webnovel

Baikan

"Ih kok bu lili resign sih? Terus tadi kenapa ga bilang apa-apa ya sama kita?"

"Lupa kali."

"Padahal gue suka banget di ajarin sama bu lili."

"Iya, bu lili kenapa harus keluar si?"

"Kita ke rumah nya aja yuk!" mungkin sekira nya itu lah yang sejak tadi di bicarakan oleh siswi kelas 12 TKJ 1. Upacara teah di bubarkan dari sejak setengah jam yang lalu, namun niat mereka untuk pulang saja kayak nya sudah hilang. Mereka memiih untuk membicarakan berita yang baru saja di sebarkan oleh pak bastoro tadi.

Sedangkan para siswa mungkin saja sudah pada tidur nyenyak dirumah nya masing-masing. namun lain hal nya dengan dani. Ia sedang memilih pakaian yang akan di pakai nya untuk bertemu dengan pacar nya malam nanti.

Flashback.

Setelah mendengar upacara telah dibubarkan dani menuju lab untuk mengambil tas nya dan bergegas untuk menuju asrama. Namun baru sampai di depan kelas nya ia bertemu dengan inay.

"Dan,,"

"Kenapa nay? Tumben kamu belum pulang?"

"Iya aku nungguin kamu."

"Nungguin aku? Kenapa?"

"Nanti malam mau ga jalan sama aku?"

"Malam? Emang kamu ga ngaji?" Tanya dani heran. Memang setiap malam minggu semua santri akan di bebas kan untuk mengaji sendiri-sendiri di kamar masing-masing.

"Kita sebentar aja jangan lama-lama."

"Mau ketemu dimana emang?"

"Caffe belakang sekolah aja gimana?"

"Yaudah iya."

"Nanti kabarin aku ya."

"Iya."

Flashback Off.

"Gila. Le ngapain si dan? Ribet banget." Ujar farid yang kebetulan sedang melewati kamar dani dan kaget melihat keadaan kamar dani yang begitu berantakan oleh baju-baju yang berserakan.

"Bang sini dah!"

"Kenapa?"

"Menurut lo kalau gue mau jalan sama cewe make baju apaan ya?"

"Cewe nya anak mana dulu?"

"Anak sekolah kita. Adik kelas."

"Anjir. Lo udah jadian? Kok ga lapor ke gua!"

"Lu siapa? Satpam?"

"Hehe."

"Udah cepetan piihin gue baju!"

"Lo make celana item aja ama kemeja."

"Ga terlalu simple?"

"Ya trus lo mau make sarung, baju koko, sama peci biar ribet?"

"Ya engga si."

"Yaudah pake yang tadi gua bilang aja."

"Yaudah sono lo guemau siap-siap."

"Bilang makasih kek. Udah untung gue kasih tau." Gerutu farid.

****

Malam nya di Caffe Gaul dani dan inay bertemu.

Inay memakai baju panjang warna merah muda berlengan hitam di padukan dengan kerudung pashmina cantik berwarna abu-abu membuat wajah nya terlihat sangat cantik. Serta dani yang memakai setelah serba hitam dipadukan dengan kaus putih pendek yang menjadi dalaman hoodie yang di pakai nya memuat kesan manis dalam dirinya.

Mereka mengobrol layak nya pasangan pada umum nya. Mungkin mereka lupa kalau mereka anak santri dan yang di pikir nya santri juga manusia yang bebas berpacaran dengan siapa aja.

"Dan, kamu nanti abis lulus SMK mau kuliah dimana? Atau mau lanjut kerja?" Tanya inay ke dani.

"Mungkin kerja. Aku gamau kuliah, cape belajar mulu."

"Emang sama orang tua kamu boleh kerja?"

"Iya si. Mereka pasti nyuruh aku untuk masuk kuliah."

"Yaudah turutin aja. Mereka tau yang terbaik untuk kamu kok."

"Iya bawel."

"Nanti kamu kuliah nya dimana kira-kira?"

"Paling di Lampung. Aku masuk Universitas Lampung kayaknya. Soalnya kan udah 3 tahun jauh dari orang tua aku mungkin mereka kangen dan ga ngebolehin aku buat kuiah jauh-jauh lagi."

"Kita LDR dong?"

"Itu kan masih lama. Gausah mikir kesana dulu, jalanin aja."

"Iya deh. Aku sayang banget sama kamu dan. Aku gamau kalau kita sampe putus."

"Hm."

"Kamu ga sayang sama aku?" dani terdiam. Ia bukan bingung dengan perkataan inay tadi, melainkan ia bingung terhadap pandangan di depan mata nya itu. Ia melihat bu lili sedang bermesraan dengan laki-laki yang pernah di lihat nya dan mereka berdua Nampak serasi dengan baju yang di desain untuk bajuu couple itu. Tidak norak sama sekali, apalagi wajah yang ditunjukan kedua nya menunjukan betapa bahagia nya pasangan muda itu, sampai orang berfikiran bahwa mereka dalah pasangan yang akan menikah atau mungkin saja pengantin baru.

"Dan.. Hey,,"

"Eh kenapa nay?"

"Kamu liatin apaan si?"

"Engga liat apa-apa kok. Kayak nya aku mau ke toilet sebentar ya."

"Ke toilet nya nanti aja lah. Kita kan Cuma punya waktu sebentar. Kalau kamu ke toilet waktu kita buat berdua jadi berkurang."

"Yaampun sayang bentar doang. ga nyampe lima menit janji."

"Ga boleh pokok nya!"

"Tiga menit deh."

"Janji?"

"Iya sayang. Yaudah aku ke toilet ya."

"Awas loh kalau sampe lebih dari tiga menit!"

"Iya sayangku!" dani pun langsung berjalan ke arah toilet untuk menanyakan keberadaan bu lili, namun saat dia memeriksa kantong celana dan baju dia tidak menemukan benda pipih itu. Akhir nya terpaksa dia kembali ke meja yang sudah di tempati oleh pacar nya itu.

"Aku lama ya? Maaf ya." Ujar dani menyesal.

"Hm."

"Aku Cuma telat dua menit doang kan? Perjalanan dari toilet kesini itu juga. Jangan marah dong."

"Iya engga."

"Yaudah bagus deh kalau kamu ga marah."

"Oh iya, kamu bawa handphone ga?"

"Engga dan. Kenapa emang?"

"Mau ngabarin zaki. Takut nya dia nyariin aku."

"Oh. Yaudah kita balik aja yuk? Udah malem juga. Takut nya aku di cariin sama ibu yayasan."

"Yaudah yuk." Saat dani melihat meja yang tadi di tempati oleh bu lili ternyata meja itu telah kosong. Entah kapan pasangan itu sudah tidak duduk di tempat itu. Dani dan inay pun akhir nya balik ke asrama dan masuk kamar mereka masing-masing.

***

"Nih handphone lo. Daritadi berisik. Kedengeran sampe kamar gue." Ujar zaki memberikan hanphone milik dani. Dani saat ini sedang berada di luar balkon yang berada di belakang pintu kamar nya. Memang kamar zaki dan dani bersebelahan, dan ringtone yang di hasilkan milik handphone dani sangat lah kencang. Dani menoleh lama ke arah zaki dan mengambil handphone nya itu.

"Thanks." Ujar nya singkat.

"Tadi gue liat dari layar kayak nya ada panggilan sama beberapa pesan dari inay. Maap ya kebaca soalnya."

"Santai aja. Biasa nya juga lo bajak handphone gue kan."

"Haha iya juga ya kenapa gue minta maap segala."

"Gue yang minta maap zak sama lo. Gara-gara guaelo kemarin jadi ikut di skors. Pasti lo diomelin ya sama orang tua lo?"

"Santai aja. Salah gue juga kok. Kok lo tau kalau gue di omelin?"

"Waktu lo diomelin gue ga sengaja denger. Soalnya emang niat gue mau kerumah lo eh mamah lo lagi marah makanya gue gajadi main."

"Lo denger omongan mamah gue dong?"

"Hmm."

"Maafin perkataan mamah gue ya."

"Iya gapapa. Lo emang ga marah sama gue?"

"Engga. Marah kenapa?"

"Karna gue deketin inay padahal gue suka nya sama bu lili. Apalagi yang suka sama inay dari awal lo kan. Gue gatau zak sumpah."

"Gue emosi aja. Udah lah lupain aja. Masa karna masalah cewe doang hubungan kita jadi renggang?"

"Makasih ya zak."

"Lo kok tumben ada di balkon? Belum tidur? Setau gue tadi kayak nya lu abis jalan ya ama inay. Emang ga cape? Ada yang lagi lo pikirin?"

"Gue udah jadian sama inay."

"Wah bagus dong! Akhir nya lo nembak dia."

"Tapi entah kenapa ada yang aneh aja."

"Aneh gimana?"

"Hati gue kayak ga tenang gitu."

"Gara-gara bu lili resign?"

"Mungkin. Gue Cuma kaget aja denger kabar kalau bu lili sampe resign kayak gitu."

"Mungkin ada alesan nya kenapa bu lili ga ngasih tau ke kita kalau dia mau resign. Mungkin aja itu yang terbaik menurut dia."

"Tadi pas gue jalan sama inay gue ketemu dia sama cowo nya."

"Trus gimana? Dia nyapa lo?"

"Ngeliat gue aja kayak nya engga."

Kring, kring, kring..

"Dan mending lo angkat telpon lo dulu itu. Kali aja penting, bacot banget dari tadi."

"Dari inay."

"Yaudah angkat aja. Gue mau ambil minum dulu ya buat kita, bentar."

"Iya hallo nay?"

"Kamu kemana aja si? Daritadi aku telpon, aku WA gaada yang di jawab sama sekali."

"Aku lagi ngobrol sama zaki, gaenak kalau sambil main handphone."

"Kan bisa sambil ngabarin. Emang yang diobrolin penting banget sampe kayak nya liat hanphone aja gamau!"

"Yaampun nay bukan nya gamau, lagian kan tadi kita kan juga baru ketemu. Emang harus banget chatan terus?"

"Terserah lah!"

"Nay.." Tut.. tut

Inay langsung mematikan panggilan telpon nya dengan dani. Dani pun menatap kesal pada layar hanphone nya.

"Lebay banget kayak bocah apa-apa marah mulu. Lagian ribet banget mau nya chatan setiap waktu. Dikira gue ga punya kesibukan yang lain nya kali ya!"

"Nih dan!" zaki datang sambil memberi kan segelas cangkir yang berisi teh manis hangat.

"Makasih."

"Kenapa lo kayak kesel gitu?"

"Si inay. Possesive banget sumpah, daritadi setiap gue tinggal marah-marah terus. Tadi aja gue ke toilet diomelin, ga di bolehin sampe di kasih waktu coba. Terus pas tadi telpon nya ga gue angkat marah-marah. Kayak bocah anjir."

"Namanya juga masih kelas sepuluh wajar kali. Derita lo pacaran sama adik kelas haha."

"Sialan lo! Eh tapi serius kita udah baikan kan?"

"Iya elah! Takut banget ya lo marahan sama gue!"

"Iya susah gue jadi nya. Kalau mau makan gada yang ambilin, kalau mau minum gada yang bikinin, kalau kesiangan gada yang bangunin."

"Anjing dikira gue kacung!"

"Haha"

*******

下一章