Teriakan sengsara menggema di seluruh hutan gelap itu. Suara kepakkan sayap burung yang terbang menjauh mulai terdengar. Gemeresik angin membawa dedaunan bertiup dengan gelisah, pepohonan menggoyangkan ranting - ranting nya mengusir hawa jahat yang melonjak.
Di bukit misterius yang terletak di belakang hutan gelap itu terdapat beberapa wanita yang diikat dengan rotan dan meraung minta dilepaskan.
Banyak mayat berserakan di sekitar dan tubuh setiap mayat itu tak lagi ada yang utuh, mereka selalu kehilangan salah satu anggota tubuh mereka. Tiga sosok berjubah hitam menjaga di setiap sisi Lembah itu. Tak lama kemudian datang sosok berperawakan gagah dari kedalaman hutan. Sosok itu membawa belati yang berlumuran darah segar ditangan nya.
"Hanya ada lima perawan ?" Tanya sosok itu dengan suara serak.
Ketiga sosok penjaga tersebut mengangguk dengan rasa takut. Hari ini mereka hanya mendapat lima perawan dari sepuluh wanita, dan mereka sadar jika tuan muda mereka pasti tidak puas.
"Hanya lima gadis manusia tak dapat memuaskan nafsu Tuan Muda ini, cepat ! Cari lebih banyak." Perintah sosok itu dengan tak sabar.
Ketiga sosok tersebut mengangguk lalu menghilang di udara tipis. Menghilang tak berbekas seolah mereka tak pernah ada di sana sebelum nya.
Para wanita yang tersisa itu menangis ketakutan. Mereka tahu bahwa sosok yang ada di hadapan mereka ini lebih kejam daripada ketiga sosok penjaga sebelumnya.
Dan kini di lembah bukit gelap itu hanya tersisa lima wanita terikat dan sosok berjubah hitam yang gagah
Sosok itu berjalan mendekat, udara seakan mati rasa saat dia melangkah. Hanya terdengar langkah kaki yang kian berat dan tak ada hal lain yang terdengar lagi.
Sosok itu menyeringai saat tiba di hadapan para wanita itu. Lengkungan sinis tercetak di balik tudung jubah hitam yang menutupi hampir seluruh wajah sosok tersebut.
"Walau kalian tidak lagi perawan dan aku pun tidak akan mendapat keuntungan. Kalian masih bisa mencoba memuaskan nafsu Tuan Muda ini."
"Kau iblis terkutuk !" Maki seorang wanita yang cukup cantik walau tak lagi muda.
"Aku memang Iblis ! Tapi aku lebih mulia dari kalian para manusia !"
Suara cambukkan dan sayatan belati terdengar begitu sosok itu selesai berbicara. Suara rintihan sakit dan erangan menjijikkan memenuhi udara di lembah bukit itu
_______✴_______
_________________
Desa Analec,
pekarangan Maxine
Azalea merasakan jantung nya berdegup kencang dan rasa bersalah muncul di hati nya tanpa sebab. Seakan dia melalaikan tanggung jawab nya dan membuat banyak pihak di rugikan.
"Aneh, kenapa jantung ku terus berdebar kencang sedari tadi ?" Gumam nya lirih. Firasat tak enak mulai muncul di benak nya, dia sering merasakan hal seperti ini. jantung berdegup kencang dan hati merasa gelisah dan pasti esok atau sebentar lagi peristiwa buruk akan terjadi.
Sekarang ia hanya bisa berdoa semoga semua nya tetap berjalan lancar dan tak ada hal buruk yang terjadi.
Langit pada pagi ini tak terlalu cerah tapi juga tak mendung. Itu sepenuh nya tertutup oleh awan dan matahari hanya bisa mengintip sedikit dari balik celah yang ada.
Azalea dengan semangat memetik sayuran segar di kebun untuk dimasak Ibu nya nanti ketika pulang dari bekerja. Ia yakin jika sayuran yang saat ini tak sedap di makan dan memiliki tampilan tak menggugah selera ketika sudah berada di tangan Ibu nya pasti berubah wujud menjadi hidangan yang menggoda iman setiap yang melihat nya.
Suara pagar bambu yang berderak tanda terbuka membuat Azalea mendongak kan kepala nya, melihat siapa yang datang Azalea lantas segera menghampiri nya dengan senyum semangat. Langkah kaki gadis itu seperti anak kecil yang melihat Ibu nya pulang membawa hadiah.
"Ibu, lihat ini." Ucap nya sembari menunjukkan keranjang penuh sayuran segar di tangan nya." Aku memilih nya sendiri untuk Ibu masak menjadi makan siang."
Tafara melepas jubah nya, ada pandangan lega di kedua bola mata nya saat menatap gadis dengan keranjang sayur di depan nya.
"Ayo masuk ! Di luar berbahaya ."
Azalea menaikkan alis nya, ia heran karena jika di perhatikan belakangan ini Ibu nya sering kali khawatir terhadap suatu hal yang ia sendiri tidak ketahui apa itu.
"Ada apa Bu ?" Azalea menyentuh lengan Ibu nya dan ia kembali kaget ketika merasakan kulit wanita itu terasa dingin. Seketika ia ingat akan firasat tak enak nya tadi. Apakah sesuatu yang buruk terjadi lagi ?
"Apa -"
"Tidak ada yang terjadi. Ayo masuk ! Ibu akan memasak makanan enak kesukaan mu." Tafara menarik lengan putri nya dengan tergesa masuk ke dalam rumah.
Azalea, gadis itu hanya menurut tak melawan ketika Ibu nya menarik lengan nya untuk masuk ke dalam rumah. Dalam benak gadis itu rasa curiga mulai muncul perlahan.
Sedangkan itu, di desa seberang sedang terjadi keributan besar. Setiap gadis yang ada di setiap rumah hilang dalam satu malam. Para Ibu meraung tak rela, dan para pria di kumpulkan untuk mencari walau harus memasuki hutan dalam sekalipun.
Berita Hilang nya para gadis dalam semalam tanpa jejak segera tersebar di seluruh Negeri terutama di desa-desa sekitar nya. Menimbulkan keresahan di hati setiap orang. Mereka mewanti Wanti anak-anak nya untuk tidak keluar rumah ketika gelap mulai menghampiri. Mereka semua percaya bahwa perbuatan bejat seperti itu hanya dilakukan oleh bangsa Iblis terkutuk yang di tinggalkan oleh surga dan tidak di akui oleh Neraka.
Seringai sinis tercetak di salah satu wajah orang di desa itu, tapi segera sosok nya yang tak mencolok segera menghilang di tengah lautan manusia. Membawa udara misterius bersama nya.
Azalea menatap pantulan diri nya dalam sebuah cermin dalam kamar nya. Cantik. Ia akui bahwa diri nya memiliki sosok yang luar biasa, tubuh tinggi semampai nya yang mempunyai kulit putih porselen dan paras nya yang indah sering kali menimbulkan kecemburuan di hati teman perempuan nya.
Tapi bukan itu yang kini menjadi fokus utama nya, ia tarik jepit rambut yang menggulung rambut hitam nya tersebut. Surai hitam itu meluncur bagai air terjun di bahu gadis itu, tapi ada yang aneh..
Azalea mengambil ujung rambut nya, yang ternyata terlapisi oleh sebuah kain berwarna sama dengan rambut nya. Perlahan, sinar emas keperakan muncul dari balik kain itu mengungkapkan ujung rambut berkilau emas di tangan Azalea.
"Kenapa ujung rambut ku berubah menjadi warna emas keperakan ?"
Gadis itu memiliki tampilan emosi kompleks di mata nya. Sudah sebulan ini ujung rambut nya berubah warna menjadi emas keperakan. Dulu itu hanya sebuah titik kecil di sehelai rambut nya tapi semakin lama titik kecil itu meluas hingga ujung rambut nya kini sudah sepenuh nya berubah warna.
Karena takut ketahuan Ibu nya serta dianggap aneh oleh teman- teman nya ia menyembunyikan ujung rambut nya itu di balik kain hitam yang di buat nya khusus oleh ia sendiri. Ada perasaan takut di lubuk hati nya ketika mengingat ekspresi Ibu nya saat melihat tanda lahir di leher nya serta hari ulang tahun nya. Lalu ini ? Apakah semua ini saling berhubungan ?
Apa sebenarnya yang ada di balik tabir? -Azalea