webnovel

Wanita yang Berdiri di Sudut Kelas

Setelah mendengarkan penjelasan tentang aura dari Adellia, aku menjadi tertarik untuk mencari tahu hal-hal yang berbau supranatural. Dari banyaknya artikel dan diskusi di suatu forum, aku menemukan banyak penjelasan beserta teori untuk mendapatkan kemampuan supranatural. Rata-rata diantaranya berisikan tentang praktik meditasi, membaca mantra dan berbagai jenis macam puasa.

Bahkan di beberapa website, aku melihat ada yang menawarkan jasa pelatihan keilmuan berbayar. Pelatihan yang ditawarkan mulai dari harga ratusan ribu rupiah sampai dengan harga belasan juta rupiah. Sungguh menarik pikirku, aku seperti telah menemukan dunia baru yang selama ini tersembunyi dari mata khalayak umum.

Dari semua yang kubaca, aku sangat tertarik dengan pembahasan mengenai khodam atau spirit. Khodam atau spirit itu sebenarnya hanya istilah keren saja, sebab biasanya mereka dipanggil hantu, jin ataupun setan oleh orang awam. Setelah membaca dari berbagai sumber, yang dapat kusimpulkan adalah kalau mereka bisa dijadikan sebagai teman atau pendamping manusia. Tapi tak ada yang mau menjelaskan bagaimana cara melakukannya, mungkin itu salah satu rahasia dapur mereka, pikirku.

Dari semua metode yang kubaca, saat ini aku hanya bisa mempraktikkan metode latihan meditasi saja. Alasannya karena latihan meditasi itu gratis dan tak perlu menggunakan peralatan apapun. Yang dibutuhkan hanyalah tempat yang hening dan nyaman. Malam ini, aku berencana melakukan meditasi di kamarku sendiri. Sesuai dengan petunjuk salah satu artikel yang simple dan masuk akal bagiku. Isinya menjelaskan bahwa, meditasi yang hanya berfokus kepada keluar masuknya nafas. Jika ada pikiran yang berlalu-lalang, cukup dihiraukan saja. Jangan direspon, apalagi dilawan, yang ada efeknya akan membuat pikiran makin liar. Yang terpenting adalah bagaimana caranya agar bisa memusatkan perhatian pada nafas.

Saat malam tiba, aku mengambil posisi meditasi duduk bersila lalu meletakkan kedua telapak tanganku diatas lutut. Sebelum melakukan meditasi, aku tak lupa mengecek jam di handphoneku terlebih dahulu, guna memastikan durasi latihanku. Setelah memastikan jam yang berada pada jam duabelas malam, aku mulai memejamkan kedua mataku, lalu mencoba untuk fokus pada alur pernafasanku. Suara dari pikiranku pun satu persatu muncul menghantuiku. Layaknya ada orang lain yang sedang mengajakku untuk berdialog dengannya. Tetapi sebelumnya aku sudah mengantisipasinya, jadi aku bisa lebih mudah memperkuat kesadaranku agar tak larut dalam suara-suara yang muncul di pikiranku.

Semakin lama, aku merasakan nafasku yang tadinya berat berubah menjadi lebih halus. Pikiranku yang tadinya liar juga perlahan-lahan menjadi tenang. Aku merasakan munculnya sensasi damai dan keheningan yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Semua distraksi yang ada dipikiranku menghilang, hanya menyisakan perhatian penuh pada sensasi yang ada di seluruh tubuhku.

Sampai pada titik dimana penglihatanku tiba-tiba berubah seketika. Yang ada dipandanganku saat itu hanyalah lorong gelap yang tak memiliki penerangan sama sekali. Aku merasa bingung dan sedikit panik, sebab apa yang kualami itu terjadi secara tiba-tiba. Berbeda dengan mimpi, disini aku sepenuhnya sadar dan bisa menggerakkan tubuhku sesuai dengan keinginanku sendiri. Aku percaya apa yang kualami ini bukan mimpi, sebab aku sadar bahwa aku sedang bermeditasi sebelumnya. Intuisiku berkata, bahwa sebenarnya saat ini aku sedang berada di alam ghoib.

Sejujurnya aku merasa takut untuk bergerak dan menjelajahi sekitarku, sebab yang ada dipandanganku tak ada apa-apa selain kegelapan. Aku bahkan tak bisa melihat tubuhku dengan jelas. Belum lagi, aku pernah mendengar bahwa jiwa seseorang bisa saja terperangkap di alam ghoib. Jadi wajar saja jika rasa takut dan keraguan muncul didalam hatiku. Tetapi di saat aku sedang mengalami dilema, muncul suara pria dengan nada yang lantang memanggilku.

"Berjalanlah kedepan." ucapnya

Aku masih ragu, dari mana asal muasal munculnya suara itu. Apakah yang berbicara itu makhluk astral yang ingin berinteraksi denganku? Apakah dia memiliki niat jahat atau niat yang baik?. Aku hanya bisa bertanya-tanya kepada diriku sendiri. Tetapi anehnya suara yang memanggilku itu mengerti akan apa yang kupikirkan.

"Jangan takut, aku tak berniat menyakitimu." ucapnya

Mendengar ucapannya yang berusaha meyakinkanku, membuatku semakin curiga. Sebenarnya apa tujuannya untuk memanggilku. Mengapa dia tak mendatangiku langsung. Dari yang kupelajari sebelumnya, para praktisi supranatural tidak menyarankan untuk memercayai perkataan dari para makhluk-makhluk astral. Sebab kebanyakan dari mereka sering berbohong dan menggunakan tipu muslihat untuk memperdaya manusia.

"Kita sudah pernah bertemu sebelumnya didepan istanaku." ucapnya

Didepan istana? Hmmm… apa istana yang dimaksud itu adalah istana yang pernah kulihat di mimpiku sebelumnya?. Seingatku, yang pernah kutemui di depan istana itu adalah sosok pria berjubah merah. Aku masih mengingat perkataan Adellia kemarin, kalau sebenarnya sosok ini tidak berniat jahat dan hanya ingin menjaga saja. Jadi aku memutuskan untuk mengikuti ucapannya, lagipula aku tak tahu bagaimana cara kembali ke tubuh fisikku di dunia nyata.

Dengan hati-hati, langkah demi langkah berhasil kupijakkan, hingga aku tak tahu sudah berapa lama aku telah berjalan. Aku melihat munculnya suatu sinar putih dari ujung lorong. Saat mulai mendekati sinar itu, aku merasa seperti ditarik dan dihisap masuk kedalamnya. Sejenak kemudian, akupun tersadar bahwa aku sedang berdiri didepan sebuah pintu gerbang istana.

"Selamat datang" ucap seseorang dari arah belakangku.

Aku refleks menoleh kebelakang dan melihat seorang pria berjubah merah yang sedang berdiri tegak sambil menyilangkan kedua tangannya. Spontan, aku mundur beberapa langkah darinya dan menatapnya dengan was-was. Jika kuperhatikan, tampangnya tampak seperti lelaki paruh baya dengan rambut panjang seperti gaya pendekar silat. Yang paling mencolok dari wajahnya adalah tattoo yang seperti berbentuk matahari di dahinya.

Melihat figurnya yang nampaknya tak berniat jahat, akupun mencoba memberanikan diri bertanya kepadanya "Apa sebenarnya tujuanmu untuk selalu mengikutiku?" ucapku pelan

"Dulu aku telah berjanji dan ditugaskan oleh seseorang untuk melindungimu." jawabnya sambil menatapku datar.

"Siapa seseorang yang menugaskanmu itu?" tanyaku dengan penasaran.

"Kau tak perlu tahu." jawabnya dengan suara yang lantang.

Rasa takutku pun berkurang setelah mengetahui tujuan sebenarnya. Penampilan dan gaya bicaranya yang sangat kaku mengingatkanku dengan karakter di film-film kerajaan yang terkesan jadul. Karena masih sangat penasaran akan dirinya, akupun mencoba menggali informasi lebih dalam lagi.

"Boleh aku tau siapa nama aslimu?" tanyaku sambil memerhatikan ekspresi wajahnya.

"Kau belum pantas untuk mengetahui namaku, yang penting saat ini kau telah paham tujuanku. Sekarang sudah waktunya kau kembali ke duniamu." jawabnya dengan respon yang dingin.

Melihat responnya, aku mengerti kenapa Adellia mengatakan sifatnya galak dan tidak suka diganggu. Terlintas dipikiranku, mungkin inilah rasanya berbicara dengan wanita yang sedang datang bulan.

Tiba-tiba dia menatapku dengan tajam, sepertinya dia bisa mendengar apa yang sedang kupikirkan. Aku hanya bisa nyengir dan memandang sekitarku seakan-akan sedang mencari sesuatu.

"Bukannya aku tak mau kembali, tapi bagaimana caranya aku bisa kembali ke duniaku?" tanyaku dengan bingung sekaligus mengalihkan perhatian.

"Cukup niatkan dengan kuat dan tegas untuk kembali ke ragamu" jawabnya dengan singkat

Akupun mengikuti perkataannya dan tiba-tiba saja, tubuhku bergetar dengan kencang, begitu juga pandanganku yang berubah menjadi gelap. Saat getarannya perlahan menghilang, aku akhirnya tersadar bahwa aku telah berhasil kembali ke ragaku yang sedang duduk bersila diatas kasur. Sungguh pengalaman yang luar dari biasa dan tak akan bisa terlupakan. Aku tak menyangka bisa mendapat pengalaman seperti ini di meditasi pertamaku.

Beberapa saat setelah mengingat dan memikirkan pengalamanku tadi, aku juga tak lupa untuk mengecek handphone yang terletak disebelahku. Ternyata jam telah menunjukkan angka satu. Artinya durasi meditasiku tadi sudah berkisar satu jam, pantas saja kakiku mati rasa saat digerakkan. Begitu juga dengan sekujur tubuhku yang terasa sangat pegal.

Saat aku sibuk meregangkan tubuhku, tiba-tiba aku mendengar suara tawa cekikikan dari luar.

"Kikikikikikikik…."

Seingatku, sebelum meditasi tadi, semua penghuni kost sudah tidak terdengar suaranya. Aku berpikir bahwa mereka semua sudah tidur dan beristirahat. Tapi aku mulai berpikir lagi, suara cekikikan itu bukanlah suara seorang laki-laki. 'Jadi, itu sebenarnya suara dari siapa?'. Aku hanya berharap suara itu hanyalah dari imajinasiku, bukan dari 'mereka' yang tak terlihat.

Sebenarnya aku merasa takut, tetapi aku berusaha untuk mengabaikannya dan mengalihkan perhatianku dengan bermain game di handphoneku. Suara itu muncul beberapa kali lalu tiba-tiba menghilang, aku menjadi makin parno karenanya. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk tidur menggunakan headset lalu menyetel lagu sekeras mungkin dari handphoneku agar tak mendengar suara aneh itu lagi.

Walau malam itu aku merasa kurang tenang dan tidak nyaman, tanpa kusadari akupun tertidur. Aku hanya berharap agar suara aneh seperti itu tidak muncul dihari-hari berikutnya. Supaya aku bisa tidur dengan tenang dan nyenyak tanpa adanya gangguan.

Suara dari pintu yang terbuka diiringi dengan langkah kaki beserta suara orang yang sedang berbicara berhasil membangunkanku. Aku menyadari bahwa para penghuni kost lainnya sudah sibuk melakukan aktivitasnya masing-masing. Tanda pagi telah tiba, walau masih merasa ngantuk, aku terpaksa harus bangun untuk bersiap-siap mengikuti kelas pagi ini. Nantinya aku berniat menceritakan apa yang kualami kemarin malam kepada Adel, tepatnya setelah kelas usai.

Setelah selesai mandi dan bersiap-siap, akupun berangkat ke kampus dengan mood yang bagus dan bersemangat. Jika kuingat-ingat, sudah lama aku tidak merasa bersemangat seperti ini. Mungkin karena belakangan ini aku sedang tertarik dengan hal-hal yang berbau supranatural. Menggali informasi tentang supranatural seperti menjadi hobi baru bagiku.

Moodku yang tadinya bagus, berubah seketika setelah aku menginjakkan kaki didalam kelas. Saat memasuki kelas, tak sengaja aku melihat seorang wanita berpakaian putih dengan rambut panjang acak-acakan yang menutupi seluruh wajahnya. Wanita itu hanya diam berdiri tak bergeming disalah satu sudut ruangan kelas. Sementara aku hanya bisa diam terpaku memandangi figurnya. Hingga beberapa saat kemudian, aku mendengar seseorang berbisik ditelingaku.

"Kamu ngeliat cewe yang berdiri disudut kelas itu ya Ram?"

Bersambung…

下一章