“Karena, Yugara tak sepantasnya hidup.”
Yuga mengawasinya dengan tertarik, lalu duduk mencondongkan tubuh dengan kedua lengan bertumpu di lutut. Berkebalikan dengan semua orang di ruangan yang terlihat kaget, bahkan Ranu membelalak pada Arnold.
Yuga tahu, sedendam apa Arnold padanya sejak lama. Hanya saja, Arnold tak berani terang-terangan menunjukkannya lagi. Tidak setelah insiden pengeroyokan terhadap Dalton di kelas 9 dulu, yang nyaris membuat Dalton depresi berat. Depresi karena tak punya teman, menjadi yang termuda di angkatan mereka karena lolos kelas percepatan dua tahun lebih cepat, ditambah lagi perundungan tanpa henti tiap hari oleh Arnold yang menjadi penguasa di sekolah mereka. Yuga menghajarnya satu lawan satu, dan sejak itu Arnold harus menanggung malu menjadi bulan-bulanan di sekolah mereka dengan predikat “korban keganasan Yugara”.
Apapun alasannya, Yuga sangat memahaminya.
“Terima kasih, Arnold.” Yuga berkata dengan sopan di depannya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者