Sudah seminggu sejak keberangkatan Yumna, komunikasinya dengan Arsya sedikit berjarak karena kesibukan keduanya. Setelah tindakan operasi, Arsya mendengar ponselnya bergetar. Arsya tersenyum melihat nama yang tertera di handphonennya.
📱 My Yumna is Calling . . .
"Assalamualaikumsalam mas"
"Waalaikumsalam sayang"
"Mas sibuk?"
"Baru saja selesai, tumben video call?"
"Emang nggak boleh? ya udah tutup aja" Yumna pura-pura merajuk
"Haha makin cantik deh kalau ngambek gini"
"Hallah gombal"
"Enggak kok, kamu wanita tercantik setelah mama. Hehe. Kapan pulang yang?"
"Sabar ya mas, bulan depan insha allah pulang. Ada yang harus di selesaikan dulu"
"Iya sayang, kenapa lama sekali bulan depan sih"
"Kabar mama gimana mas? Yumna kangen mama"
"Tanya sendiri lah, hm kangennya sama mama aja? nggak sama anaknya?"
"Tentu dong kangen banget sama anaknya mama Salma, sama Salsa" Yumna mencoba menggoda Arsya, Yumna juga sebenarnya sangat merindukan Arsya.
"Masnya dong mas enggak kangen?"
"Emm kangen nggak ya? kangen banget"
"Aku jemput cepat pulang"
"Haha nggak mungkin lah mas Yumna pulang besok masih banyak urusan dan kerjaan, sabar ya bulan depan pasti pulang kok. Tiga minggu nggak lama kok. Hehe"
"Sibuk kerja terus. Hm apa aku aja yang ke sana?"
"Sibuk lah, orang tunangannya aja sibuk mulu kok. Giliran Yumna ada libur mas Arsya yang jaga malam. Hah nggak usah becanda deh mas"
"Yah kan udah tugas gimana dong, ini juga buat halalin kamu"
"Hehee, iya sayangnya Tata. Percaya kok, semangat ya. Tata tunggu ijabnya depan ayah lo"
"Siapa takut !"
Mereka melepas rindu dengan saling bercerita, waktu berjam - jam bagi mereka hanya terasa hitungan menit. Rindunya bukan semakin lenyap tetapi semakin bertambah.
"Udah malem loh, bobok nggak baik begadang yang. Udah sholat kan?"
"Yang ngajak begadang siapa hayo? sudah mas sayang"
"Hehe, habisnya kamu sih pake berangkat lagi. Udah gih istirahat"
"Iya sayangnya Yumna, mas juga istirahat ya. Besok mas long shift kan?"
"Siap bu"
"Hahah mas apaan sih?"
"Yaudah yuk, assalamualaikum"
"Ayuk tutup pintunya, biar nggak ada yang ngintip"
"Apaan si mas" pipi Yumna bersemu merah
"Ya bener kan? kalau tidur pintunya di tutup. Hayo mikir apa? " tanya Arsya menggoda Yumna
" Mas yang mikir apa coba? Udah ah, assalamu'alaikum mas Arsya"
"Sabar ya, tunggu halal. Waalaikum salam, Yumnanya Arsya"
Yumna menutup hpnya, pipinya bersemu semakin merah. Tidak mereka sadari waktu sudah menunjukkan tengah malam. Keesokan harinya dia harus pergi pagi seperti biasa. Yumna sampai setengah 8, menyapa bagian resepsionis yang sedang bersiap. Saat masuk ke dalam ruangan pun masih sepi, memang masih belum waktunya masuk. Yumna memang lebih sering berangkat pagi, dia tidak suka terburu-buru.
Yumna menaruh tas di kursinya dan membuka pc nya.
"Harus ku kerjakan sekarang, setidaknya lumayan lah"
Suara langkah kaki terdengar mendekat, benar saja seseorang masuk ke ruangan.
"Ih Yumna ngagetin aja, kok udah nyampe si?"
"Masuk bukannya assalamu'alaikum malah ngomel "
"Hehe habisnya si kamu ngagetin, oke oke aku ulang deh. Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam nes"
"Kamu udah nyampe si na?"
"Hehe iya ini ngerjain lebih cepat, nanti aku nau ijin keluar bentar"
"Kemana?"
"Emm" melihat Yumna terdiam, Vanes sudah bisa menduganya.
"Dokter Afifa?"
"Hem aku rasa lebih baik kan nes?"
"Semangat ya na, maaf nggak bisa nganterin"
"Tidak masalah, doakan saja ya. Semoga lancar"
"Aamiin kamu pasti bisa na"
Jam makan siang Yumna ijin akan kembali sedikit telat karena harus ke dr, dia memang tidak memberi alasan yang sebenarnya tapi kepala HRD bu Maria mengizinkan.
"Bu Yumna"
"Iya gima dif?" Yumna menjawab panggilan Nadhifa, resepsionis di kantornya.
"Bu Yumna tadi ada yang nyariin"
"Em cari saya?"
"Iya bu"
"Siapa? kamu bilang apa?"
"Lupa bu namanya siapa, hehe. Tapi orangnya ganteng tenan lo bu. Saya bilang ibu keluar"
"Terus?"
"Mba Vanes bilang ke dokter Afifa. Ngobrol sebentar terus masnya pergi" jawab Nadhifa polos
"Hmm ya sudahlah. Makasih dif"
"Iya bu"
'Siapa ya? mas Arsya? dia gak dateng beneran kan? tapi kalau dateng kok nggak ngabarin?' batin Yumna.
Yumna masuk ke ruangannya ada Vanes yang sedang berkutik dengan laptopnya, dia ragu anatara ingin bertanya atau tidak. Pertanyaan itu hanya sampai pada tenggorokannya saja.
"Oh ya tadi ada yang nyariin kamu"
"Tadi Nadhifa juga bilang, siapa? kamu tahu?"
"Hehe aku lupa tanya namanya sangkin terpesona aku, pas aku bilang kamu ke dokter Afifa dia buru pergi. Mukanya familiar, tapi lupa lihat dimana"
"Apa ini orangnya?" sambil menunjukkan foto Arsya
"Betul na, ih kok kamu punya fotonya" tanya Vanes linglung
"Ya ampun Vanessa Nurul Iza, dia kan mas Arsya"
"Apa? hehe. Habisnya kan udah lama gak lihat mas Arsya dulu juga dari kejauhan lihatnya"
"Hah capek ah ngomong sama kamu"
"Maafkan na"
"Dia tanya apa lagi?"
"Jadi gini . . . " Vanes menceritakan percakapannya dengan Arsya
⏪⏪ Flash back
Lelaki dengan kemeja hitam masuk ke kantor Yumna.
"Siang mba, nyari bu Yumna ada?" tanpa jawaban, resepsionis itu hanya memandangi tanpa berkedip
"Hallo mba, bu Yumna ada?"
"Eh maaf. Bu Yumna HRD pak? beliau sedang pergi"
"Kemana?"
"Kurang tahu pak, atau coba tanya bu Vanes"
"Ada apa fa?" kebetulan Vanes sedang ke resepsionis untuk informasi bagi karyawan baru
"Ini bu ada yang cari ibu Yumna" Vanes terpesona sampai terdiam
"Bu Vanes"
"Yumna? dia pergi ke dokter"
"Yumna sakit? dokter mana?" tanya Arsya
"Dokter Afifa, daerah Gubeng"
"Dokter Afifa Reza Sp.Kj? daerah Gubeng?"
"Iya kok tau?" Arsya hanya tersenyum dan mengucapkan terima kasih
"Baik terima kasih ya Vanes" Vanes yang sangkin bahagaianya hanya mengangguk tanpa berkedip. Arsya berlalu dari pandangannya.
⏩⏩ Back
"Gitu na ceritanya"
"Hh ya udah makasih ya"
📱 ❤ Mas Arsya calling . . .
"Assalamualaikum mas Arsya"
"Waalaikumsalam, udah selesai kerjanya?"
"Alhamdulillah ini selesai mau pulang, lagi beberes"
"Ya sudah lanjutkan, mas tunggu di loby"
"Loh mas beneran ke Surabaya?" suara Ymna terdengar lebih riang, Arsya tersenyum semakin melebar.
"Iya coba tengok aja" Arsya melambaikan tangannya saat Yumna turun ke loby, kemudian mematikan hpnya.
"Mas Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
"Kok nggak bilang mau datang, kan Yumna bisa ijin"
"Mana boleh, sengaja bikin kejutan. Lagi ada tugas ke Surabaya, ya kebetulan kan sambil menyelam minum galon" mereka mengobrol sembari jalan ke parkiran
"Hu sukanya mah gitu, kita kemana? makan? Yumna laper" tumben sekali Yumna berlaku sangat manja pad Arsya
"Ayuk, makan. Kamu dari siang belum makan habis ngapain? kerja sampai lupa makan? kamu inget kan kamu punya magh kronis kalau makannya telat terus nggak baik buat lambung kamu yang" Yumna hanya diam dan memandang Arsya dengan serius
"Malah cengengesan" Arsya mulai telihat kesal
"Mas kalau lagi marah tambah ganteng, Yumna jadi makin suka deh" goda Yumna.
"Mas, Yumna mau bicara" ucap Yumna berubah menjadi serius
🌹🌹🌹
Terima kasih buat yang sudah kasih PS dan sering komen. Jangan lupa kasih PS nya lagi yaa 😉. Buat yang belum kasih PS, di tunggu 😊😊. 100 power stone minggu ini bakal up setiap hari.
ditaa_febriany
Firza_Ninis
Iza_Asmaraali
Muh_Lis_8775
layhaagung
Muryani26
Terima kasih yang masih setia menanti ceritaku. Btw Arsya tau nggak ya Yumna ke dokter Afifa ngapain? apa yang mau Yumna bicarakan dengan Arsya?
Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!
Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!
Saya sudah memberi tag untuk buku ini, datang dan mendukung saya dengan pujian!
Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!
Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius