webnovel

Drama Dibalik Drama 2

sesaat Ai mematung. haruskah dia menjadi salah satu tamu di pertunjukan ini? apa aku harus menyapanya? rasanya aku ingin kabur dari tatap matanya.

setelah beberapa detik berlalu, Ai putuskan untuk tidak mempedulikan kehadiran Findra. dia terus menyapa tamu yang masuk dan mengantarkannya ke kursi penonton.

sepertinya semua temannya sudah sibuk dengan tamu yang lain. tak apa lah, lagi pula tida ada aturan penulis skenario tidak boleh mengantar tamu ke kursinya.

saat berpikir bahwa dirinya sudah melewatkan bagian untuk menyapa Findra saat mengantarkan tamu itu, Findra malah berdiri menjulang di belakangnya.

saat Ai berbalik, betapa kagetnya dia melihat Findra ada di belakangnya. seketika tubuhnya kehilangan keseimbangan dan nyaris jatuh, jika tak ada satu tangan Findra bergerak cepat menangkap tangannya.

" kamu tidak papa?" tanya Findra masih memegangi tangan Ai. posisi Ai masih belum stabil, jadi Findra masih menggenggam tangannya.

mendengar suara Findra bertanya, menyadarkan lamunannya dari sepasang mata hitam yang memikat milik Findra.

" ya.." setelah menjawab itu, Ai segera memperbaiki posisinya agar lebih stabil.

Karang melihat kejadian itu. wajahnya menjadi dingin, tamu-tamu yang masuk di abaikannya. matanya terus tertuju pada Ai seraya langkah kakinya mengikis jarak di antara mereka.

Findra tersenyum melihat Ai, hatinya kembali di tumbuhi bunga cinta ketika mendengar Ai menjawab pertanyaannya.

Ai menundukkan pandangannya saat melihat Findra tersenyum. bukan karena takut jatuh ke lubang yang lama, tapi karena hatinya sudah milik orang lain.

sayangnya karang mengartikan salah tindakan Ai itu, Karang kira itu suatu reaksi tersipu. Karang tiba di dekat mereka, seketika tangan kokoh Karang menarik pinggang Ai mendekat kepadanya.

Ai terkejut dengan tangan yang tiba-tiba menyentuh pinggangnya. di angkat kepalanya melihat wajah dari tangan yang merangkul pinggang nya.

untung tangannya yang biasanya siap memukul orang yang sembarangan menyentuhnya belum bereaksi. hatinya tersenyum, bukankah ini reaksi cemburu?

kepalanya kembali ke posisi semula. matanya menatap Findra,

" terimakasih sudah menolong." kata Ai seraya pergi meninggalkan Findra di deretan kursi penonton.

karang masih merangkul pinggang Ai saat pergi meninggalkan tempat Findra. wajahnya masih dingin, semua pertanyaan yang ada di kepalanya dia tahan. ini ada di tengah lautan manusia aku harus menahannya. setidaknya sampai acara selesai. aku akan mencari waktu untuk membicarakan masalah ini.

sedang Findra yang di tinggal sendiri di deretan kursi penonton, merasa hancur saat melihat Ai tak bereaksi dengan tangan yang ada di pinggangnya. terlebih dalam matanya terlihat. kebahagiaan melihat orang yang merangkulnya dari belakang itu.

mungkinkah semua rasa yang dulu sudah benar-benar mati. atau mungkin rasa yang dulu itu adalah rasa yang seperti di ceritakan orang-orang, cinta monyet. mungkinkah orang itu adalah cinta sejatinya.

Findra terus berdiri dan menatap punggung dua orang itu. sampai seorang tamu lainnya yang ingin lewat menyadarkannya,

" permisi..." kata tamu itu.

" ah, maaf..., silakan." kata Findra yang tersadar dari lamunannya dan segera memberi jalan pada tamu itu. setelah tamu itu lewat, Findra ikut mencari kursi yang tertera di tiketnya dan duduk di sana menanti pertunjukan.

sesekali matanya jatuh pada dua orang yang menghancurkan hatinya tadi. kedua orang itu masih menyapa tamu. tangan sang lelaki tak juga melepas pinggang Ai. membuat panas mata Findra.