Dari ruangannya Pak Mario, kulangkahkan kakiku menuju pintu keluar. Namun belum sampai di sana, aku bertemu dengan Argat. Aku berhenti sebentar, hingga kemudian Argat sedikit menarik pergelangan tanganku supaya berhenti. Argat melirik ke arah ruangan Pak Mario saat melihat mataku yang terlihat habis menangis.
"Ikut denganku," ajak Argat.
Karena tidak ingin berdebat dengannya, aku memilih menurut dengan mengikutinya. Argat membawaku ke sebuah ruangan yang tidak ada siapa pun. Kemudian dia mnutup dan mengunci pintunya. Aku tidak memiliki prasangka buruk apa pun karena memang benar-benar sudah lelah.
"Tidak salah lagi. Kau pasti bertengkar dengan Mario," ucap Argat yang entah bagaimana bisa menebak seperti itu.
"Tidak," sangkalku.
"Kudengar kau menolak lamarannya ya? Aku suka bagian itu," ucap Argat.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com