pangeran verto dan fian beriringan berjalan menuju ke ruang istirahat raja.
mata tajam verto menangkap tubuh semampai dengan rambut digelung keluar dari ruang peristirahatan raja bersama dua orang lelaki.mereka terlihat berbicara dengan sirius sambil berjalan.
fian mengetuk pintu lalu membuka pintu.verto masuk kedalam ruangan di ikuti fian.
seorang lelaki tua dengan ketampanan yang masih melekat berbaring di atas pembaringannya yang besar dan super mewah.
"terimalah salam hormat kami yang mulia baginda raja" ucap fian sembari membungkukkan dirinya.
"hormat bagimu ayahanda" ucap verto dengam sikap hormat.lalu meraih tangan raja dan mencium lembut tangan raja lalu kedua pipinya.
"mengapa begitu sulit memintamu untuk menemuiku" tanya raja pada verto dengan suara lirih.
verto tersenyum lembut duduk dikursi disebelah pembaringan raja namun tangannya masih menggenggam erat tangan raja.
"banyak hal yang ingin aku diskusikan dengan ayah,namun ayah masih terbaring sakit" jawab verto dengan tatapan sedih.
"berusahalah ayah untuk sembuh" lanjut verto.
"apakah sulit bagimu menggantikan posisi ayah selagi ayah sakit ?" tanya raja lembut.
"tidak ayah,namun ada beberapa sikap pejabat istana yang membuatku hampir meledak marah" ucap verto dengan wajah gusar.
raja tersenyum mendengar penjelasan putranya.
"raja yg baik adalah raja yang mampu menyembunyikan kemarahannya namun bertindak bijaksana untuk menyelesaikan semua masalah rakyatnya' nasehat raja pada
verto.
"selama ayahanda beristirahat ananda akan berusaha memimpin negri kita dengan bijaksana,mohon ayahanda tetap membimbing ananda" ucap verto lembut.
"jangan khawatirkan kesehatan ayahanda,yang paling utama saat ini adalah kesehatan ananda,jangan lagi melakukan hal hal konyol yang akan membuat rakyat sedih dan kecewa."jelas raja lagi dengan lembut.
kepala verto dibelai lembut raja,airmatanya menitik menahan kesedihan menyaksikan raja yang begitu lemah.
hati raja begitu pedih bagai tersayat menyaksikan kesedihan putranya.
"seorang penerus tahta pantang untuk menitikkan airmata" ucap raja dengan mata berkaca kaca sembari menepuk lembut pundak verto.
"ananda akan pindah ke istana selama ayahanda sakit agar ananda dapat memantau langsung proses penyembuhan ayahanda" ucap verto,airmatanya jatuh semakin deras mengalir.
"baiklah,bila itu menjadi kehendakmu,bukankah sedari awal ananda yang meminta untuk tinggal di mansion.." ucap raja,senyuman terukir di wajahnya yang begitu pucat.
"beristirahatlah ayahanda,ananda akan kembali nanti saat makan malam" ucap verto sembari mencium tangan raja.
raja mengangguk dengan senyum dibibirnya.
"putramu telah banyak berubah ratuku" bathin raja mengingat wajah mendiang ratu.
***
maria sibuk dikamarnya mempelajari rekam medis terbaru,jari lentiknya lincah menggoreskan pena di atas kertas,dahinya mengernyit tampa sadar pena berbutar putar disela dua jarinya.
beberapa kasus serupa pernah ditangani maria,bukan hanya penggunakan obat obatan,terapi fisik dan juga membangkitkan kebahagiaan penderita sangatlah diutamakan untuk proses penyembuhan.
kelumpuhan pada motorik raja akibat dari kecelakaan kecil semakin diperparah dengan kondisi kejiwaan raja yang tertekan akibat kehilangan ratu.
maria membuat jadwal terapi khusus untuk raja.tidak terasa waktu telah beranjak menuju senja.maria bergegas mengambil kopernya ,membuka dan menyusun semua isinya pada lemari besar.lalu berjalan masuk kekamar mandi.
***
"sampai dimana pengobatan ayahanda" tanya verto pada fian dari balik meja kerjanya.wajahnya terlihat letih usai menghadiri rapat besar yang menguras energi dan emosinya.
"hari ini ahli syaraf terbaik dari inggris tiba" jawab fian.
"baik...buat janji temu dengannya"titah verto.
"baik tuan" jawab fian.
"ayo kita pulang"ucap verto
verto bangkit dari kursi kerjanya lalu berjalan meninggalkan ruangan.