Baekhyun membuka matanya perlahan, pada kerjapan pertamanya dia melihat langit-langit kamarnya saat ini, tangan nya mulai bergerak pelan dan tak sengaja menyentuh pundak seseorang.
"Baekh?, Baekhyun, kau kembali nak??"Junmyeon bangkit dan menggenggam tangan putrinya yang terbangun setelah tidur panjangnya.
"Appa??" Baekhyun dengan suara parau dan lemah.
"Ya, sayang ini appa nak" Junmyeon taj kuasa menahan air matanya.
"Baekhyun, kau sudah bangun nak, terimakasih nak, eomma tidak tau lagi jika kau tak mau membuka matamu, Baekhyun-ah sayang" Irene yang mendengar Suara Jun myeon memanggil Baekhyun pun terbangun dari itdurnya dan segera menghampiri keduanya.
"Eomma, Appa~"
"Ini eomma sayang, eomma dan appa ada disini"
Butuh waktu 3 bulan hingga akhirnya Baekhyun bisa keluar dari rumah sakit dan bisa menjalani kehidupanya dengan normal, Baekhyun tidak mengalami Amnesia hanya saja syaraf nya sedikit terganggu, dia mengalami penurunan fungsi kognitif nya dia lebih mirip orang yang mengalami retardasi mental (keterbelakangan mental).
Walaupun dokter mengatakan keadaan Baekhyun bisa kembali normal, tapi itu butuh waktu yang lama, saat ini pergerakanya menjadi lambat dan otaknya tidak mampu untuk memikirkan hal-hal berat, itu hanya bisa membuatnya kesakitan luar biasa.
Baekhyun tidak melupakan kejadian pada hari kecelakaan itu, hanya saja otaknya tidak sanggup untuk terus mengingatnya, karena itu hanya akan membuatnya kelelahan dan kesakitan.
"Eomma, Chanyeolie Oppa--" Baekhyun ragu untuk menanyakan tentang Chanyeol pada Irene.
"Chanyeolie oppa?, siapa sayang?" Irene tidak mengerti tantang apa yang Baekhyun katakan.
"Ani, lupakan saja aku lelah eomma"
"Baiklah, kau istirahat ya sayang"
.
.
.
Baekhyun melanjutkan sekolahnya di jepang walaupun dia harus mengulang pada satu tahun terakhir, tapi dia berhasil lulus dalam keadaan seperti itu, saat ini hasil apapun bisa di terima oleh keluarganya.
Baekhyun menyanggupi untuk melanjutkan kuliahnya walaupun masih dalam masa pemulihanya.
Kedua orang tuanya tidak memaksakan Baekhyun harus melanjutkan pendidikanya, tapi gadis itu gigih dan dia bisa meyakinkan orang tuanya untuk melanjutkan kuliah nya.
Perjuangan Baekhyun Tidak sia-sia saat ini gadis itu berada di tahun ke tiga perkuliahanya, tapi dia harus berjuang 1 tahun lagi agar bisa lulus tepat waktu.
"Appa, apa kita tidak akan kembali ke korea?" Baekhyun di sela makan malam keluarga mereka.
"Eoh?, Korea?" Junmyeon menghentikan kegiatan makan nya, dan menatap putri sulungnya.
"Hmm Appa, aku merindukan sahabat-sahabatku" Baekhyun mengangguk.
"Baekhyun-ah, jika kita kembali, bagaimana dengan kuliahmu sayang?" Kali ini Irene
"Kita bisa kesana saat libur musim panas, kebetulan libur tahun ini tiba lebih cepat, akhir musim semi ini kuliahku sudah mulai libur" Baekhyun meyakinkan kedua orang tuanya.
Irene dan Junmyeon hanya saling menatap, mereka memang terlalu lama meninggalkan negara asalnya.
"Hmm... Appa akan usahakan kita pulang ke korea dan mengunjungi adikmu disana" Junmyeon akhirnya menyetujui permintaan putrinya.
Irene mengerti apa yang di pikirkan Junmyeon saat ini, dia khawatir jika Baekhyun tidak mau kembali ke Jepang setelah menginjakan kaki di negara asal mereka, seperti saat awal gadis itu masuk SHS.
"Gomawo appa"
Lima tahun berlalu sejak kecelakaan yang dia alami, Baekhyun akhirnya bisa kembali hidup normal.
.
.
.
Hari ini adalah hari ketiga liburan musim panas, Jun myeon menyetujui jika mereka bertiga kembali Ke korea untuk memenuhi keinginan Baekhyun.
"Eomma, apa Aku boleh bertemu dangan teman-temanku" Baekhyun memeluk lengan Irene.
"Tentu saja sayang, kenapa eomma harus melarangmu?" Irene mengacak poni putrinya.
"Apa aku bisa pergi sendiri?" Baekhyun mendongak menatap wajah cantik ibunya.
"Kau yakin?, kau tidak akan kabur?" Irene menatap wajah putrinya yang memelas.
"Ne eomma, memangnya aku mau kabur kemana?" Baekhyun menyandarkan kepalanya di lengan ibunya.
"Baiklah, eomma percaya padamu sayang" Irene kembali mengacak poni Baekhyun
"Saranghae Eomma" Baekhyun mengecup pipi Irene
"Apa kau tidak menyayangiku juga?" Junmyeon mendekat saat melihat interaksi antara ibu dan anak itu, membuat Baekhyun dan Irene menoleh ke arah pria itu.
"Appa...tentu saja aku menyayangi kalian" Baekhyun bangkit dari duduknya dan mengecup pipi Junmyeon.
"Aigoo putri appa sudah dewasa" Junmyeon memeluk tubuh Baekhyun yang tingginya hampir menyusulnya.
"Pesawat kita 15 menit lagi bukan??" Irene mengingatkan keduanya.
"Oh, kita harus segera ke ruang tunggu jika tidak mau ketinggalan pesawat" Junmyeon melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.
Mereka menuju ke ruang tunggu penumpang dijalur penerbangan internasional yang akan membawa mereka kembali ke Korea.
Entah kenapa, Baekhyun merasa gugup, jantungnya berdebar tidak karuan, dia begitu merindukan laki-laki itu, laki-laki yang pernah berjanji akan menikahinya, walaupun keadaan saat ini sudah berbeda.
Baekhyun menyadari, jika dirinya kehilangan janin di perutnya saat kecelakaan itu terjadi.
'Chanyeolie oppa apa kau merindukanku juga?, apa kau masih mengingatku?'
Baekhyun memejamkan matanya saat pesawat sudah mengudara, dia akan sampai di Seoul dalam beberapa jam.
'Bagaimana kabarmu Oppa?, aku sangat merindukanmu'
.
.
.
Sesampainya di airport Keluarga Byun langsung di sambut oleh teriakan adik laki-laki Baekhyun yang sudah lama tidak bertemu keluarganya, anak itu sangat merindukan kakak perempuanya.
"Noona!!!" anak itu melambaikan tanganya pada Baekhyun.
"Taehyung-ie!!"
"Noona Aku merindukanmu" Taehyung memeluk Baekhyun hingga keduanya hampir terjatuh.
"Aku juga Tae-ah"
"Apa kau tidak merindukan ku Tae?, aah... Kenapa anak-anakku tidak pernah memelukku atas kesadaran mereka sendiri"
Junmyeon yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya, membuat tiga orang yang berada di situ menertawakanya.
"Aah... Rasanya aku rindu dengan suasana di sini"
Baekhyun merentangkan tanganya ke atas kemudian merangkul bahu Irene dan Taehyung, dan membawa mereka berjalan meninggalkan Junmyeon yang mendorong troley berisi beberapa lugage yang mereka bawa.
"Yak!!, kalian benar-benar meninggalkanku??"
Junmyeon hanya menggerutu di belakang.
Sesampainya di rumah Baekhyun langsung menghubungi sahabatnya KyungSoo dan memintanya datang, tapi Baekhyun harus menelan kekecewaan saat KyungSoo justru sedang berlibur di Jeju bersama kekasihnya.
"Haah...menyebalkan" Baekhyun mendengus kesal saat tahu sahabatnya sedang berlibur.
"Wae Noona?" Taehyung mendekati Baekhyun.
"Tae-ah, kau mau menemaniku jalan-jalan malam ini?" pintanya "...ayolah, aku rindu suasana malam di sini, aku ingin makan tteokbokki di pinggir jalan, aku ingin--" Baekhyun membayangkan betapa nikmatnya makanan itu.
"Arasseo...arreaseo, aku akan menemanimu uri Noona" Taehyung menyetujui permintaan kakak perempuanya.
"Jinja?, yess!!" Baekhyun bersorak, gadis itu terlihat senang, membayangkan nya saja dia sudah seperti itu, apa lagi memakanya secara langsung.
Saat malam hari, dia dan Taehyung keluar seperti yang sudah di sepakati siang tadi, Baekhyun melihat ke kanan dan kiri untuk melihat suasana seoul yang sudah lama tidak dia lihat
"Eoh?, sepertinya di situ ramai, jika kedai makanan ramai berarti makanannya enak, ayo kita kesana" Baekhyun menunjuk sebuah warung tenda yang lumayan ramai yang letaknya tidak jauh dari Sebuah Rumah Sakit.
"Ne uri noona" Taehyung memarkirkan mobilnya di pelataran rumah sakit karena sekitaran warung itu cukup ramai dan keduanya berjalan kaki menuju tempat tujuan mereka.
"Waah...aku ingin itu, itu juga, itu-" mata Baekhyun berbinar saat melihat gambar berbagai makanan jalanan di sana.
"Stop!!, aku akan membelikanmu Tteokbokki saja, kau tunggu di sini biar aku yang masuk" Taehyung menghentikan Baekhyun yang meracau tidak karuan.
Sepertinya Taehyung lebih cocok menjadi kakak ketimbang adi Baekhyun.
Baekhyun memakan tteokbokki yang di belikan Taehyung di dalam mobil.
Taehyung merasa heran dengan kakaknya yang seperti itu, dia hanya menggeleng melihatnya.
"Uhuk!!"
Baekhyun terbatuk saat dia melihat seseorang yang baru saja melintas dan memasuki gedung Rumah sakit itu.
"Yakk!, Noona hati-hati, pelan pelan saja, aku tidak akan mengambil makananmu" Taehyung menepuk pelan punggung kakaknya dan memberikan air mineral yang sempat dia beli.
"Ah, eh mian" Baekhyun menyeka bibirnya, dan kembali terdiam.
Dia mengingat dengan baik siapa orang itu, dia mengenalnya, bahkan sangat mengenalnya
'Chanyeolie oppa'
"Kita pulang saja" Taehyung menyalakan mesin mobilnya dan bersiap untuk kembali kerumah.
"Ayo!" Baekhyun mengangguk, kemudian gadis itu kembali terdiam.
"Tae-ah-" Baekhyun di tengah perjalanan mereka.
"Wae Noona?" Taehyung menoleh ke arah Baekhyun.
"Hmm tidak jadi" Baekhyun ragu dengan pertanyaan yang akan dia tanyakan pada Taehyung.
"Aigoo" Taehyung hanya menggeleng melihat kelakuan kakak perempuanya.
.
.
.
Baekhyun terbangun saat langit masih gelap, gadis itu tidak bisa tidur semalaman setelah melihat sosok Chanyeol di depan Rumah Sakit itu.
"Apa dia bekerja di sana?"
Baekhyun melirik jam di dindingnya yang baru menunjukan pukul 5 lebih.
Gadis itu terdiam menatap detik jam yang terus berputar.
Baekhyun membersihkan wajahnya dan menggosok gigi, ini sudah pagi pikirnya.
Dia keluar kamarnya, dan dia mendapati rumah masih sepi.
"Mereka belum bangun?, ah baiklah aku akan lari di sekitar sini"
Setelah memakai sepatu nya Baekhyun keluar rumah untuk berolah raga, ini musim panas dia hanya menggunakan sweater berwarna pink dan celana training pendek.
30 menit dia berlari, tanpa sadar kakinya membawa nya ke lingkungan sekitar rumah sakit yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari rumahnya.
Baekhyun hanya tertegun menatap bangunan tinggi itu, dia ragu untuk melangkah, dia tidak melihat sekitar dan lampu pejalan kaki sudah berubah menjadi merah.
'Brakk'
Tubuh kecil Baekhyun terpental saat sebuah sepeda motor menyerempet tubuhnya, hingga kepalanya membentur trotoar.
Pandanganya kabur, dia melihat banyak orang mengerumuninya hingga akhirnya semua menjadi gelap.
"Selamat pagi sayang"
Suara berat laki-laki itu membuat hatinya menghangat di pagi yang cukup dingin saat musim gugur ini.
Baekhyun masih tidak percaya dengan suasana pagi ini yang begitu indah, dia merasa ini terlalu indah, bahkan ini seperti mimpi, tapi sosok laki-laki yg berbaring di sampingnya itu begitu nyata.
Tanganya perlahan bergerak menyentuh pahatan wajah pria yang masih tersenyum menatapnya itu, Wajahnya tampan dan begitu lembut, bibirya ranum seperti buah plum, dan matanya yang lebar menambah kesan tampan dan seksi, "dia sempurna" Batinnya.
"Gomawo" Baekhyun tiba-tiba, membuat kedua alis pria itu bertaut.
"Terimakasih sudah memperlakukan gadis sepertiku dengan baik" kemudian Baekhyun memeluk erat tubuh laki-laki itu dan membenamkan wajahnya pada dada bidang nya, tubuhnya begitu kekar dan tinggi, dan itu membuat Baehyun merasa nyaman berada disana.
Laki-laki itu membalas pelukan Baekhyun dan menepuk-nepuk pelan punggung gadis itu.
"Baekhyun-ah, gwenchana...buka matamu sayang" laki-laki itu masih menepuk-punggung gadis itu, kemudian memegang pundak gadis itu dan sedikit menjauhkan wajah Baekhyun dari dadanya.
"Buka matamu sayang, bangunlah aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu"
Baekhyun perlahan membuka matanya, tapi dia mendengar suara beberapa orang yang berteriak.
"Chanyeol-ie..." suara Baekhyun terdengar parau.
"Baekhyun-ah, kau sudah bangun?" suara seorang Irene membuatnya menoleh pelan pada wanita itu.
Baekhyun merasakan kepalanya berdenyut hebat.
"Eomma...Chanyeol eodiseo?" wajah bahagia Irene seketika berubah menjadi wajah kebingungan
"Chanyeol?", tanya Irene, Gadis itu pun mengangguk pelan, dia masih merasakan nyeri di kepalanya.
Saat mengangkat tanganya dia merasakan ada sesuatu yang membelit tanganya, yaitu selang panjang yang tersambung dengan flabotle yang menggantung di atasnya, juga sebuah sungkup yang terpasang di wajahnya, dia baru menyadari jika tubuhnya saat ini tengah di pasang alat bantu seperti itu.
"Eoma, dimana Chanyeol?" Gadis itu memaksakan tubuhnya untuk duduk dan menarik sungkup oksigen yang terpasang di wajahnya.
Sekuat tenaga Irene mencegah Baekhyun agar tidak memaksa bangun, tapi tenaga Baekhyun terlalu kuat.
"Chanyeol-ie!!!"
Baekhyun memekik dan menangis saat melihat orang yang dia cari tengah berdiri di kejauhan.
"Eomma Chanyeol, itu Chanyeol!!" tunjuk Baekhyun pada pria yg menggunakan snelli dan berdiri di kejauhan itu.
"CHANYEOL-IE!!!"
Baekhyun kembali berteriak, membuat pria itu menoleh dan menghampirinya dengan tergesa.
"Eoh, Nona Byun, kau sudah sadar??"
Baekhyun terkejut mendengar pria itu memanggilnya 'Nona Byun'
"Chanyeol-ah, Chan--" Baekhyun kembali tidak sadarkan diri dan tubuhnya kembali terkapar di atas brankar ruang gawat darurat tempatnya berada saat ini.
"Baekhyun-ah, sayang..." Irene kembali menangis saat mendapati putrinya kembali tidak sadarkan diri dan wanita itu hanya bisa memegang lengan dokter yang berdiri di sampingnya yang tertegun karena Baekhyun memanggilnya lantang.
.
.
.
Tbc.