webnovel

Xiao Xing Xing

" Pfffttt ... Kamu bilang ini jahat? Aku tak menyangka kamu senaif ini! Neraka ini kamu yang menciptakan! Kata Feng Jiang Ming Malam itu, Xing Xing berjalan dengan gemetar lalu jatuh di lantai. Sangat sulit mengingat apa yang baru saja terjadi. Pantulan cermin memperlihatkan wanita berpakaian compang camping dengan noda darah. Wajahnya sungguh amat berantakan. Beberapa tanda merah dan lebam ada di tubuhnya. Ya, dia telah pergi dari sejam yang lalu. Pada awalnya Xing - Xing berusaha tegar menghadapi yang barusan di alami. Matanya melekat begitu pintu itu terbuka dengan paksa. Tiga laki - laki bertubuh tegap menggendongku paksa. Belum sempat membuka mulut, milik lelaki itu masuk kedalam semua yang lubang yang ia miliki. . . . Pantulan cermin memperlihatkan kecantikanku yang begitu menawan. Aku sudah siap dengan baju perangku. Xiao Xing Xing ... Itulah namaku! Akulah ratu pertama di kerajaanku. Tiada siapa yang berani menolakku. Bahkan banyak raja yang mendengar tentangku datang untuk berusaha meminangku atau menginginkanku melayani mereka di ranjang. Taktik mereka sungguh kotor dan menjijikan! Mereka akan berakhir bersujud di kakiku meminta pengampunan atau pergi ke liang kubur! . . . Aku berlindung dibalik topeng ini selama hidupku. Aku terperangkap dalam istanaku yang megah yang dibuat ayah dan ibunda. Ibunda telah memutuskan meminum racun begitu Baginda raja gugur di perjalanan menuju medan perang. Kakiku lemas mendengar semua ini. Aku tak punya keberanian mengatakan ini. Akulah sang putra mahkota bertopeng, Feng Jiang Ming yang akan membalas dendam pembunuh Baginda Raja.

lodaniella · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
51 Chs

Hidup atau Mati (1)

Tabuhan gendang telah berkumandang

Seorang gadis berbaju besi yang dikelilingi para pria tegap berbaju besi berada di menara tertiggi. Matanya yang biru menyapu kesegala arah ..

Ini peperangan besar yang telah harus di hadapi Xing Xing. Ini pertama kalinya ia harus memimpin rakyat dan pasukannya. Dia harus bertahan demi rakyatnya.

Berbulan bulan lamanya ia dan kakaknya berlatih. Kemampuan pedangnya masih kacau. Tapi dia berusaha yang terbaik untuk membuat strategi mengahadapi lawan.

Manusia berbaju besi yang sedang berlari untuk bersiap. Bola bola api mulai di luncurkan. Ribuan panah di lepaskan oleh manusia berbaju besi.

Segera lautan manusia menjadi lautan darah. Senyum puas terukir di wajah para pria di sekitar gadis itu. Berbeda dengan yang lain wajah gadis itu murka.

"Segera lakukan serangan jangka pendek!" Gadis itu berkata dengan lantangnya.

"Apakah itu berarti serangan balik Paduka ratu?"

"Ya, kita perlu bawakan kemenangan atau mati! Pimpinlah prajurit handalan kita kebenteng lawan!"

"Maka yang perlu berlaku adalah bersiap." Jendral Su memberi hormat dan bergegas pergi bersama prajuritnya menuju jalan rahasia.

Mata gadis itu sekilas memandang gelisah atas kepergian kakaknya. Kakaknya harus pergi ke benteng lawan menghadapi lawan. Ia benar benar kawatir.

Mata gadis itu segera memandang tajam kepada dua orang prajurit yang di bawa dua orang prajuritnya lainnya. Kaki mereka telah terkana panah milik prajurit lawan.

"Segera berikan pengobatan!"

"Siap laksanakan paduka ratu."

Sringggggg ...Akhhhhhh ....

Beberapa prajurit tiba tiba tergeletak. Ia dihabisi oleh beberapa orang yang entah dari mana bisa memaksa masuk.

"Wanita busuk! Enyalah kau beserta pasukanmu!" Kata pemimpin dari penyusup itu tersebut.

"Maka wanita ini yang akan menjadi akhir darimu!"

Tanpa banyak bicara lagi gadis itu mengeluarkan pedangnya dan mulai bertarung. Semua orang saling berhadapan satu sama lain.

Dalam waktu sesingkat singkatnya penyusup itu telah tewas.

Xing xing tidak tiba tiba hebat dalam pedang karena keadaan. Tapi Xing xing tau titik lemah tubuh manusia. Xing xing telah berlatih lama ilmu pengobatan tradisional china. Xing xing sangat bersyukur akan pengetahuannya itu.

Racun yang telah ia buat adalah senjata rahasia perang hari ini.

Sranggggggg ...

Tiba tiba pemimpin itu bangun dan melempar belatinya menuju leher Xing Xing. Tapi belati itu malah mengenai salah satu prajurit yang sedang terkena racun itu. Langsung saja jatuh ke lantai tanpa daya. Tubuhnya mulai membiru.

Disisi lain, Jendral Su sedang dalam perjalanan atas perangnya sendiri. Ini sebenarnya ide buruk. Ia sangat mengkawatirkan paduka ratunya. Dia telah berubah. Sekarang hanya kekawatiran yang ada dalam benaknya.

Bertolak belakang dengan harga dirinya sebagai jendral, Jendral Su benar benar ingin mundur dan kembali saja.