Misaki terbangun ia sudah berada dalam kos kosannya. Mereka sama sekali tidak membunuh atau melukai dirinya..
Tatapan Misaki beredar pada jendela kamarnya. Ia memakai jaket dan hendak keluar lagi.
"Sa--sagi??"- mata Misaki sedikit takut mengingat kemarin Sagi dengan bengis membunuh orang orang.
Tetapi mata Sagi hanya menatap Misaki dengan wajah datar dan Mata putih peraknya.
"Mau kutemani.."
"Iya...", apa ini kenapa Sagi tiba tiba hendak menemaninya.
Misaki kembali menatap Sagi disampingnya. Wajahnya masih lusuh dan mata ungunya yang redup.
"Berhenti menatapku, misaki.."
- risih Sagi , dasar apaan sih manusia ini menatapku seperti itu..!!
"Ma--maaf cuman sikap Sagi yang seperti ini jarang terlihat..."
deg
"Hm begitukah..?"
- Sagi menatap wajah Misaki. Misaki hanya tertawa garing. Ia tidak tau bagaimana harus berbicara pada sosok pendiam seperti ini.
Sagi hanya berjalan dan berpikir. Sikapnya memang seperti ini lalu apakah ia penasaran.."
"Makanan yang aneh.."
gumam Sagi dengan mata putihnya sedikit bercahaya.
Misaki berkeliling keliling dan mendapati area ini sama seperti kemarin.
Sama sekali tidak ada manusia, dan terasa ini bukanlah dunianya.
Misaki duduk dan menatap area langit yang selalu mendung.
"Neh Sagi, aku ada dimana...?"
"Kita didunia kak Tony.."
"Eh kenapa..aku penasaran sejak kalian datang. Banyak manusia yang bisa menjadi makanan kalian bukan..."
"Lagipula aku lelaki....yang lusuh dan terendah..."
srek
Mata Sagi bertatapan padaku, ia menatapku seolah bulan yang sangat putih pucat.
"Misaki adalah milik kami yang terindah..."
deg
Sagi berhenti memegang tangan misaki dan duduk lagi disebelahnya. Misaki sedikit deg degan karena merasa dipuji.
Dia terindah, kelihatannya itu sangatlah berlebihan. Untuk seorang pria biasa sepertinya..."
"Kau dipilih, karena Kami semua menginginkan mu..."
"Ka-kalian semua...??"
"Iya sejak pertama bertemu , kami memilihmu Misaki.."
"Kami menjaga dan peduli padamu karena kami tiga saudara tidak ingin kehilangan mu... Misaki..."
Misaki menutup wajahnya ia tidak sangka. Mereka sejak awal memilihnya dan kini ia sudah menjadi hal yang berharga..."
Sagi bergerak dan menarik wajah misaki agar dekat padanya. Dan tiba tiba Sony sudah ada dibelakangnya berbisik pada telinga kecil Misaki..
Bersama wajah Tony yang terlihat jelas menunduk dan mencium kaki Misaki dengan lembut.
"Misaki...selamanya kau milik kami.."