webnovel

Bab 3 : Wisata kota Banjarmasin

"Oiii, bangun!" Seru Angga sambil mendobrak masuk salah satu kamar hotel tempat kami menginap, tepatnya kamar Kevin dan Devan.

"Oi, cepetan bangun!" Perintahnya sekali lagi ketika mendapati sepasang cowok itu masih asyik ngolor di kasur masing-masing.

"Aduuuhhh... Apaan sih, Ga?" Tanya Devan yang setengah kesal karena masih ngantuk.

"Ini masih belom pagi, Angga... Ini tuh, masih subuh! Ah, berisik lu... Gue masih ngantuk juga, gue mau balik tidur lagi."

"Aishhh... Oi, jangan tidur lagi lu, Dev!"

"Ah! Bodoh amat!"

"Berisik! Kalian berdua tuh, berisik!" Bentak Kevin yang terbangun akibat kegaduhan Angga dan Devan yang masih berlanjut.

Dengan nada kesal dan kata-kata khas pedasnya, Kevin pun mencerca kedua sahabatnya yang tengah ribut itu.

{'Ampun, dah....'} Besit Angga dan Devan dalam benak mereka masing-masing. Ketika mereka tahu, bahwa mereka telah membangunkan sesosok monster dari tidurnya dan membuatnya murka.

Kevin kalau lagi marah atau kesel benar-benar galak, tapi yang lebih parah itu kalau dia baru bangun tidur! Nggak cuma galak, tetapi berbahaya! Kata-kata pedasnya itu ngejebleb banget dan bikin orang yang dengernya speechless sampai tak berkutik.

Angga dan Devan akhirnya hanya bisa pasrah... diam dan menundukkan kepala mereka sambil menunggu hingga ocehan amarah Kevin mereda, layaknya anak kecil yang sedang dimarahi orang tua mereka. Pemandangan ini sangat lucu dan menggelikan, tapi juga ngenes.

Coba kalian lihat, betapa konyolnya situasi ini. Angga dan Devan dengan posture tubuh besarnya justru terlihat seperti anak kecil dan Kevin yang jauh lebih pendek justru bak sang penguasa.

{'Alamak... Kapan kelarnya ini anak? Kagak haus dan capek apa?'} Tanya Angga dan Devan sekali lagi secara bersamaan dalam hati mereka.

Butuh waktu hampir 20 menit untuk Kevin meluapkan semua kemurkaannya.

"Gue ngomong lu pada dengerin nggak, sih? Awas aja kalau besok-besok lu berdua ribut kayak gini lagi, gue tendang lu berdua!" Gertak Kevin yang berusaha untuk terlihat sanggar, namun ekspresinya justru membuatnya terlihat lucu hingga membuat Angga dan Devan hampir saja tertawa.

"Okay, sekarang jelasin. Kenapa lu harus pagi buta gini nyelonong masuk ke kamar orang?" Tanya Kevin sambil Menyipitkan matanya.

"Ah! Gue hampir lupa!" Balas Angga sambil menepuk jidatnya.

"Gini, gue rencananya pengen ngajakin kalian semua buat jalan-jalan. Mumpung kita ada di Banjarmasin kan sayang kalau nggak lihat-lihat tempat wisata di sini. Iya, nggak?" Usul Angga.

"Hah? Cuma itu? Lu, bangunin kita cuma buat itu? Lu gila ya, Angga?! Kalau cuma buat itu, kan, lu bisa aja nunggu entar! Entar siang kek, atau besok kek. Kagak usah sekaranglah! Apa lagi subuh-subuh gini. Anjing lu!"

"Kampret lu! Gue-kan ngajakin lu baik-baik. Lagian kalau nunggu entar siang malah panas plus tempat yang mau gue datangin pertama adanya paling rame jam subuh gini."

"Subuh-subuh gini? Emang lu mau ke mana coba?" Sindir Devan.

"Ke pasar terapung lah..." Balas Angga sambil senyum.

"Setan lu! Kalau cuma mau ke situ ya udah, tunggu besok aja kenapa, sih? Gue masih capek tahu!" Protes Devan.

"Kagak bisa!" Protes Angga balik. "Kalau nunggu besok malah bakal tabrakan sama acara yang ada di Siring alias pantai jodoh." Jelas Angga.

"Asem... Emang kagak bisa kalau ke Siringnya agak siangan atau lusanya?" Tanya Devan lagi seraya berusaha mencari celah.

"Nggak... Hehehe... "

"Iiih..." Devan mulai kesal lagi dan mau rasanya ia mencakar-cakar muka Angga yang sedang senyam-senyum dan terlihat menyebalkan itu.

"Emang kenapa lagi sekarang jadi nggak bisa?" Tanya Devan sekali lagi sambil berusaha menahan rasa kesalnya. "Jangan bilang karena besok itu bakal banyak cewek cantiknya sementara hari lain kagak ada."

"Hehehe... Itu satu alasan gue." Sahut Angga.

"Se--" Angga menghentikan Devan sebelum ia sempat melontarkan kata-kata makian dan sumpah serapahnya.

"Dengerin gue dulu. Jangan main maki aja." Cetus Angga.

"Gini ya, besok itukan hari minggu."

"Terus... " Kata Devan dengan tak sabar.

"Nah! Event yang ada di Siring itu cuma ada tiap hari minggu pagi. Jadi percuma dong kalau lu baru mau ke sana di hari lain, ketika kagak ada event khusus. Lagian kita bisa sekalian jogging lah...."

"Terus lu tau hal itu dari siapa? Nggak mungkin kan lu rajin banget searching itu di google?" Cetus Kevin.

"Anjay! Gini-gini gue juga anak yang rajin!" Bantah Angga.

"Halah... Lu juga tahunya dari orang, kan?" Cela Devan.

"Aishh... Segitunya, kah, aku?"

"Udah jawab aja nggak usah basa-basi pakai aish, aish segala deh." Perintah Kevin dengan tak sadar.

"Iya, iya... Gue ngaku deh. Gue dengernya dari mbak resepsionis di depan, di lobby."

"Denger? Ah, paling lu ngegodain tuh mbak, kan? Iyakan? Ngaku, deh! "

"Hehe... "

"Dasar playboy lu! Terus lu bisa masuk ke kamar kita pake apa? Dapat kunci dari mana? Jangan bilang dari si mbak yang kamu rayu itu?" Interogasi Devan sambil menyipitkan matanya yang sipit itu.

"Hehe... Tahu aja lu..." Jawab Angga tanpa mencoba membantahnya.

"Kampreeett!" Serang Devan sekali lagi, sambil ingin mencabik-cabik muka Angga.

Angga dan Devan pun mulai bergulat, sementara Kevin hanya memutar bola matanya ketika menyaksikan tingkah kekanak-kanakan kedua temennya itu.

"Hei... Jadi intinya lu mau pergi ape kagak?" Tanya Kevin seraya berusaha mengembalikan perhatian kedua temannya itu pada topik pembicaraan yang belum kelar.

"Iya dong. Buruan sana... Kalian mandi dulu, siap-siap." Kata Angga sambil tetap meladeni aksi kekanak-kanakan Devan.

Kevin yang merasa bete, lalu pergi duluan ke kamar mandi dan mulai bersiap. Sementara Devan tetap bersikukuh ingin mencakar muka Angga.

"Lu macam kucing aja, main cakar-cakaran. Udah sono.... Pergi mandi, terus siapin barang-barang lu."

"Iih, biarin gue kayak kucing kek, anjing kek, terserah gue!"

"Aish... Lu lama-lama kayak cewek yang lagi 'dapet' aja deh, ngomel-ngomel mulu dari tadi."

"Saekkia!!!" Umpat Devan dalam bahasa korea.

"Hahaha... Keluar lu bahasa koreanya."

"Joyonghi!" Teriak Devan kasar.

Ketika mereka masih asyik saling menghina dan memberi umpatan satu sama lain, sebuah benda melayang ke arah mereka tanpa mereka sadari. Hingga benda itu sudah berada dekat tepat di depan wajah Devan, barulah Angga dan Devan menyadari hal itu. Tapi semua terlambat dan...

PLAKKK

Sebuah handuk tebal tepat mendarat di wajah Devan. Angga yang sempat terkejut lalu kembali tertawa, tapi itu tak berlangsung lama karena tiba-tiba saja ada sebuah benda keras yang menghantam wajahnya dari samping. Angga pun terjatuh.

Bruuukkk

Dan kali ini gilirian Devan yang mentertawakan Angga.

"Hahaha... Mampus lu! Hahaha... Emang enak, ditabok pakai sepatu?" Ejek Devan.

"Woi! Kevin lu apa-apaan sih, nabok gue pakai sepatu lagi. Sakit tau!" Protes Angga.

Ternyata pelaku yang melemparkan handuk serta sepatu ke arah mereka adalah Kevin yang baru saja selesai mandi dan berpakaian.

"Lu bisa diem ga? Stop main-main dan balik ke kamar lu, siapin barang-barang lu." Jawab Kevin sambil menambahkan, "Dan lu juga!" Tunjuknya ke arah Devan. "Lu sekarang juga ambil tuh handuk dan pergi mandi!"

"Iih..., galak amat sih. Akukan di sini cuma--" Angga melihat Kevin kembali memasang aba-aba untuk melemparkan sebuah buku dan membuatnya harus menelan semua omong kosong yang akan ia ucapkan karena takut Kevin akan meleparinya lagi.

Angga akhirnya kabur, berlari secepat kilat keluar dari kamar mereka. Namun dia sempat kembali dan berkata, "Jangan lupa pakai sendal jepit!" Dan lalu berbalik pergi secepat mungkin meninggalkan mereka yang terdiam heran.

{'Sendal jepit?'} Tanya batin Kevin dan Devan secara bersamaan sambil menatap satu sama lain.

*****

Gabung dengan server discord-ku

https://discord.gg/haPjuxc8XS

.

Mohon dukung aku di ko-fi

https://ko-fi.com/aida_hanabi

.

atau trakteer

https://trakteer.id/aidahanabi

Jangan lupa tinggalkan jejak ya!

Silakan berikan komentar kalian. Boleh berupa kritik, saran, atau hanya sekedar ungkapan hati kalian. (Nggak, Author nggak suruh kalian curhat panjang x lebar atau nyatain cinta di sini kok)

Dan jangan lupa vote ya... !

Thank u~~~

(~ ̄³ ̄)~

AidaHanabicreators' thoughts