"Cinta?!"
Suara Tiersa melengking nyaring penuh dengan kemarahan, ia menghempaskan tubuh Thomas dengan bayangan hitam miliknya. "Apa sesuatu terjadi pada kepalamu sampai kau mengucapkan kata idiot itu, Thomas?!"
Hati Tiersa sudah beku, ia tidak bisa lagi mengartikan apa itu cinta. baginya kemarahan terbesar yang saat ini ia rasakan adalah pengabaian adiknya.
"Aku mohon maafkan aku," kata Thomas sambil bangkit berdiri, tidak peduli berapa kali Tiersa menyerangnya ia tidak akan sanggup melawan balik. "Maafkan aku."
Tiersa menatap Thomas yang berlutut di depannya, ia tidak dapat menahan rasa benci yang menjadi-jadi di hatinya, siapa wanita yang telah membuat adiknya berani mengabaikan saudaranya yang sekarat di rumah bordil? Tiersa harus melihat dengan mata kepalanya sendiri dan menghabisinya seperti Valerie.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com