webnovel

You Are Mine, Viona : The Revenge

Mature novel, perhatikan batas usia saat membaca. Season 2 : Mempunyai darah Willan dalam tubuhnya membuat hidup seorang Alarick Alexander Willan tak mudah, menyembunyikan identitasnya dari orang-orang baru yang ia temui nyatanya tak mampu menutupi siapa dirinya yang sebenarnya. Saat ingin menikmati kehidupan normal yang ia idamkan tiba-tiba seorang wanita penuh dendam datang kepadanya, ingin menuntut balas atas kematian kedua orangtuanya. Seorang wanita yang justru membangkitkan jiwa liar dalam diri seorang Alarick yang diwariskan sang ayah padanya, Alarick yang baik pun menghilang berganti dengan Alarick yang tak pernah puas pada satu wanita. Alarick yang selalu menginginkan tubuh wanita. Season 1: Kisah cinta rumit , penuh intrik dan perang antar saudara Fernando memaksa pengasuh anaknya untuk menikah dengannya karena ingin membalas dendam atas kematian putri semata wayangnya , Viona yang dijadikan kambing hitam harus bertahan demi membersihkan namanya dan menepati janjinya pada sang ibu . Sebuah cerita perjuangan seorang anak yang dibuang oleh orang tua kandungnya , dan harus menjalani kehidupan yang berat setelah ibu angkatnya meninggal menjadikan gadis malang itu kuat

nafadila · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
969 Chs

Dendam Amber

Viona menceritakan secara detail bagaimana ia hidup setelah keluar dari panti asuhan sepeninggal ibu Maria pada profesor Frank , Viona juga menceritakan bagaimana ia bisa bekerja di rumah Fernando tapi ia tak menceritakan kalau Fernando pernah menyentuhnya dan hampir memerkosanya . Viona hanya menceritakan garis besarnya saja .

" jadi kau bisa ke Inggris karena berhasil mengajukan beasiswa disana ? " tanya profesor Frank mengulang cerita Viona .

" iya " jawab Viona dengan tersenyum , sebenarnya Viona sedikit berbohong soal beasiswa . Viona bukan mengajukan sebelum berangkat ke Inggris , ia mengajukan beasiswa justru saat ia sudah ada di Inggris karena melihat pengumuman beasiswa di website kampusnya saat Viona secara tak sengaja membuka website kampusnya .

" andai aku bertemu lebih awal vio , aku tak akan membuatmu semenderita itu " ucap profesor Frank lirih dengan mata yang berkaca-kaca .

Viona tersenyum mendengar perkataan profesor Frank , hatinya mungkin akan tersentuh jika ia tak tau siapa pria muda yang ada dihadapannya itu tapi tidak sekarang setelah ia tau topeng asli seorang profesor Franklin .

" sudahlah Frank lagipula itu sudah berlalu bukan " ucap Viona lembut sembari menarik tangannya dari genggaman profesor Frank .

" kau tak perlu sungkan padaku Vio , kalau kau butuh bantuan katakan padaku dan jangan buat aku salah paham padamu lagi " celetuk profesor Frank cepat .

" salah paham lagi ? maksudnya ? " tanya Viona penasaran dengan maksud omongan profesor Frank .

Profesor Frank kemudian menceritakan isi hatinya pada Viona bagaimana ia sempat terbawa emosi setelah tau kalau adik-adik Viona bekerja di sebuah bar . Ia bahkan sempat tak percaya kalau Viona punya adik-adik seperti itu .

" aku lega saat tau kalau kau tak ada hubungannya dengan mereka Vio " ucap profesor Frank dengan suara lirih .

" maksud mu apa Frank ? " tanya Viona bingung .

" aku takut kalau kau pernah ada di dunia seperti itu sebelumnya , memikirkannya saja membuatku tak bisa tidur vio " jawab Frank jujur .

" aku juga tak menyangka kenapa adik-adikku bisa berakhir ditempat seperti itu , ingin rasanya aku datang kesana dan menanyakan secara langsung pada mereka tapi aku...

" no !!! kau tak boleh datang ke tempat kotor seperti itu " pekik profesor Frank cepat memotong perkataan Viona .

" why ? " tanya Viona polos .

" tak ada wanita baik-baik yang datang ketempat kotor seperti itu vio !! " jawab profesor Frank serius .

Viona tersenyum mendengar perkataan profesor Frank , ingin rasanya ia mengumpat pria yang ada dihadapannya saat itu juga tapi ia berusaha menahannya .

" begitu juga sebaliknya, tak ada yang namanya pria baik-baik merusak wanita atas dasar cinta bukan begitu prof " ucap Viona tiba-tiba dengan tersenyum .

Wajah profesor Frank seketika berubah ketika mendengar perkataan Viona , ia terlihat serba salah menjawab ucapan Viona.

" ya sudah prof saya harus kembali bekerja , terima kasih atas waktu anda dan perhatian anda saya benar-benar tersanjung " pamit Viona cepat ketika menyadari perubahan sikap profesor Frank .

Profesor Frank hanya mengangguk pelan tanpa berbicara sebuah senyuman tipis tersungging di wajahnya merespon perkataan Viona yang sama sekali tak ia duga itu . Viona kemudian bangun dari tempat duduknya lalu berjalan keluar meninggalkan ruang kerja profesor Frank .

" setidaknya kau harus menginstropeksi dirimu sendiri seperti apa Frank baru bisa mengomentari hidup orang lain " ucap Viona dalam hati , ia merasa senang sudah berhasil menyindir profesor yang ia benci itu .

Viona berjalan dengan cepat meninggalkan ruangan profesor Frank karena tak mau lebih lama lagi dengan pria mengerikan itu , bagi Viona seorang pria yang sudah merusak hidup seorang wanita tak layak disebut pria baik-baik oleh karena itu Viona berusaha sebisa mungkin menghindari profesor Frank .

" apa maksudmu tadi vio " ucap profesor Frank lirih ketika Viona sudah keluar dari ruangannya , ia merasa ada yang aneh dengan Viona yang ia kenal .

" tak mungkin kau tau tentang diriku yang lain bukan , secara tak ada orang yang tau tentang itu selain Jessica " imbuh profesor Frank kesal .

Profesor Frank berfikir dengan keras ia mengira-ngira sendiri kemungkinan yang terjadi , tapi ia berusaha tetap tenang karena yakin kalau Viona tadi hanya asal bicara bukan untuk menyindirnya walau hati kecilnya berkata sebaliknya . Profesor Frank benar-benar ingin berhasil mendapatkan Viona oleh karena itu ia bersikap selembut mungkin pada Viona , setelah menenangkan diri profesor Frank kemudian keluar dari ruangannya untuk kembali bekerja di ruang praktek bersama dokter muda lainnya yang sedang belajar padanya .

Endurance Corporation

Di ruangan tunggu terlihat Amber tengah duduk seorang diri menunggu kedatangan Fernando , ia merasa dirugikan oleh Fernando . Amber merasa perjanjian awalnya dengan Fernando tak seperti ini , maka dari itu ia berusaha menuntut haknya pada Fernando .

Saat Fernando turun dari mobilnya terlihat beberapa orang pria nampak langsung menghampiri CEO muda itu , mereka langsung menjelaskan apa yang terjadi di kantornya selama Fernando belum sampai . Fernando terlihat menganggukan kepalanya berkali-kali tanda mengerti maksud pembicaraan anak buahnya itu .

" tenang itu akan jadi bagianku , kalian berjaga saja ditempat biasa dan bersiap ketika aku meminta bantuan kalian " ucap Fernando dengan tersenyum lalu berjalan menuju lift bersama sekertaris pribadi dan dua orang bodyguard terbaiknya menuju ruang kerjanya dimana Amber sudah menunggunya .

Tring.....

Pintu lift terbuka dilantai 35 dimana ruang kerja Fernando berada .

Mendengar lift berbunyi sontak membuat Amber langsung berdiri ia ingin menyambut pria muda itu secara langsung .

" hallo nona Amber " sapa Fernando dengan ramah begitu melihat Amber sudah berdiri dihadapannya dengan pakaian menggoda .

" hallo tuan Willan saya kira anda lupa nama saya " jawab Amber dengan senyum menggoda .

Fernando hanya tersenyum tipis lalu mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Amber , ia kemudian mengajak Amber masuk ke ruangan pribadinya tanpa mengajak para pengawalnya .

Amber duduk dihadapan Fernando disebuah sofa empuk berwarna hitam , ia berusaha duduk dengan seseksi mungkin untuk mendapatkan perhatian Fernando . Fernando hanya tersenyum tipis tanpa tertarik sedikitpun pada wanita yang ada dihadapannya , baginya Amber hanya sebuah alat untuk menaklukkan Viona dan tujuan Fernando sudah berhasil jadi ia tak membutuhkan perempuan murahan itu lagi tapi Fernando tak ingin bertindak gegabah karena ia tak ingin merusak citranya dihadapan wanita pekerja seks ini .

" ada perlu apa wanita sibuk seperti anda datang kekantor saya ? " tanya Fernando membuka pembicaraan .

" saya ingin menagih janji anda tuan " jawab Amber sambil menurunkan posisi duduknya sehingga membuat Fernando bisa melihat dadanya yang besar itu .

" janji apa ? " tanya Fernando penasaran .

" bukankah anda berjanji ingin menjadikan saya sekretaris pribadi anda " ucap Amber tanpa rasa malu sedikitpun .

" tapi bukankah anda menolak tawaran saya buktinya saat saya meminta kalian melakukan medical check up dirumah sakit kalian semua pergi tanpa mengkonfirmasi apapun pada saya atau staff saya lainnya " sahut Fernando cepat .

Mendengar perkataan Fernando membuat Amber tak bisa berkata apapun , karena yang dikatakan Fernando adalah fakta yang benar-benar tak dapat ia sangkal .

" iya tapi...

" sudahlah nona Amber saya rasa kita akan bisa bekerja sama dilain waktu tapi tidak untuk saat ini " ucap Fernando cepat memotong perkataan Amber , ia terlihat sibuk menulis sesuatu di sebuah kertas yang tak dapat Amber lihat .

" dalam cek ini ada uang 500 ribu dollar Amerika anggap ini sebagai dispensasi saya telah membuang waktu berharga kalian " imbuh Fernando sambil meletakkan kertas cek diatas meja dekat tempat Amber duduk .

Mata Amber terlihat berbinar-binar ketika melihat cek yang ada dihadapannya , dengan tersenyum lebar Amber mengambil cek itu lalu dimasukan ke dalam tas yang ia bawa .

" oke saya terima dispensasi anda tuan , tapi saya harap kita akan bekerja lagi suatu saat " ucap Amber sambil berdiri .

" tentu nona , saya tak akan melupakan kebaikan anda " jawab Fernando ramah .

" baik saya permisi tuan , senang berbisnis dengan anda " pamit Amber saat keluar dari ruangan Fernando .

Fernando mengangguk pelan merespon ucapan Amber , setelah Amber menghilang dari balik pintu Fernando memanggil anak buahnya masuk kedalam ruangannya .

" buang sofa itu !! aku tak sudi duduk di kursi bekas jalang murahan seperti dia dan pastikan agar dia tak pernah bisa datang lagi keruanganku lagi " ucap Fernando dengan nada tinggi meminta anak buahnya membuang sofa yang diduduki oleh Amber .

" baik tuan " jawab beberapa orang pengawalnya dengan cepat .

Fernando memutar kursinya dan menatap ke arah jendela yang ada dibelakang mejanya , ia menatap kota yang ada dibawah kontrolnya itu . Ia tersenyum mengingat kejadian tadi pagi di rumah sakit , bisa sedekat itu dengan Viona benar-benar membuat suasana hatinya sangat bagus .

Amber sampai di lantai lobby gedung milik Endurance Corporation , ia berjalan dengan anggun keluar gedung itu sambil tersenyum puas karena mendapatkan uang yang banyak dari Fernando .

" kalau bukan karena kau Viona mungkin aku sudah jadi sekertaris Fernando !! kau selalu merebut kebahagiaanku Viona ... kau akan membayarnya cepat atau lambat Vio " ucap Amber dengan penuh kebencian , ia merasa Viona lah penyebab kegagalannya menjadi sekretaris Fernando .

Bersambung