Prolog.

"Pak Felix," seseorang memanggil seorang pria yang sudah mulai berkepala tiga. Felix Louisamuel, 30 tahun.

Felix menoleh, seorang pemuda membungkuk sebagai tanda hormat kepada majikannya. Felix dengan wajah ramah tidak pernah memberikan senyuman pada orang yang sudah percaya padanya, bahkan menemani dirinya setiap hari.

"Buat apa sikap kamu seperti itu, sudah angkat kepala mu, kamu tau, posisi saat kamu membungkuk seakan aku ini seperti putra mahkota kerajaan dinasti Tang," ucap Felix menepuk pundak sahabatnya itu.

Dengan berat hati pemuda itu menegakkan badannya dan menatap Felix yang sekarang sudah beda. Dulu dirinya bukan seorang pria yang mendadak kaya raya. Jika bukan seseorang percaya padanya.

"Ada apa lagi? Kenapa kamu setiap hari menatap aku seperti itu? Apa ada yang aneh dengan penampilan ku sekarang ini?" tanya Felix lagi pada sahabatnya. Dengan cepat sahabatnya pun menggeleng.

"Lalu?"

Sahabatnya masih diam, setelah Felix merangkul dirinya seperti sosok sahabat yang tak terlupakan. "Mulai sekarang kamu bebas, Al, kamu mau apa saja, tinggal bilang padaku, kita akan pergi ke mana saja, tanpa ada yang bisa melarang dirimu lagi," ucap Felix dengan kata itu, dia percaya semua telah berubah.