Semua ini tentangmu tentang bagaimana aku begitu mengangumimu, menyukaimu bahkan mencintaimu hingga saat ini. karena mencintaimu mengandung luka dan bahagia
* '𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘣𝘢𝘳?' 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘬𝘶 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱 𝘣𝘢𝘭𝘢𝘴𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘬𝘶𝘯𝘫𝘶𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨.𝘬𝘶𝘬𝘪𝘳𝘢 𝘳𝘢𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢,𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘦𝘣𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘨𝘪. 𝘕𝘰𝘴𝘵𝘢𝘭𝘨𝘪𝘢 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘭𝘶𝘱𝘢(?)*
"kau mau kemana?" tanya Putri teman sekamarku
"ah, tiba-tiba aku ada kelas hari ini, jd aku harus cepat sampai Kelas agar tak terlambat. byee" ucapku buru-buru sembari masih memakai kaus kaki.
*Hi. namaku Kenesha, teman-temanku memanggilku Ken, tadi itu teman sekamarku, namanya Putri. kami mahasiswa semester 2 saat ini, aku jurusan Seni dan putri jurusan Teknik. tentu saja kami berbeda. bukan hanya itu , kepribadian, sikap hobi dll selalu berlawanan. bertengkar? tentu, teman sekamar mana yang tidak pernah bertengkar bukan. lalu jika kau bertanya mengapa aku dapat sekamar dengannya? aku akan menjawab itu adalah sebuah takdir. sebenarnya kami membutuhkan satu sama lain dan meski sifat kami berlawanan,kami selalu mencoba saling mengerti. cukup untuk perkenalan awalnya. Oh tidak! aku hampir terlambat! *
*kampusku cukup dekat, aku hanya perlu berjalan kaki selama 1-2 mnt maka akan sampai. tp untuk saat ini aku harus sedikit berlari. harusnya hari ini aku tiduran dikamar, tapi tiba-tiba saja Dosen mengganti jam kuliah. aku rasa seisi kelasku sedang merutuki dosen disepanjang perjalanan kami*
"apa Siana tidak dtang lagi?" tanya seseorang disamping ku, padahal aku baru saja duduk di kursi dengan nafas yang belum teratur, aku menatap orang itu dan ternyata dia temanku, Ellie.
"ya! apa kau tidak lihat aku sedang kelelahan huh? "
"hehehe maaf. biasanya kau bersamanya. sudah beberapa hari dia tidak terlihat, aku sedikit khawatir" ucapnya
"beberapa hari lalu ibunya sakit, jd dia tak bisa ikut kelas" jelasku pada Ellie
"Oouh. kasihan sekali.. "
..
"hey dosen datang.. dosen datang" ribut anak kelas memberitahu..
*pukul 16;35 kelas kami selesai, aku sedang sibuk membereskan buku-bukuku
"hy Ken, apa mau jus? " ucap Andrea tiba-tiba
"kau yg traktir? " tanyaku , Andrea tersenyum sumringah
"tentu saja!" ucapnya semangat
"jika??? " tanyaku lagi, Andrea pasti mau sesuatu
"haha ayolah.. kita kan teman. aku akan membelikanmu jus tanpa minta apapun kok" ucapnya sembari tertawa
"sudahlah.. katakan saja apa maumu"
"hahahhha sepertinya kau benar-benar mengenalku Ken, hmm. aku dengar ibu Siana sakit, bisakah kau ajak aku jika mau menjenguk nya? hm hm"
tepat sekali, sudah kuduga. Aku tidak tahu ini kutukan atau apa, semua pria yang ingin mendekati temanku pasti meminta bantuan dariku. bisa disebut aku ini adalah Cupid atau MakComblangnya semua orang. tentu saja sudah banyak kasus seperti ini, sebagian dari mereka berhasil menjadi pasangan, sebagiannya lagi harus menyerah atau mungkin sudah putus dan kandas. lalu kali ini Andrea yang sudah semenjak 2 bulan lalu ingin sekali mendekati temanku, Siana. Andrea adalah salah satu teman pria di kelasku, kepribadian nya baik, ia juga loyal, dan tampangnya pun cukup lumayan tidak membosankan tapi aku tidak yakin Siana juga akan tertarik kepadanya
"Oke, setuju! " ucapku
"Yeahhh!! " ucap Andrea girang.
kemudian kami pergi ke kafe untuk membeli jus. bukan hanya itu, Andrea juga mengantarku pulang dan tidak lupa membelikan banyak cemilan lainnya.seperti bayaran karena aku mau membantu nya mendekati Siana. oh ya ampun.. aku rasa dia benar-benar menyukai Siana.
*lupakan tentang Andrea dan rasa sukanya pada Siana.Aku sampai dikamar ku dan melihat Putri tertidur pulas seperti bayi kucing
"ah.. kau sudah pulang? " ucapnya tiba-tiba, apa dia tadi benar tidur? kenapa cepat sekali bangunnya
"hmm. seperti yg kau lihat" ucapku kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan wajah sebentar
"Ken. kau tahu? blablalabala...." ucapnya sembari bangun dari tidur
"hmm.apaaa!? aku tidak dengar!" ucapku sedikit berteriak, oh. percayalah saat keran air sedang hidup aku sungguh tidak mendengar apapun bahkan bila helikopter jatuh didepan kamar kami pun mungkin aku tidak dengar. *oke. itu berlebihan*
aku keluar dari kamar mandi dan mengambil anduk untuk mengeringkan wajahku
"Ken,aku dengar Raid dan Ara sudah putus" ucap Putri antusias
*aku terdiam beberapa detik mendengar ucapan Putri. 'berakhir juga rupanya' celetuk hatiku
"em. lalu? apa hubungannya denganku? " ucapku sarkas pada Putri, tentu saja aku tidak ingin menunjukkan bahwa aku sedikit senang mendengar kabar itu, dan sudah pasti tidak mungkin aku harus berpura-pura sedih kan
" hm ayolaaah.. ini kabar bahagia kan. bukankah ini kesempatan mu? hm hm.. bukankah kau sudah terlalu lama menunggu? apa kau mau membiarkan Raid menemukan kekasih baru, kemudian kau menunggu lagi hingga dia putus lagi dan lagi?" ucap Putri panjang lebar menasehatiku
"ya!! kau sedang mengejekku ya? " dengusku kesal. semua yang Putri katakan memang benar dan itu membuatku kesal. tentu aku menyadari betapa naif dan bodohnya diriku. menutup hati dan menghabiskan waktu bertahun-tahun hanya untuk mencintai seorang pria yang bahkan tidak tahu aku mencintainya. sementara pria itu bergonta-ganti pasangan dan aku disini menahan rasa kecewa yang tidak beralasan. ah bodoh! dasar Kenesha Bodoh!
"ayolah Ken.. aku akan membantumu kali ini" bujuk Putri
"ah sudahlah aku tidak mau membicarakannya lagi"
*4 𝘺𝘦𝘢𝘳𝘴 𝘢𝘨𝘰* 4 tahun yang lalu"
"Hi.. Kau Kenesha kan? " ucap seseorang kepadaku. saat ku lihat itu adalah seorang gadis berambut bob, mukanya bulat kecil dan dia sedang tersenyum manis kepadaku
"oh Hi juga. bagaimana kau tahu namaku? " ucapku sembari tersenyum semanis mungkin padanya
"kau tidak mengenalku ya. kita dari middle school yang sama. kenalkan namaku Karina" tangannya mengajakku bersalaman
"oh Hi Karina, namaku Kenesha" ucapku menyambut tangannya.
syukurlah aku sudah mendapatkan teman di hari pertamaku di sekolah menengah atas ini
"oiya Ken, kelas kita sama 10A kan" ucapnya lagi
"iya, aku juga diberitahu kalau kelasku 10A"
"bagaimana jika kita duduk bersama"
"tentu saja boleh, aku juga belum mendapat teman lain. haha" ucapku sedikit malu
"haha benar Ken, Orang-orang terasa asing disini. ohya aku dengar kelas kita adalah kelas unggulan Ken. kau tahu, dimana anak-anaknya adalah kutu buku semua" ucap Karin tertawa sembari menutup mulutnya dengan tangan. aku lega teman baruku orang yang menyenangkan, setidaknya untuk diajak bergosip.
"benarkah? pantas saja kulihat wajah mereka semua terlihat begitu serius" ucapku sembari melihat sekeliling
"haha tidak masalah. kita bisa belajar bersama. aku dengar kau lumayan pintar"
"benarkah? dimana kau mendengarnya? haha" kami tertawa bersama, lalu saling berbagi cerita satu sama lain. dan setelah kuingat ingat, Karina memang terasa tidak asing, ternyata dia adalah salah satu siswa teladan pintar dan aktif berorganisasi dulu. dan aku sendiri saat di middle school memang sedikit terkenal sebagai anak yang emm.. cukup pintar. oh ayolah. aku bukannya mau memuji diriku sendiri. aku memang tidak pernah mendapat juara pertama tapi percayalah juara 2 dan 3 adalah keahlianku,
dulu.
"Hi.kalian berdua asik sekali, boleh bergabung tidak? " seorang gadis didepan meja kami menyapa. gadis itu sedikit tinggi dengan tubuh ideal serta sedikit.. ya terlihat pintar. ah kelas ini, seperti yang Karina katakan tadi ,semua memiliki wajah pintar.
"oh Hi.. aku Kenesha dan ini Karina" ucapku tegas, aku berfikir untuk lebih agresif agar cepat beradaptasi dan mendapat banyak teman
"oh nama kalian awal hurufnya sama ya. haha. kenalkan namaku Bella dan teman disebelah ku ini Riana" ia mengenalkan teman disamping nya juga
"Hi Bell.. Hi riana " ucap Karina ramah pada mereka
*dengan berjalan nya waktu kamipun menjadi dekat satu sama lain. begitu pun dengan teman kelas yang lainnya.aku senang mendapat teman-teman yang baik
*dan dengan berjalannya waktu juga. aku rasa, aku mengagumi seorang pria di kelasku. namanya Raid Genandra. warna kulitnya sawo matang bersih begitu pas untuknya ditambah senyumannya yang begitu manis meski hanya senyum sinis, tingginya proporsional, matanya tajam seperti elang tetapi juga menyejukkan, Oh ya dia juga sangat pintar. ah paket lengkap pokoknya.
aku tidak dapat mengatakan itu cinta pada pandangan pertama karena menyukai seseorang butuh proses bukan.
setiap hari bertemu, melihat nya tersenyum, berbicara, bercanda dll meski dari jauh, aku cukup bahagia setiap harinya. penyemangatku untuk bergegas setiap pagi pergi kesekolah. indah sekali bukan.
ini bukan pertama kalinya aku menyukai seseorang. saat middle school dulu aku juga pernah mengagumi orang lain, tapi dengan berjalannya waktu rasa itu menghilang dan tergantikan hanya dengan senyuman Raid. sederhana saja, aku gadis remaja yang sedang beranjak dewasa saat itu sedang jatuh cinta. dimana rasa canggung,malu dan bahagia seperti bercampur menjadi satu setiap harinya*
"Raid. selamat nilaimu yang paling tinggi di UH (ulangan harian) " ucap seorang guru didepan kelas. sembari memberi isyarat kepada kami untuk bertepuk tangan memberi selamat pada Raid. Raid tersenyum tersipu malu.
tentu saja aku sangat bahagia dan bangga. percayalah aku seperti orang bodoh yang tersenyum sumringah dengan bertepuk tangan dengan keras saat melihat Raid tersenyum kala itu
*tapi,oh tidak!! hasil nilai UH Raid memang membanggakan tetapi nilaiku?! kenapa begini?! aku remedial! memalukan. dulu, nilaiku selalu melampaui standar nilai. tapi ini apa? yatuhan.
aku tidak hentinya merutuki diriku sendiri, ada apa denganku?! aku malu pada Raid. nilai kami bersebrangan membuatku merasa tidak pantas menyukainya
"wahh nilai UH Bella lumayan juga ya..." ucap seorang teman di kelas dengan sedikit lantang. aku mendengarnya.tentu, aku tidak tuli.
"ah sedikit lagi saja aku sudah bisa menyamakan nilai Raid kan, haha" ucap Bella agak sombong, ya. aku tau dia hanya bercanda.
*tbtb Karin menepuk pundakku sembari berkata
"tidak apa-apa Ken, kita bisa belajar lebih giat bersama" ucapnya tersenyum manis, aku tahu dia sedang menghiburku, dan menghibur dirinya sendiri, tentu. karena nilai kami tidak jauh berbeda, aku hanya unggul beberapa angka dari Karin. ah itu sama saja! aku kecewa pada diriku
*waktu pulang pun tiba. aku bergegas merapikan buku dan barang-barangku, sembari sesekali menengok kearah kursi pojok belakang yang berlawanan dari kursi tempatku duduk. tentu saja itu kursi Raid. aku seperti terhipnotis olehnya, setiap ada kesempatan mataku akan mencuri curi hanya untuk memandanginya. dan akhirnya menjadi suatu kebiasaan. kemudian,saat memandanginya dan dia sedang tersenyum,aku akan merasa mendapat jackpot atau bonus besar. meski bukan senyum untukku. percayalah itu sudah cukup untuk membuatku ikut tersenyum bahagia.
"Ken ini milikmu kan? " ucap Nadia salah satu teman kelasku sembari memberi pulpen dengan souvenir boneka jeruk di tutup nya.
"Ya itu milikku! terimakasih Nadia" ucapku sembari tersenyum pada Nadia
"tentu, aku jadi tau kau adalah penggemar jeruk Ken, haha" ucapnya ramah. aku memang penggemar jeruk, sangat. tapi saat ini Raid lebih unggul dari buah Oranye itu.
*Nadia cukup baik, tentu saja dia juga pintar, public speakingnya pun Oke,dia begitu percaya diri dan tegas, tidak heran dia menjadi wakil Organisasi Siswa di sekolah ini.ohya Ketua Organisasi
nya bernama David, dan ia pun dari kelas ini.oh percayalah, kelas ini sudah didesain untuk orang orang unggul seperti itu, mungkin.
"Nadia, ayo pulang. oh Ken,Hi.. kau belum pulang? "
ucap seseorang datang, Aditya namanya. kudengar mereka memang sedang dekat. dan bukankah aku sedang mengganggu saat ini(?)
"Hi.. aku sedang membereskan buku"ucapku
" Ken kami duluan ya" ucap Nadia sembari melambaikan tangannya. aku membalas dengan melambaikan tanganku. dan kembali lagi kulirik Raid, melihatnya sudah pulang atau belum
*ah sial! dia sudah diluar ternyata, padahal aku sangat berharap dia emm.. sedikit menungguku. ayolah Kenesha. kau siapa..
kemudian aku bergegas merapikan buku dan memasukkannya kedalam loker dan buru-buru keluar kelas. tentu untuk pulang dan melihat Raid sedikit lagi saja.
𝘉𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘣𝘶𝘯𝘨...