan 'seseorang' misterius.

  "Apakah permintaan sebelumnya sudah kau penuhi, Sasandoro?" Tanya dari 'Seseorang' misterius tersebut.

  "Belum Gusti, tapi aku akan melakukan sesuai permintaan setelah ada pengganti dari anak tersebut untuk pewaris tahta Kerajaan Kaliasat selanjutnya"

  "MAU SAMPAI KAPAN SASANDORO!!, CEPAT CARI ANAK TERSEBUT!" Jawab dari seseorang yang sedang marah sehingga membuat cermin retak.

  "Ampun, ampun Gusti, ba.. baik.. baik.. aku lakukan sesuai permintaan Gusti." Sasandoro menjawab dengan badan gemetar.

  Sasandoro mencari seorang anak laki laki yang akan dia angkat menjadi anak agar bisa dijadikan Maharaja selanjutnya, dan mengakui bahwasanya anak tersebut adalah anak kandung Sasandoro dan Maharaja Saka yang selama ini disembunyikan oleh Sasandoro agar tidak ada kudeta terhadap anaknya sendiri, akan tetapi semua itu hanya sandiwara Sasandoro untuk mengelabuhi pegawai kerajaan.

  Maharani Sasandoro membawa anak laki laki yang baru diangkatnya sebagai anaknya kehadapan Maharaja Saka yang sedang istirahat dikamarnya.

  "Yang Mulia Maharaja Saka, Ini aku membawakan anak laki-laki dari hubungan kita berdua, jadikanlah anak ini sebagai pemimpin selanjutnya dari Kerajaan Kaliasat" Maharani membawa seorang anak dihadapan Maharaja Saka.

  "Anak laki laki kita?, Sejak kapan kita punya anak laki laki?, Semua anak kita perempuan, baik dari Engkau maupun selir selirku, hanya ada satu selir yang memiliki anak laki laki dari padaku" Jawab Maharaja Saka yang tertatih tatih dalam berbicara.

  Maharani Sasandoro pun tidak ada cara lain selain segera membunuh Maharaja Saka langsung dengan sihirnya, agar dia bisa menggantikan posisi Maharaja, dan mengatur semua sistem didalam kerajaannya. Sehingga Maharani punya leluasa untuk memerintahkan rakyatnya.

  Keesokan harinya Maharaja Saka dikabarkan meninggal dunia karena penyakit yang dialaminya, akan tetapi pegawai kerajaan melihat hal itu adalah hal yang janggal, akhirnya para pegawai melakukan musyawarah agar Maharani Sasandoro tidak diangkat menjadi pemimpin selanjutnya.

  Disisi lain cerita. Semua Kerajaan datang untuk melakukan upacara pemakaman dari Maharaja Saka, semua orang tahu jika pemimpin mereka telah wafat, tetapi semua orang tidak tahu siapa yang akan jadi pemimpin selanjutnya.

  Maharani Sasandoro yang berambisi untuk menemukan anak yang diperintahkan untuk dilenyapkan itu segera ingin menyuruh pasukannya segera mencari kesemua antero negeri, karna dia takut apabila tidak segera ditemukan dia yang akan dilenyapkan oleh 'seseorang' misterius itu.

  Maharani Sasandoro sekarang ingin membuat propaganda tentang anak yang sedang dicari olehnya, dia ingin melakukan hal tersebut hanya untuk cepat melakukan tugasnya.

  Dia menyuruh semua rakyatnya apabila menemukan seorang anak yang memiliki ciri ciri seperti apa yang sudah disayembarakan yaitu memiliki tanda lahir tompel besar ditangannya, harus di habisi. karena anak itu perwujudan dari Iblis yang akan menghancurkan kerajaan Kaliasat.

  "Wahai Rakyatku, apabila diantara kalian menemukan seorang anak yang memiliki tanda lahir tompel ditangannya, jangan kalian tangkap, tetapi habisi saja anak tersebut!, karna yang menimpa Maharaja Saka sehingga beliau meninggal adalah perbuatan dari anak tersebut, anak itu adalah kutukan untuk Kerajaan ini." Sasandoro dengan nada provokasinya menghasut rakyatnya untuk mencari dan menghabisi anak yang telah dijelaskan.

  Rakyatnya yang mendengar akan hal itu seketika menjadi ketakutan dan hilangnya minat untuk mendapatkan hadiah dari sayembara tersebut. Karena mereka juga takut apa yang menimpa Maharaja Saka akan menimpa dirinya juga.

  Disisi lain ternyata Abah Jiwo ikut mendengarkan seruan hasutan dari Maharani Sasandoro. Abah Jiwo langsung pulang dan memberitahukan kepada Linglung untuk lebih berwaspada saat keluar.

  "Lung, kamu harus tetap didalam rumah! Maharani Sasandoro sudah mengadu domba orang-orang agar mencari anak yang punya tompel ditangan seperti milikmu, apabila kamu ditemukan oleh warga kamu bakalan dihabisi" Ujar Abah Jiwo yang terengah-engah sehabis berlari terburu-buru memberitahukan informasi kepada Linglung.

  Linglung yang mendengar kabar itupun harus memikirkan cara lain agar bisa mengatasi semua masalah ini.

Jika yang mencari dari pasukan Kerajaan tidak masalah untuk Linglung akan tetapi beda cerita jika warga yang tidak bersalah ikut menjadi korban juga.

  Linglung yang sudah menemukan solusi dari masalahnya akan mendatangi ke dalam Kerajaan Kaliasat dan langsung bertemu dengan Maharani Sasandoro untuk bertanya kenapa dirinya dijadikan buronan, karena Linglung merasa dirinya tidak tahu kenapa harus dia diburu untuk di habisi nyawanya.

Akan tetapi Abah Jiwo menahannya untuk bersabar dulu, karena mereka berdua tidak tahu tujuan dari Maharani Sasandoro ingin memburu Linglung.

  "Tunggu dulu!, jangan langsung menyerang ke markas musuh, bisa mati konyol kamu!" Abah Jiwo yang menahan badan Linglung.

  "Jangan halangi Bah!, Linglung mau cari tahu ada apa kerajaan Kaliasat ingin memburu dan melenyapkan Linglung!" Linglung yang berontak ingin lepas dari genggaman Abah Jiwo.

  Setelah itu Abah jiwa mulai berpikir untuk apa pihak kerajaan menyuruh orang-orang dikirim untuk menghabisi Linglung, apakah karena tahta atau memang karena benci. Abah Jiwo yang tidak tega Linglung menjadi target sasaran orang banyak ingin segera menyelidiki alasan dibalik semuanya.