Tentang Keinginan, Tentang mimpi, Tentang khayalan, Tentang imaginasi, Tentang akhir yang Bahagia
Malam ini, gadis itu memilih berjalan kaki sepulang kerja, belum terlalu malam memang dan waktu baru menunjukan pukul 8 malam, tapi jalan yang harus dia lalui cukup gelap dan sepi.
Jarak dari tempat kerja dan tempat tinggalnya cukup jauh jika berjalan kaki sekitar limaratus meter, cukup membuat kakinya pegal memang, tapi dia tidak memperdulikanya, dia hanya butuh waktu walaupun hanya limabelas menit untuk sekedar membuatnya tenang, entah apa yang gadis itu pikirkan saat ini, karena tiba-tiba dadanya terasa sesak seperti ada sebuah luka yang kembali terkorek, rasanya perih.
Berkali-kali gadis itu menghirup nafas dalam saat dadanya kembali merasa sesak.
"Aku baik-baik saja" gadis itu meyakinkan dirinya sendiri.
Kata-kata yang keluar dari bibirnya hanyalah bentuk pengalihan dari rasa sakit yang dia rasakan, ingin sekali menangis tapi dia bukanlah gadis yg mudah mengeluarkan airmatanya, ini sangat sulit.
"Aku butuh menangis, ini sakit sekali"
Gadis itu menunduk sesaat, ini jalanan sepi apapun bebas dia lakukan, bahkan berteriak sekalipun bisa saja dia lakukan tanpa adanya orang yang akan terganggu dengan suaranya.
'Brukk!'
Tiba-tiba tubuhnya menabrak tubuh lain di tempat itu, tepat di pintu masuk gang sepi yang biasa dia lalui.
"Ah..jeosonghamnida" Gadis itu membungkuk dan meminta maaf pada seseorang yang dia tabrak barusan, gadis itu kemudian diam sejenak
'apa aku sudah gila?, aku menabrak seseorang?, bukankah tadi tidak ada siapapun disini?, hanya aku...ya, hanya aku tapi...'
"Kau tidak salah, kau benar-benar menabrak ku" gadis itu masih terdiam, seketika rambut halus di tubuhnya meremang.
'Apa dia manusia?'
Gadis itu tidak berani melihat orang yang dia tabrak yang masih berdiri tegak di depanya, perasaan sedih dan sesak yang dia rasakan beberapa saat lalu hilang entah kemana, digantikan dengan perasaan takut dengan kehadiran orang itu.
"Hei, kau melamun??" suaranya terdengar berat menandakan jika itu adalah serang pria "Baekhyunie, kenapa kau melamun heum??"
Merasa namanya di panggil, gadis itu mengangkat kepalanya dan melihat pria yang memanggil namanya seperti orang yang sudah dekat denganya. Baehyun menautkan kedua alisnya saat menatap wajah pria itu
'Aku tidak mengenalnya, kenapa dia memanggil namaku seperti itu?'
"Nugu--"
"Baekhyun-ah, ini aku Chanyeol suamimu, kenapa kau melihatku seperti melihat orang asing?" pernyataan pria itu membuat Baekhyun terkejut
'Suami?, apa aku sudah menikah??'
"Baehyun-ah, aku menghawatirkanmu" pria itu memeluk tubuh Baekhyun dengan lembut dan membelai rambut gadis itu, anehnya perasaan ragu pada pria yang mengaku suaminya itu hilang seketika begitu tubuhnya berada dalam rengkuhan pria yang mengaku bernama Chanyeol itu.
"Mari kita pulang hmm, ini sudah malam" Chanyeol membelai pipi gembil Baekhyun, kemudian Chanyeol menautkan jemari mereka dan menuntun gadis itu menyusuri jalanan malam yang sepi itu.
Baekhyun tidak sedikitpun memalingkan tatapanya dari pria di sampingnya yang tersenyum sepanjang jalan sambil sesekali menatap wajah cantik Baekhyun, dan tanpa sadar Baekhyun pun ikut tersenyum padanya.
Senyum Chanyeol begitu tulus, dan tatapan matanya begitu teduh membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona pada pria tampan itu.
"Apa kau sudah makan sayang?" Chanyeol memainkan pipi Baekhyun yang sedikit berisi itu.
"Ah, ajik..aku belum makan" Baekhyun tersenyum
'Ini aneh, sesaat aku ragu padanya, tapi sekarang aku yakin jika dia benar-benar suamiku, lihat saja cincin kami'
Baekhyun tersenyum tiba-tiba saat melihat cincin yang melingkar di jari manisnya dan jari Chanyeol, membuat Chanyeol mengernyitkan dahinya.
"Kau kenapa sayang, hmm?" Chanyeol menghentikan langkahnya kemudian membalikan badanya menghadap Baekhyun "...apa kau bahagia menikah denganku?" Chanyeol mengangkat dagu gadisnya.
Baekhyun masih terdiam, dia tidak tahu apa yang harus dia katakan pada Chanyeol
"Chanyeol-ie"
"Ne~"
"Saranghae"
"Nado Saranghae Baekhyunie"
Chanyeol mengecup lembut kening Baekhyun, dan keduanya pun melanjutkan langkah mereka menuju pulang.
.
.
.
Pagi ini Baekhyun terbangun di sebuah kamar yang di dominasi dengan warna putih dengan jendela kamar yang sudah terbuka lebar membuat tirai tipis berwarna putih itu melembai terkena sapuan angin pagi yang masuk ke dalam kamarnya.
Dalam kerjapan pertama nya, mata Baekhyun menangkap sosok Chanyeol sedang tersenyum lembut padanya, senyum yang mampu membuat siapa saja yg melihatnya akan ikut menyunggingkan senyumnya, manis...bahkan terlalu manis.
"Selamat pagi sayang"
Suara berat Chanyeol membuat hatinya menghangat di pagi yang cukup dingin saat musim gugur ini.
Gadis itu masih tidak percaya dengan suasana pagi ini yang begitu indah, dia merasa ini terlalu indah, bahkan ini seperti mimpi, tapi sosok Chanyeol yg berbaring di sampingnya begitu nyata.
Tanganya perlahan bergerak menyentuh pahatan wajah pria yang masih tersenyum menatapnya itu, Wajahnya tampan dan begitu lembut, bibirya ranum seperti buah plum, dan matanya yang lebar menambah kesan tampan dan seksi, "dia sempurna" Batinnya.
"Gomawo" Baekhyun tiba-tiba, membuat kedua alis pria itu bertaut.
"Terimakasih sudah memperlakukan gadis sepertiku dengan baik" kemudian Baekhyun memeluk erat tubuh Chanyeol dan membenamkan wajahnya pada dada pria itu, tubuhnya begitu kekar dan tinggi, dan itu membuat Baehyun merasa nyaman berada disana.
Pria itu membalas pelukan Baekhyun dan menepuk-nepuk pelan punggung gadis itu.
"Baekhyun-ah, gwenchana...buka matamu sayang" Chanyeol masih menepuk-punggung gadis itu, kemudian memegang pundak gadis itu dan sedikit menjauhkan wajah Baekhyun dari dadanya.
"Buka matamu sayang, bangunlah aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu"
Baekhyun perlahan membuka matanya, tapi dia mendengar suara beberapa orang yang berteriak.
"Chanyeol-ie..." suara Baekhyun terdengar parau, dia memanggil Chanyeol yang tiba-tiba tidak ada bersamanya.
"Baekhyun-ah, kau sudah bangun?" suara seorang wanita membuatnya menoleh pelan pada wanita itu, wajahnya terlihat senang dan airmatanya mengalir dari sudut matanya.
Baekhyun merasakan kepalanya berdenyut hebat, membuat gadis itu meringis menahan sakitnya.
"Eomma...Chanyeol eodiseo?" wajah senang wanita itu seketika berubah menjadi wajah kebingungan, saat gadis itu menenyakan seseorang yang dia tidak kenal sama sekali.
"Chanyeol?", tanya eomma gadis itu, Gadis itu pun mengangguk pelan, dia masih merasakan nyeri di kepalanya, dan saat mengangkat tanganya dia merasakan ada sesuatu yang membelit tanganya, yaitu selang panjang yang tersambung dengan flabotle yang menggantung di atasnya, juga sebuah sungkup yang terpasang di wajahnya, dia baru menyadari jika tubuhnya saat ini tengah di pasang alat bantu seperti itu.
"Eoma, dimana Chanyeol?" Gadis itu memaksakan tubuhnya untuk duduk dan menarik sungkup oksigen yang terpasang di wajahnya, kepalanya meloleh ke kanan dan kiri melihat keadaan sekitarnya.
Sekuat tenaga wanita itu mencegah Baekhyun agar tidak memaksa bangun, agar tidak membahayakan kondisi gadis itu, tapi tanganya tak kuasa menahanya, tenaga Baekhyun terlalu kuat.
"Chanyeol-ie!!!"
Baekhyun memekik dan menangis saat melihat orang yang dia cari tengah berdiri di kejauhan, seolah tidak memperdulikanya.
"Eomma Chanyeol, itu Chanyeol!!" tunjuk Baekhyun pada pria yg menggunakan snelli dan berdiri di kejauhan itu.
"CHANYEOL-IE!!!"
Baekhyun kembali berteriak, membuat pria itu menoleh dan menghampirinya dengan tergesa.
"Eoh, Nona Byun, kau sudah sadar??"
Baekhyun terkejut mendengar pria itu memanggilnya 'Nona Byun'
"Chanyeol-ah, Chan--" gadis itu kembali memejamkan matanya, Baekhyun kembali tidak sadarkan diri dan tubuhnya kembali terkapar di atas brankar ruang gawat darurat tempatnya berada saat ini.
"Baekhyun-ah, sayang..." Wanita itu kembali menangis saat mendapati putrinya kembali tidak sadarkan diri dan wanita itu hanya bisa memegang lengan dokter yang berdiri di sampingnya.
"Chanyeol-ie?, kenapa dia memanggilku seperti itu?, dari mana dia mengenalku?. aku bersumpah jika aku baru bertemu dengan nya hari ini saat dirinya di bawa oleh ambulance kerena terlibat kecelakaan, dan dia adalah korban tabrak lari, beruntung dia tidak terluka parah, walaupun kepalanya terbentur keras tapi tidak ada masalah pada hasil pemeriksaanya"
Kemudian pria itu meminta beberapa petugas memindahkan Baekhyun ke kamar perawatan, dia merasa Baekhyun sudah cukup stabil untuk mendapatkan perawatan di ruang biasa, setelah hampir 14jam tidak sadarkan diri, walaupun saat ini gadis itu kembali tidak sadarkan diri, Chanyeol yakin jika gadis itu hanya shock.
"Chanyeol-ie?"
.
.
.
Tbc