webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Tranh châm biếm
Không đủ số lượng người đọc
275 Chs

Frost Caverns Of Scnee

Zen saat ini berjalan perlahan memasuki tempat ini semakin dalam. Jalur yang dilewatinya sudah dipenuhi oleh mayat monster, yang mulai tergeletak tak bernyawa ditempat ini, setelah dia mengalahkan mereka dengan mudah saat ini.

Namun saat ini dia sudah tiba disebuah goa, yang menjadi pintu masuk dari Labirin terakhir yang akan dia taklukan. Namun dibelakangnya, seorang wanita dengan kimono putihnya dengan sabar mengumpulkan mayat yang sudah dibunuh oleh Zen saat ini.

"Aku sudah mengumpulkannya Master" Kata White setelah mengumpulkan beberapa mayat monster, terutama mayat – mayat kelinci yang sebelumnya menyerangnya.

"Terimakasih White, sepertinya tugasmu sudah berakhir saat ini" kata Zen.

Memang Zen hanya membawa White untuk menuju tempat ini, dan menaklukan labirin ini bersama para wanitanya. White sempat merasa sedih tidak dibawa oleh Masternya mengikutinya, namun dia tetap senang saat Masternya lebih memilihnya saat melakukan perjalanan ketempat ini.

"Baiklah Master" kata White.

Zen lalu memegang pundak dari White dan menteleportkan dirinya menuju Alaska dan mulai menghubungi semua wanitanya, yang akan dia ajak dalam menaklukan labirin ini.

Disisi lain, Shizuku dan Kaori saat ini sudah bersiap dengan perlengkapan tempurnya saat ini. Memang saat ini mereka hanya berdua saja ditempat ini, karena bertugas untuk menjemput teman sekelas mereka yang ingin mengikuti mereka.

"Kapan kita akan berangkat Shizushizu?" tanya Suzu yang saat ini juga sudah menggunakan peralatan tempurnya.

"Tunggu sebenar lagi oke, Zen masih mencari jalan untuk menuju kesana" balas Shizuku.

"Apakah kamu yakin dia tidak meninggalkan kita?" namun sebuah suara membuat mood dari orang yang berada disana mulai turun saat ini.

"Tenanglah, Zen merupakan pria yang tidak pernah mengingkari janjinya" jawab Kaori saat ini.

Memang saat ini mereka sedang berada disebuah penginapan yang dibangun pada markas Elite, yang merupakan penginapan dengan gaya yang modern, seperti hotel berbintang lima. Yuna sengaja menyuruh Zen membuatnya untuk menambah bisnis mereka didunia ini.

Cukup lama mereka menunggu, hingga seseorang yang mereka kenal muncul saat ini sambil membawa beberapa barang dan bersiap menuju kesebuah tempat.

"Aichan-Sensei? Kamu mau kemana?" tanya Shizuku setelah melihatnya memasuki kawasan ini.

"Ah.. aku ada urusan ditempat ini" kata Aiko, Lalu mulai menanyakan kemana mereka akan pergi.

Aiko sempat khawatir tentang kepergian mereka, karena dia tidak mau beberapa muridnya sekali lagi mendapatkan kesialan. Namun saat dia mendengar mereka pergi bersama Zen, dia mulai bernafas lega.

"Kuharap kalian saling menjaga satu sama lainnya" kata Aiko dan akhirnya berpamitan kepada mereka saat ini.

Beberapa dari mereka sangat penasaran tentang apa yang akan dilakukan oleh gurunya tersebut, namun tidak dengan Shizuku dan Kaori yang tahu akan pergi kemana gurunya saat ini. Namun orang yang mereka bicarakan saat ini, sedang berjalan santai dengan senyum menghiasi wajahnya menuju kesebuah tempat.

Setelah dia memasuki sebuah kamar khusus, akhirnya dia mulai mengalirkan mana pada tandanya dan berpindah menuju Domain Zen saat ini, dan bersiap melakukan tugasnya didalam keluarganya ini.

"Kami sudah lama menunggumu Ai Mama-Sensei" kata dua orang anak kecil bersamaan.

Namun disebuah ruangan yang berbeda, beberapa orang juga sedang menunggu datangnya panggilan dari Zen yang tidak kunjung datang. Yue, Shea, Tio, Suguha, Sinon, Alice dan Rina sudah bersiap menggunakan perlengkapan tempur mereka dengan tujuan yang sama seperti Shizuku dan Kaori.

Saat mereka sedang menunggu, tiba – tiba suara yang mereka tunggu sedari tadi akhirnya muncul. Zen yang menggunakan telepatinya langsung menghubungi mereka semua dan mengatakan untuk bersiap saat ini.

Namun sebelum mereka diteleportkan Zen, White yang sebelumnya bersama Zen akhirnya tiba diruangan ini setelah tugasnya selesai dan diteleportkan pulang olehnya.

"Mengapa tubuhmu penuh salju White?" tanya Shea yang mulai membersihkan sisa – sisa salju dari tubuh White saat ini.

"Terima kasih Nona Shea. Tetapi tempat yang akan kalian kunjungi memang penuh dengan salju" kata White.

"Benarkah?" tanya Shea bersemangat karena dia sangat ingin melihat salju saat ini.

Namun sebelum dia bertanya kepada White tentang kelanjutan ceritanya, Zen sudah mengirim pesan kepada mereka untuk bersiap, dan langsung menteleportkan diri mereka menuju tempat Zen berada saat ini.

Mereka mulai melihat sekeliling dan hanya melihat goa yang dikelilingi oleh Es saat ini. Shea yang sedari tadi bersemangat tentang melihat salju, akhirnya harus gigit jari setelah hanya melihat permukaan yang beku saat ini.

"Mana saljunya?" gumamnya. Namun perkataannya itu tidak dijawab, karena Zen sudah mulai menteleportkan Shizuku dan Kaori beserta beberapa teman sekelas mereka saat ini. Tiga orang yang dibawa Shizuku dan Kori merupakan Suzu, Kouki dan Ryutarou si pria berotot.

"Baiklah, apakah kalian siap?" tanya Zen kemudian.

Mereka semua hanya mengangguk dengan tekad yang sudah terpancar dari ekspresi wajah mereka saat ini. Akhirnya Zen mulai memimpin mereka memasuki Labirin terakhir yang harus dia taklukan saat ini.

.

.

Lilliana sangat bahagia saat ini, karena dia merasakan sesuatu yang baru. Asuna dan Yuna saat ini mengajaknya keberbagai tempat, mulai dari Mall, taman bermain dan saat ini akan menuju kesebuah gedung yang sangat megah.

Memang Remia, Myu dan Yui sudah tidak mengikuti mereka lagi, karena pada awalnya mereka hanya menemani kedua putri mereka untuk mencari peralatan pembelajaran, hingga akhirnya mereka kembali saat Aiko akan mengajar mereka.

"Benarkah kamu merupakan orang terkaya diduni ini Yuna-san?" tanya Lilliana yang tidak menyangka salah satu saudara perempuannya sangatlah hebat saat ini.

"Ini semua berkat Zen. Aku hanya melaksanakan sarannya saja" kata Yuna.

Memang dengan kekuatan materi pemberian Zen dan didukung oleh beberapa saudara perempuannya yang lain, Perusahaannya saat ini menjadi sangat besar saat ini. Awalnya Yuna tidak bersemangat melanjutkan bisnis keluarganya, namun karena saran Zen sebelumnya, akhirnya dia menjadi seperti ini.

"Ah iya Yuna, kudengar kamu akan membeli label yang menaungi Silica" kata Asuna kemudian.

"Aku tidak membelinya, tetapi akan membuat sebuah label musik dan membuat Silica dan Yuuki memasuki label musikku" jawab Yuna

Bukan tanpa alasan Yuna ingin membuat perusahaan label Music. Menurutnya bisnis entertainment akan menguntungkan dimasa depan, apalagi nama Silica sudah sangat besar saat ini, dan dia ingin semua keluarganya akan berada didalam naungan perusahaannya.

"Apakah kamu yakin labelnya yang lama akan melepaskan mereka?" tanya Asuna kemudian.

"Mereka tidak akan menolakku" jawab Yuna.

Mobil yang dibawa Yuna, akhirnya tiba diperusaahnya Elite saat ini. Seperti sebelumnya, Lilliana juga sangat takjub dengan apa yang dia lihat saat ini. Namun rasa kagumnya itu terhenti, setelah seseorang mulai menyela kegiatan mereka sat ini.

"Maafkan aku Nona, tetapi keputusan pemerintah tentang pengesahan sebuah undang – undang baru akan segera diumumkan" kata Ice saat ini.

Yuna mulai tersenyum dan langsung mengajak semua orang yang bersamanya bergegas menuju ruangannya, dan melihat hasil keputusan para politikus yang saat ini sedang mengesahkan sebuah undang – undang yang dia usulkan sebelumnya.

Setelah tiba dan membuka sebuah saluran televisi, Asuna dan Yuna yang berada disana langsung tersenyum setelah melihat apa yang mereka saksikan saat ini. Satu kalimat yang tertulis didalam headline sebuah berita saat ini, semakin membuat mereka tersenyum.

"Undang – undang tentang Poligami sudah disahkan"