webnovel

WALK DOWN MEMORY LANE (1)

Katrina stres. Dia seolah berdiri di ujung tebing tapi dia yang memilih berdiri disini.

"Kak, you good?"

"I'm fine," Katrina melepas tangan Neo dari pundaknya. Selalu merasa sepasang mata memandang punggungnya walaupun Jeff tak terlihat dimanapun. Katrina lebih tahu daripada siapapun kalau di antara setiap anggota kru ini identitas mereka tidaklah main-main.

Para kru adalah ahli di bidang mereka masing-masing. Ada yang menjadi ahli sejarah dan arkeologi, ahli keamanan sekaligus bodyguard, dan beberapa di antara mereka juga merupakan orang-orang yang dikirim oleh Rex entah sebagai mata-mata atau spesialis dalam bidang penjarahan makam. Tidak ada yang salah dengan identitas mereka kecuali Jeff. Katrina tak tahu bagaimana dia meyakinkan Rex untuk menjadi penanggung jawab medis ekspedisi ini tapi dokter itu bukan satu-satunya orang yang pantas dipuji.

Hanya karena Rex dan Neo memiliki tujuan yang bertolak belakang untuk menjarah dan merestorasi peninggalan purbakala, tetapi keduanya sangat serius dalam persiapan ini.

Katrina harus bersyukur karena tak perlu mendanai ekspedisi ini. Walaupun jumlah anggota kru dalam sebuah ekspedisi selalu beragam tapi seratus orang adalah jumlah minimal, sementara bayaran setiap orang juga berbeda. Jumlah anggota kali ini adalah 150 orang dan sepertiganya adalah ahli yang dibayar ratusan juta per hari. Bukan hanya bayaran harian, mereka juga harus mengurus transportasi, akomodasi, dan konsumsi selama ekspedisi. Selain keempat hal tadi, salah satu instrumen terpenting sebuah ekspedisi adalah peralatannya. Dari mulai alat deteksi metal, oksigen penetralisir racun, hingga alat-alat keselamatan pribadi anggota dan peralatan medis darurat. Katrina yakin uang yang dihamburkan Rex setidaknya triliunan.

Berdasarkan penjelasan Neo, kru dibagi menjadi 3 tim, ground team, technical team, dan x team. Ground team bertugas masuk ke situs dengan proporsi jumlah 60 persen dari anggota kru. Technical tim bertugas sebagai kru cadangan dan menjaga daerah keluar masuk situs sementara x team adalah tim pengintai sekaligus tim rahasia yang hanya akan bergerak jika terjadi hal-hal buruk pada kedua tim lainnya.

Puluhan mobil offroad ini akan diangkut bersama peralatan ekspedisi lainnya dengan kapal pribadi menuju Pulau Kados. Selama lima hari mereka akan menikmati jamuan dan pelayanan mewah setara kapal pesiar internasional sebelum memulai judi nyawa demi harta ini.

Katrina mendapat kamar di dek lantai dua, paling jauh dari tangga utama tapi dekat dengan tangga darurat. Terpencil namun tetap semewah suite kamar hotel. Memindai kamar mandi, pintu lemari dan ketiga ruangan itu dengan seksama Katrina baru bernafas lega ketika mendengar sebuah suara.

"Looking for me?"

Menutup mulutnya sendiri agar tidak berteriak Katrina pasrah kala Jeff menariknya ke dekapannya.

"Uri coum mannaseulte kiokna?"

Katrina tak ingin mengingat hal itu tetapi Jeff mengingatkannya pada kenangan yang bahkan Katrina tak anggap serius sebelumnya.

Pada suatu hari bertahun-tahun yang lalu, sebelum dia menjadi bandar narkoba kenamaan Katrina tengah menjemur cucian baju saat pintu apartemennya diketuk keras dan tak sabaran.

Dua pria sangar bertato meninju perut Katrina dan menyeretnya ke suatu tempat.

Putingnya mengeras di bawah bajunya yang tipis, air menetes dari rambutnya yang basah, dan ruangan yang temaram semakin meyakinkan ilusi sensual yang kasat mata.

"UGH! Ugh! Uhuk! ..." Namun nyatanya tak ada yang sensual dari pemandangan ini.

Wanita berbaju putih itu memuntahkan air dari tenggorokannya. Mulut dan hidungnya mengeluarkan semua kelebihan air yang dipaksakan padanya, tersendak untuk menormalkan pernapasannya.

"Katrina, huh?"

Suara rendah milik pria membuat wanita itu semakin waspada. Rambutnya ditarik keras, kepalanya menengadah dan matanya berhadapan langsung dengan manik hitam yang tak pernah dia temui.

"Lahir dan besar di Bandung, tinggal dengan neneknya sejak kecil dan belum lama ini lulus dari fakultas bahasa. Tsk.. tsk.. tsk.. seharusnya kamu cari kerja, jadi kamu bisa bayar hutang ayahmu yang penjudi itu."

Rasa takut menyebar bersamaan dengan jambakan rambutnya dilepas. Pantas saja.. pantas dia berakhir begini. Tubuhnya seketika gemetaran, bukan karena udara lembab atau pakaian basah yang dia pakai, bukan. Tapi rasa takut yang sudah mendarah daging dan membuatnya panik.

Judi adalah kecanduan banyak anggota keluarganya, para pria di keluarga mereka memiliki masalah yang sama dan pada akhirnya membuat mereka meregang nyawa. Sudah belasan tahun dia tak mendengar kabar dari sang ayah dan kini dia harus disiksa atas sesuatu yang dia tak tahu.

Katrina membuka mulutnya, putus asa untuk menarik sebanyak mungkin oksigen kedalam paru-parunya. Tak menyadari dua sosok lain dalam ruangan itu.

"Ini anak si bajingan Anton?"

Pria sebelumnya diam, membenarkan.

"Baru siksaan begini sudah ketakutan.. Payah."

Pria ketiga menangkap setiap senti tubuh wanita itu, 'Lemah.' Lalu berbalik pada sang pemimpin, "Dia gak bakal bertahan seminggu sama Lo, Bang."

Pria yang bicara sebelumnya mendecih, "Seminggu? Lo buta, Mark? Tiga hari Bang Zeus bisa mainin cewek ini aja udah rekor. Cewek lemah begini.. pantas dia dijadikan jaminan. Sehari juga mati."

Katrina tercekat, jaminan.

Sama seperti penjualan minuman keras yang sangat ketat dan hanya diperbolehkan di tempat-tempat tertentu saja, peraturan tentang perjudian juga sama ketat. Biasanya hanya hotel-hotel besar yang mampu membayar pajak yang tinggi yang diperbolehkan membuka kasino di hotel mereka. Tak seperti beberapa negara luar yang menjadikan kasino sebagai hiburan utama bahkan bentuk pariwisata tersendiri, jumlah kasino di negara ini dapat dihitung jari dan semuanya beroperasi kebanyakan hanya untuk orang asing atau para elit negeri yang memang memiliki lebih dari cukup uang. Pengecualian seperti ayahnya adalah orang-orang bodoh yang kehabisan uang di meja judi dan terus bermain sampai berhutang pada preman atau jasa kredit swasta bukan instansi alias para loan shark.

Sekali lihat saja Katrina tahu dirinya lagi-lagi dijadikan jaminan untuk membayar hutang judi oleh sang ayah.

Katrina tak butuh cerita horor atau urban legend untuk takut, dia tahu benar apa yang terjadi pada keluarga para penjudi yang dijadikan jaminan. Entah mereka dibedah dan organnya dijual atau menjadi korban penjualan manusia.

"Tunggu!" Katrina menenangkan dirinya, "Kalian bilang aku jaminan kan, artinya bos kalian masih menghitung jumlah hutang ayahku kan?"

"Eh, Nona kecil paham juga bisnis kami?"

"Dengar, aku gak mau terluka dan kalian pasti bukan dikirim untuk membunuhku kan. Jadi katakan berapa bunga yang harus aku bayar sekarang agar kalian melepaskanku. Setelah itu aku akan mencari cara untuk membayar semua hutang ayah."

Para penyekapnya saling melirik, salah satu dari mereka membuka mulut. "Bagaimana kami bisa mempercayaimu?"

"Ayo ke apartemenku, biar aku transfer uangnya lewat mbanking langsung di depan kalian."

Menjadi penjudi sepertinya memang ada dalam darah Katrina, she really took a gamble now. Dia memang punya uang saat ini tapi uang itu bukan sepenuhnya miliknya. Semoga saja uang itu belum dipindahkan.

Setelah memasukkan username dan alphabet code,"Berapa banyak yang harus aku transfer?"

"20 juta untuk saat ini."

"Aku hanya punya 15 juta untuk sekarang."

Mendecih, mereka memberikan kertas dengan nomor rekening pada Katrina.

Setelah menyelesaikan transaksi dan memberikan bukti transfer, para penyekapnya pergi setelah memberikan beberapa ancaman agar Katrina tak kabur.