webnovel

You Will Be My Queen

Faniya Dwi Putri Wahyudi wanita memiliki tubuh besar dan tinggi membuat banyak lelaki menghindar dari nya akibat tinggi tubuh nya yang mencapai 171cm dan berat badan yang mencapai 90kg tapi hal tersebut tidaklah membuat semangat nya menurun malah bertambah membara semangat nya untuk kurung namun makan masih saja banyak dan jarang berolahraga, Semangat untuk sukses tapi malam belajar dan selalu saja menghabiskan waktu keluar dan keluar nya bukan untuk shoping atau berpoya poya melainkan untuk mengenyangkan perut nya. Dia memiliki lelaki yang di sukai nya yakni Rendi Adijaya Triono yang terkenal cuek dan dingin terhadap siapapun dan sama sekali tidak pernah mencintai wanita dengan tulus tapi entah kenapa dia bisa mencintai Faniya yang sama sekali tidak masuk dalam kriteria nya apa lagi jika di bandingkan dengan banyaknya wanita yang mendekati nya. Ryhan Purnama Darmawan lelaki tampan yang terkenal dingin kepada siapapun kecuali Faniya, Dia memiliki tinggi tubuh yang mencapai 182cm dan berat badan hanya 60kg berteman dekat dengan Faniya dan memiliki perasaan kepada Faniya, Jika di bandingkan soal fisik kedua nya sangatlah tidak cocok tetapi itu bukan pengahalang untuk Ryhan yang primadona sekolah sejak duduk di sekolah dasar mencintai Faniya yang sama sekali tidak bagus segi fisik.

Suci_lestari · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
36 Chs

Part 20

"Siapa yang bikin dessert nya?" tanya Faniya saat merasakan dessert tersebut.

"Kenapa? Gak enak?" tanya Ryhan dengan memasang wajah penasaran nya.

"Enggak, Enak kok" jawab Faniya dengan tersenyum dan kembali memakan dessert tersebut.

Ryhan tersenyum senang saat mendengar jawaban dari Faniya. "Mama yang bikin emang khusus buat kamu" jawab Ryhan dan menghapus coklat yang melekat di sudut bibir wanita itu.

"Mereka emang deket dari awal masuk ke sini" guman Rendi yang sedari tadi memperhatikan apa saja yang di lakukan kedua nya.

"Pantesan enak, Kirain lo yang buat" ucap Faniya yang tidak memperdulikan Ryhan yang perhatian terhadap nya.

"Ya kali aku yang buat seenak itu" jawab Ryhan dan menatap wanita itu.

"Lo gak mau?" tanya Faniya yang berharap Ryhan tidak mau.

"Aa" Ryhan membuka mulut nya agar Faniya menyuapi nya.

"Shit" umpat wanita itu kesal dan menyuapi lelaki itu sedikit dessert di dalam sendok.

"Cih dasar tuh cewek caper banget" umpat Shiren dengan kesal saat Faniya menyuapi Ryhan. Sama seperti Rendi dia juga sedari tadi memperhatikan kedua nya.

"Kalo gak mau ngasih orang gak usah nawar di awal" ucap Ryhan dengan wajah datar nya. Dia tau akan Faniya yang tidak ingin berbagi masalah makanan dengan nya ataupun orang lain saat dia kelaparan atau saat dia memakan makanan yang dia sukai.

"Kan gak mungkin gue makan lo cuma ngeliatin gue doang" jawab Faniya yang kembali melahap makanan nya.

"Eh ngapain lo di sini?" tanya Nasya dengan memukul punggung Shiren.

"Diem" ketus Shiren. Nasya tidak menjawab nya dan ikut melihat ke dalam, Pemandangan yang sudah biasa di lihat nya yakni kedekatan Faniya dan juga Ryhan.

"Mereka berdua emang deket dari dulu" ucap Nasya.

"Gak peduli, Gue bakal ambil Ryhan dari dia" jawab Shiren dan langsung berlalu dari sana dengan kesal nya.

"Shiren gak pernah berubah dari dulu" guman Nasya.

"Tapi gue sekarang kurang suka juga ama Faniya" guman Nasya kembali dan menatap ke dalam.

"Gak tau apa alasan nya gue gak suka sama dia" ucap nya.

"Eh, Lu ngapain?" tanya Greeta yang mengagetkan Nasya. Nasya langsung tersadar akan lamunan nya.

"Kaga ngapa ngapain, Ayo ke kelas" ajak Nasya dan langsung berlalu dari sana.

"Kak Tirtan udah nyampe di rumah belum ya" ucap Faniya dan langsung mengambil ponsel nya.

"Kak Tirtan mau pulang?" tanya Ryhan.

"Tadi malam kata nya iya bakal pulang sekarang" jawab Faniya dan langsung menghubungi kakak nya.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat menerima panggilan cobalah beberapa saat lagi" tidak mendapatkan jawaban dari kakak nya menandakan jika ponsel mati atau tidak ada sinyal hingga yang menjawab bukan kakak nya melainkan moderator memberitahu tentang itu.

"Mungkin kak Tirtan lagi dalam pesawat" ucap Ryhan yang tau kenapa ponsel di turunkan oleh Faniya.

"Hem" Faniya langsung menutup ponsel nya dan kembali menyimpan ponsel nya di tempat.

Kringg

"Udah bel masuk, Kamu masih mau nunggu di sini apa ikut masuk kelas?" tanya Ryhan.

"Ikut ke kelas" jawab Faniya dengan wajah malas nya.

"Yaudah turun kalo mau ikut ke kelas" ucap Ryhan. Faniya tidak menjawab nya dan turun dari ranjang di bantu oleh Ryhan setelah itu kedua nya langsung keluar dan berjalan menuju ke kelas mereka.

"Nasya, Greeta" panggil Faniya saat melihat kedua teman nya bersama dengan Shiren.

Nasya dan juga Greeta menoleh ke arah nya. "Kenapa?" tanya Nasya dengan wajah datar nya sedangkan Shiren menatap Ryhan dan Greeta nampak tak enak hati dengan Faniya.

"Nanti kita main bareng yah" ajak Faniya yang sangat berharap penerimaan ajakan nya.

"Enggak dulu deh Fan, Gue sibuk, Gue masuk duluan" jawab Nasya dan langsung masuk ke dalam kelas.

"Kalo lo Greet?" tanya Faniya yang hanya berharap kepada teman satu nya lagi.

"Greeta ada janji sama gue" jawab Shiren dan merangkul tangan Greeta. Faniya menatap datar ke arah wanita itu dan setelah itu menatap ke arah Greeta.

"Ayo masuk, Besok kita main bareng" ajak Greeta dengan tersenyum lebar menatap Faniya. Faniya membalas senyuman itu dan ikut masuk bersama dengan Greeta dan Ryhan mengikuti dari belakang.

Mereka mendudukkan tubuh mereka di tempat mereka masing masing. Ryhan menyandarkan tubuh nya dan menatap ke arah Nasya. "Kok aneh ya, Gak biasa nya salah satu dari mereka nolak ajakan dari salah satu antara mereka" guman Ryhan yang kebingungan akan apa yang terjadi hari ini.

Saat pulang sekolah.

"Besok kita main ya, Hari ini libur dulu" ucap Greeta kepada Faniya yang tengah membereskan alat tulis nya.

"Janji, Nanti kak Tirtan juga pulang" jawab Faniya yang ikut tersenyum.

"Em" Greeta mengangguk dengan tersenyum lebar menatap Faniya.

"Greeta, Ayo" ajak Shiren dan menarik tangan wanita itu. Greeta melambaikan tangan nya kepada Faniya begitupun dengan Faniya yang juga melambaikan tangan kepada Greeta.

"Fan...."

"Kamu mau pulang bareng sama aku?" Faniya menoleh ke belakang dan nampak dua lelaki yang menatap nya.

Faniya kebingungan akan Rendi yang tidak biasa nya menatap nya dan sekarang menatap nya seperti hendak menyampaikan sesuatu. "Kamu manggil aku?" tanya Faniya kepada Rendi yang membuat Ryhan membalikkan tubuh nya menatap ke belakang.

"Siapa juga yang manggil kamu" jawab Rendi dan langsung berlalu dari sana dengan melewati Faniya dan juga Ryhan.

"Aneh, Tapi tadi beneran suara dia" ucap Faniya yang kebingungan akan Rendi yang memanggilnya atau bukan.