webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Tranh châm biếm
Không đủ số lượng người đọc
275 Chs

Setelah Semuanya Selesai

Alice saat ini berada disebuah ruangan, dimana tempat tinggalnya yang dia habiskan bersama Zen dan Quenella saat bersama. Saat ini Alice sangat merindukan seseorang, karena sudah seminggu orang yang dirindukannya belum menampakan diri.

Alice sempat terkejut saat beberapa saksi mata dari beberapa ksatria yang melihat Zen menghilang secara tiba – tiba, setelah perang berlangsung. Lalu Alice mulai mengingat bahwa Zen bukan berasal dari dunia ini.

"Apakah kamu kembali keduniamu Zen?" kata Alice dengan raut wajah kesedihannya.

"Kak, makan siang sudah siap" kata seseorang dari balik pintu kamarnya saat ini.

"Baiklah Selka" jawab Alice lalu beranjak dari tempat dia merenung.

Akhirnya Alice keluar dari kamarnya dan menuju meja makan, dan makan siang bersama adiknya Selka. Mereka berdua memutuskan untuk tinggal disini setelah selesai peperangan tersebut. Mereka mulai menyantap makanan mereka sambil mengobrol ringan.

"Oh iya Kak, Kakak akan kemana hari ini?" tanya Selka.

"Aku tidak kemana – mana hari ini Selka" Jawab Alice.

"Lalu bagaimana kalau menemaniku untuk menjenguk ayah dan ibu didesa" kata Selka.

"Baiklah, kalau begitu kapan kita berangkat?" tanya Alice.

"Mungkin setelah kita selesai makan" kata Selka.

"Baiklah" jawab Alice.

Lalu mereka mulai menyelesaikan makanannya dan memutuskan untuk pergi kedesa Rulid, untuk menjenguk kedua orang tua mereka. Diperjalanan mereka sangat disambut oleh beberapa orang, tidak seperti sebelumnya, Alice sangat dihindari oleh mereka, karena dulunya dia merupakan seorang kriminal.

Mereka terus berjalan dan sampai dirumah orang tua mereka. Mereka hanya bercakap – cakap ringan, hingga waktu sudah mulai petang. Lalu mereka berdua memutuskan untuk kembali kekediaman mereka saat ini.

Setelah sampai dirumah mereka, Selka sedang menyiapkan makan malam untuk mereka berdua, namun sebuah suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya.

"Biar aku saja Selka" kata Alice dan dibalas anggukan oleh Selka.

Alice lalu berjalan menuju pintu rumahnya dan membukanya. Bisa terlihat tiga orang wanita berada dibalik pintu tersebut sedang berkunjung kerumahnya saat ini.

"Halo Alice-sama maaf mengganggumu" kata seorang wanita yang paling depan.

"Sudah kubilang, kalian bisa memanggilku Alice saja" kata Alice lalu membiarkan ketiga wanita tersebut memasuki kediamannya.

Ketiga wanita itu merupakan Senior Zen, yaitu Rina, lalu diikuti oleh kedua juniornya yaitu Tize dan Ronye.

"Silahkan duduklah" kata Alice setelah membawa mereka menuju ruang tamu dari kediaman ini.

"Maaf Alice-sama, kedatangan kami kesini hanya mengantarkan sesuatu" kata Rina sambil mengeluarkan secarik kertas.

"Apa ini?" tanya Alice.

Lalu perlahan dia meraih kertas tersebut dan membukanya. Setelah dia melihat isinya, dia tidak kuasa menahan air matanya yang jatuh dari matanya.

"Kapan dia memberikan ini?" tanya Alice setelah dia selesai membaca isi surat tersebut.

Rina lalu menoleh kearah junior dari Zen yaitu Ronye, untuk menjelaskan kapan surat tersebut diberikan oleh Zen.

"M-Maafkan aku Alice-sama, Zen-senpai memberikanku surat tersebut, saat anda menangkapnya dahulu. Namun dia berpesan untuk memberikannya kepada Rina-senpai" kata Ronye.

Sebelum Zen dibawa pergi oleh Alice, Zen sempat menyuruh juniornya untuk memberikan sebuah pesan kepada seniornya yaitu Rina, yang berisi 3 buah surat. Pertama untuk Rina, lalu juniornya dan satu lagi untuk Alice dan Selka.

Alice sangat terkejut mendengar hal tersebut. Zen sudah memberikan surat ini dari dia menangkapnya. Apakah Zen sudah mengetahui bahwa dia akan jatuh cinta kepadanya saat itu, kata Alice didalam benaknya saat ini.

"B-Baiklah, kalau begitu Alice-sama, kami akan kembali kalau begitu" kata Rina yang ingin berpamitan kepada Alice.

"Tinggalah disini. Zen menyuruhku menjaga kalian" kata Alice sambil menunjukan surat yang dituliskan oleh Zen.

.

.

[Level Up]

[Level Up]

[Level Up]

[Level Up]

...

...

Pesan peningkatan Level Zen terus muncul hingga berhenti setelah beberapa notifikasi. Zen sangat terkejut setelah menerima dua buah hadiah dari quest dan ternyata hadiahnya sangat besar.

Saat ini dia sudah dipindahkan kesebuah fasilitas kedokteran, untuk membantunya rehabilitasi setelah dia keluar dari dunia Underword, dan penyembuhan kerusakan otaknya yang sebenarnya sudah sembuh.

"Hah tahu begitu, aku membantai semua monster disana" kata Zen.

Setelah misi utama yang membuat Zen mengorbankan dirinya, ternyata datang sebuah misi utama baru, yaitu saat dia membunuh monster didalam dunia Underworld, dia bisa mendapatkan EXP untuk meningkatkan levelnya saat ini.

"Mengapa kamu tidak memberitahukanku Irene?" tanya Zen.

[Maaf Kak, Irene lupa] kata Irene.

Zen sebenarnya tahu alasan Irene tidak memberitahunya, namun dia membiarkan saja, karena adiknya selalu berjasa kepadanya hingga saat ini.

"Hah.. Sudahlah" kata Zen.

Sudah seminggu dia sudah disini, tetapi semua wanita beserta putrinya belum diizinkan bertemu dengannya, karena beralasan Zen membutuhkan perawatan intensif, namun pihak Rath saat ini sedang mengawasinya dengat ketat tindakan Zen.

Bahkan Aki, perawat yang merawat Zen, juga sedang dicurigai saat ini. Dan gerak – geriknya juga diawasi saat ini, karena dia dekat bersama Zen.

Sudah seminggu mereka diawasi, bahkan penyerang yang menyerang Rath juga belum bisa ditemukan oleh pihak pemerintah. Yang sebenarnya, mereka sudah dilenyapkan oleh Zen didasar laut sebelumnya.

Pihak pemerintah juga sudah berusaha menyembunyikan berita tentang penyerangan dan pencurian fasilitas tersebut. Namun tiba – tiba saja, berita itu bocor dan membuat berbagai pihak saat ini sangat waspada dengan penyerang tersebut, yang beranggapan mereka berhasil mencuri sebuah alat yang luar biasa berbahaya.

Pihak Rath, saat ini masih mencari keberadaan Lightcube yang berhasil dicuri. Sebenarnya mereka akan membuat kembali dunia Underworld, namun ternyata, data yang mereka gunakan yaitu The Seed, juga menghilang dan ini membuat mereka lebih mencurigai Zen saat ini.

Namun beberapa hari kemudian, beberapa pemberitaan tentang beberapa pejabat pemerintahan juga ikut andil dalam penyerangan tersebut, membuat mereka terus mengintrogasi mereka dan menanyakan dimana semua Lightcube yang hilang tersebut.

Zen saat ini sebenarnya mengetahui bahwa dia diawasi, namun dia santai karena mereka tidak akan mempunyai bukti bahwa dia yang melakukan semua itu. Dan Hal itu pula yang membuatnya belum pergi ke Alaska dan memeriksa apa yang sudah dicurinya.

Dia sudah menyuruh Irene unuk mengawasinya sementara dan menurunkan FLA dunia itu, agar waktu dari dunia Underworld dan dunia nyata sama saat ini.

Selang beberapa lama seorang wanita memasuki kamar Zen sambil membawa seikat bunga, dengan tujuan untuk menjenguknya. Zen sangat terkejut, karena ini pertama kalinya seseorang menjenguknya.

"Apakaah aku sudah bisa dijenguk sekarang Rinko-san?" tanya Zen.

"Masih belum Zen-kun, aku hanya datang menjengukmu karena aku masih anggota Rath" balas wanita itu yang merupakan Rinko.

Rinko menaruh bunga yang dibawanya dan menaruhnya kesebuah Vas bunga dan duduk disebelah Zen saat ini. Saat ini dia duduk dengan menyilangkan kakinya dan menaruh jas labnya diatas kakinya tersebut.

"Akhirnya aku melihat seseorang selain perawat dan dokter selama seminggu ini" kata Zen yang senang, karena seseorang sedang menjenguknya saat ini.

"Kedatanganku bukan hanya menjengukmu Zen" kata Rinko.

"Lalu ada apa Rinko-san?" tanya Zen.

"Aku akan menangkapmu dan menyerahkan dirimu kepihak berwajib"