webnovel

Your Presence

Ketika fisik sudah tidak mampu untuk bertahan lagi, harapan terakhir agar diri tak menggila hanyalah pada batin dan akal sehat. Namun, bagaimana jika akal sehat sudah mulai tak bisa diajak untuk berkompromi lagi? Adit, sebagai contoh dari sekian anak yang merasa kurang beruntung akibat menjadi korban dalam kekerasan rumah tangga orang tuanya. Menjadi sasaran empuk kala sang Ayah dan Ibu tengah lelah karena perkerjaan mereka, bahkan membuat Adit sudah sangat lelah untuk terus bertahan di dunia yang begitu kejam untuknya. Nurani sudah menghilang, batin pun mulai berbisik agar enyah dari dunia yang kejam ini. Mengakhiri hidup mungkin, menjadi akhir kisah Adit yang begitu kelam. Agar ia bisa lepas dari kedua orang tua nya yang tak menginginkannya untuk terlahir ke dunia ini. Namun .... "Kalo mau bunuh diri jangan di sini, Aa ganteng!" Suara khas sang gadis yang terus menggema, mengganggu pikiran Adit hingga akal sehatnya perlahan kembali membaik. "Siapa dia? Mengapa aku selalu memikirkannya?" Akankah, Tuhan mempertemukan Adit dengan gadis yang berhasil mencegah dirinya untuk mengakhiri hidupnya itu? Atau, kah sebaliknya? Apakah Adit akan mendapatkan kebahagiaan yang tak pernah ia rasakan sejak berusia 5 tahun hingga sekarang?

AQUELLA_0803 · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
278 Chs

Hilang.

Sudah dua hari berlalu, Eric dan Rafael belum juga di temukan. Pihak keluarga benar-benar merasa sangat hancur. Putri menjadi lebih pendiam dan lebih suka melamun. Ervin sama seperti sang ibu, dia lebih suka melamun dan saat berada di sekolah pria itu tidak konsentrasi. Ia terus melihat ke bangku sampingnya dan bangku depan, yang kosong. Bangku itu adalah bangku Eric dan Rafael.

Para siswa-siswi, berdoa agar sang primadona di temukan. Jika mereka sudah tiada, semoga mereka meninggal dalam keadaan baik. Ervin tengah duduk di taman sambil menatap kearah langit yang terlihat indah di sore hari. Ia memejamkan matanya sejenak, mengingat kebersamaannya dengan Eric dan Rafael. Laura duduk di samping Ervin, lalu gadis itu berbaring sambil menatap kearah langit.

"Mereka kemana ya bang? Kenapa mereka harus menghilang? Padahal kita janjian bakal hunting bareng, tapi kenapa mereka ninggalin kita?" Tanya Laura yang sudah meneteskan air matanya.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com