webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Tranh châm biếm
Không đủ số lượng người đọc
275 Chs

Akhirnya Ditemukan

Saat ini Zen sudah berbaring disebelah Yue, yang saat ini berada disebelahnya saat ini. Berbeda dengan Zen yang menikmati kegiatan tersebut, Yue saat ini merasakan sesuatu yang mengganggunya saat ini.

Zen yang melihat wanita disebelahnya, yang menunjukan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan itu, lalu mulai bangun dan duduk. Sedangkan Yue sendiri yang saat ini masih berkutat dengan pikirannya, merasakan sesuatu menyentuh kepalanya.

"Ada apa denganmu Yue?" kata Zen.

"Hah... aku hanya merasa tidak berguna Zen. Seharusnya aku yang membantumu, tetapi kekuatanku belum pulih sepenuhnya" kata Yue.

"Aku tidak merasa kamu tidak berguna Yue. Namun jika kamu merasakan seperti itu, apa yang bisa kulakukan untuk membantumu?" tanya Zen kemudian.

"Bukan itu, hanya saja aku membutuhkan darah" kata Yue.

"Lalu, apakah kamu memerlukan darahku?" kata Zen kemudian.

"Benarkah, kamu akan memberikan darahmu?" tanya Yue yang saat ini mulai memajukan dirinya mendekat kearah Zen.

"Tentu, namun pastikan agar aku tidak sampai kekurangan darah" kata Zen kemudian.

Mendengar itu, Yue mulai berjalan mendekat kearah Zen dan menyibakan pakaian pada bahunya dan mulai membuka mulutnya yang kecil tersebut, dan mulai menancapkan kedua buah taring kecilnya kebahu Zen. Seakan dia tidak sabar memuaskan dahaganya saat ini.

Zen yang melihat Yue yang saat ini sudah menempel pada tubuhnya, mulai melingkari tangannya pada pinggul Yui, untuk menahan tubuhnya. Saat menghisap darah Zen, mata Yue langsung melebar, karena dia tidak pernah merasakan darah yang mempunyai rasa seenak darah dari Zen. Bahkan dia mulai menghisapnya dan intens.

"Pelan – pelanlah Yue" kata Zen yang merasakan darahnya disedot dengan cepat.

Namun tiba - tiba saja, urat – urat pembuluh darah pada tubuh Yue, mulai bersinar sedikit. Yue sendiri tidak menghiraukan hal tersebut dan terus menikmati darah Zen. Namun Zen yang memperhatikan itu, mulai khawatir.

[Akhirnya, kita menemukan darah yang tepat untuk membuat tubuh Kak] kata Irene dari dalam benak Zen.

"Apa! Dimana?" kata Zen kemudian.

[Vampire didepan Kakak. Dia saat ini sedang menghisap darah Kakak. Dan dalam tubuh mereka, mereka akan menyesuaikan darah mereka dengan darah yang mereka terima, saat mereka menghisap darah mangsanya. Sayangnya darah Kakak mempunyai tingkat lebih tinggi dari darahnya, sehingga saat ini sel – sel darahnya akan menyesuaikan darah yang baru itu, dan menyalin Selnya.] kata Irene.

"Lalu, apakah dia sekarang akan menyalin semua kemampuanku?" tanya Zen.

[Tentu saja tidak Kak. Yang dia lakukan hanya menyesuaikan sel darahnya dengan darah Kakak.] kata Irene.

"Jadi mahsutmu, darahnya bisa dikatakan sama sepertiku?" tanya Zen kemudian.

[Bisa dikatakan seperti itu, walaupun hanya Sel – selnya saja Kak.] jawab Irene.

"Jadi, saat ini kita bisa menggunakan darahnya untuk membuat tubuh yang saat ini sedang kita kembangkan?" kata Zen.

[Benar Kak. Dan juga, tubuh itu akan memiliki DNA yang berbeda satu sama lain, karena Vampire mempunyai kemampuan untuk mengubah hal tersebut. Dan juga, berapapun Kakak mengeluarkan darahnya, dia akan terus bergenerasi] kata Irene.

Mendengar itu Zen akhirnya merasa bahagia, karena impiannya membawa para wanitanya yang berada didunia Underworld sebentar lagi akan terwujud. Yue sendiri akhirnya puas menikmati santapannya itu, namun dia belum tersadar bahwa pinggangnya saat ini masih dipeluk dengan erat oleh Zen.

Yue akhirnya tersadar bahwa Zen memeluknya, dan tubuh mereka sangatlah dekat saat ini. Walaupun dia merasa senang, Yue tidak mau menunjukan hal tersebut kepada Zen.

"Aku sudah selesai Zen, terima kasih atas santapannya yang lezat" kata Yue. Namun saat melihat kearah Zen, saat ini dia melihat wajah tampan Zen sedang tersenyum manis karena sedang memikirkan sesuatu.

"Zen.." kata Yue yang mencoba menyadarkan Zen dari lamunannya tersebut.

"Ah.. maafkan aku. Apakah kamu sudah selesai?" tanya Zen.

"Terima kasih Zen" kata Yue sambil mengangguk. " tetapi bisakah kamu melepaskan diriku?" tanya Yue kemudian.

"Ah.. maafkan aku, aku hanya membuatmu nyaman menghisap darahku" kata Zen sambil melepaskan pelukannya itu.

Mendengar itu, Yue hanya tersenyum namun bisa terlihat rona merah pada wajahnya, namun dengan sigap dia mulai beranjak dari tubuh Zen dan merapikan pakaiannya untuk menghindari perasaan malunya tersebut.

"Yue" panggil Zen.

"A-Ada apa Zen" kata Yue gugup.

"Ada apa Yue? Mengapa kamu tergagap?" tanya Zen.

Mendengar itu, rona wajah Yue kembali muncul, namun dia mencoba bersikap seperti biasa dan meladeni perkataan Zen tersebut.

"Ah.. tidak apa – apa Zen. Lalu ada apa?" kata Yue yang mulai tenang saat ini.

"Aku sebenarnya ingin meminta tolong darimu, tetapi mungkin saat kita berada diduniaku, baru akan memberitahukannya" kata Zen.

"Baiklah, karena kamu sudah melakukan apapun untukku, aku dengan senang hati akan menolongmu." Kata Yue.

"Baiklah" kata Zen.

Namun Yue mengingat sesuatu yang membuatnya sangat menikmatinya tadi.

"Tetapi, bisakah kamu memberikan darahmu lagi sebagai gantinya?" kata Yue, yang saat ini sangat senang dengan cita rasa dari darah Zen.

"Bukankah, kamu mengatakan dengan senang hati menolongku?" tanya Zen yang bingung dengan perubahan sikap dari Yue ini.

"Aku hanya menyukai darahmu, karena darahmu rasanya sangat nikmat" kata Yue.

"Baiklah kalau begitu" kata Zen.

Lalu mereka berdua beristirahat sejenak ditempat itu, dan akhirnya melanjutkan perjalanan mereka semakin dalam dari dungeon tersebut.

.

.

<Status>

Status:

Nama: [Uchiha Zen]

Level: [39] (21500/39000)

Toko Poin: [4.434.213]

Status Poin: [0]

STR: A [506/2500]

AGI: A [413/2500]

INT: A [490/2500]

DEX: A [297/2500]

Skill: [Infinity Mana] [Diamond Body] [Negative Attribute Ressistance][Clean: 10] [Heal: 10] [Creation: 10] [Fire: 10] [Water:10] [Wind: 10] [Light: 10] [Cooking: 7] [Gravity: 10] [Absorb: 10] [Supersonic Step: 10] [Aerodynamic: 10] [Lightning Field: 0] [Rift Walk: 7] [Night Vision: 10] [Poison: 8] [Telepathy: 9] [Tracking: 2]

Zen merasa bahagia setelah melihat statusnya saat ini. Karena sedikit lagi, impiannya membawa semua wanitanya kedunia ini akan terwujud. Akhirnya setelah membantai beberapa mosnter dan mencapai tempat ini, dia mulai mendapatkan beberapa skill baru yang bagus.

Yue sendiri saat ini, kekuatannya sudah pulih sepenuhnya, berkat asupan darah Zen yang dia minum setiap hari. Setelah kejadian dimana Zen menawarkan darahnya, Yue tidak pernah absen untuk meminta asupan darah Zen setiap harinya.

Mereka berdua akhirnya sampai disebuah ruangan yang luas, dengan dikelilingi dengan pilar – pilar besar. Tetapi Zen tahu tempat itu, tempat itu merupakan tempat dari boss terakhir dari labirin ini, dan akan mengantarkan mereka ketempat pembuat labirin ini setelah mereka berhasil mengalahkan boss dari labirin yang berada diruangan ini.

"Apakah kamu sudah siap Yue?" tanya Zen.

"Tentu saja" jawab Yue yang saat ini berada disebelahnya.

"Baiklah, boss terakhir kami datang"