webnovel

Want You to Be Mine.

Humairah Az-Zahra, gadis yang masih duduk di bangku SMA. Ia memiliki cita-cita ingin melanjutkan sekolah di Luar Negeri. Keinginan gadis itu bukan untuk menimba ilmu, melainkan mencari jodoh di Negeri orang. Kedua orang tuanya berjanji akan mengikuti kemauan gadis itu dengan syarat, Humairah harus mendapatkan nilai yang bagus saat ujian Nasional. "Janji ya, Bunda. Kalau Humairah dapet nilai bagus, Humairah mau lanjut sekolah ke Luar Negeri.." "Janji, emangnya kamu mau kemana?" "Pastinya Korea Selatan lah, Bunda. Biar bisa ketemu Oppa-Oppa ganteng. Siapa tau Bunda dapat mantu orang sana, ya 'kan?" "Bunda kurbanin juga kamu lama-lama," *** "Jalan pakai mata!" "Yaelah, sant--, maaf pangeran.." Pria yang tanpa sengaja ditabrak oleh Humairah, langsung berjalan menjauhi gadis tersebut. Humairah pastikan mulai saat itu juga, ia akan berusaha mendapatkan hati pria tersebut. Karena pria itu sudah membuat dirinya jatuh cinta untuk pertama kalinya. "Aa ganteng, tunggu Aira.." Akankah Humairah dan pria itu bertemu kembali? Apakah Humairah bisa memiliki pria tersebut? Tunggu kisah selanjutnya.

AQUELLA_0803 · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
313 Chs

KELULUSAN.

2 bulan berlalu akhirnya sekolah akan mengadakan kelulusan. Humairah benar-benar gugup, karena ia takut nilai yang yang ia dapatkan tidak sesuai dengan harapannya. Dia sangat ingin mendapatkan nilai yang tinggi karena ia ingin pergi ke luar negeri untuk menyusul sang kakak yang ada di Korea. Humairah yang berada di dalam kelas hanya bisa menghela nafas dengan kasar.

"Apa aku bakal dapat nilai yang bagus ya? Aduh aku nggak yakin banget soalnya aku begonya gak ketulungan. Semoga aja aku bisa dapat nilai tinggi dan bisa nyusul Kak Hafiz. Ya ampun aku nggak yakin lagi," ucap Humairah yang benar-benar frustasi.

Kepala sekolah langsung mengabarkan pada murid agar berkumpul di lapangan. Sudah waktunya menggumumkan kelulusan, para orang tua juga sudah hadir di lapangan. Semua murid keluar dari kelas lalu menatap ke arah orang tua mereka. Humairah menatap kearah Nyonya Aisyah dan Tuan Fauzan, gadis cantik itu langsung menundukkan kepalanya. Ia berdiri di barisan paling belakang.

"Gimana ya nilai anak kita? Kalau nilainya jelek, Bunda tidak akan izinkan dia pergi ke luar negeri.." ucap Nyonya Aisyah.

Tuan Fauzan mengusap kepala sang istri. "Kita lihat saja bunda, Ayah yakin nilai anak kita tinggi dan ia bisa pergi ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Bunda masih ingatkah apa yang diucapkan oleh Hafiz. Izinkan saja anak kita untuk pergi ke luar negeri, agar ia bisa belajar bagaimana caranya hidup mandiri dan dewasa. Ayah tahu anak kita itu perempuan, tapi ayah yakin Humairah bisa menjaga dirinya, apalagi di sana ada Hafiz yang akan menjaga adiknya. Jadi bunda tidak perlu khawatir dengan keselamatan Humairah.." jelas Tuan Fauzan.

Nyonya Aisyah hanya menghela nafas dengan pelan. Ia menatap putrinya yang sedari tadi menundukkan kepala. Kepala sekolah pun mulai mengumum 'kan hasil kelulusan. Benar-benar takut tidak bisa lulus dari sekolah menengah atas ini, jika ia tidak lulus bisa-bisa keluarganya malu karena ulahnya.

"Selamat pada anak-anak ibu yang sudah lulus dari SMA ini, kalian lulus 100%. Dan tahun ini sekolah kita mendapatkan nilai tertinggi di peringkat pertama. Asal kalian tahu di antara semua murid kelas 3 ini, ada tiga orang yang mendapatkan nilai paling tertinggi. Itu juga sudah masuk kabupaten bahkan provinsi, ibu akan menyebutkan siapa-siapa saja yang mendapatkan nilai tertinggi di sekolah kita ini dan mereka sudah benar-benar membanggakan sekolah kita..." Jelas Dokter.

Semua siswa siswi yang bersekolah di sekolah tersebut bertepuk tangan. Para orang tua murid terlihat tegang karena mereka ingin di antara tiga nama tersebut salah satunya ada nama anak mereka. Kepala sekolah menyebutkan peringkat ketiga dan kedua.

"Dan untuk peringkat pertama, ini benar-benar sangat mengejutkan sekali. Selama di sekolah dia hanya mendapatkan nilai rata-rata KKM saja. Tapi kali ini dia benar-benar langsung melonjak tinggi. Dia memang persis seperti saudaranya yang mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Yang menduduki peringkat pertama dengan nilai tertinggi adalah, Humairah Az-Zahra anak dari bapak Fauzan dan Ibu Aisyah. Anak sulung mereka berdua mendapatkan beasiswa ke luar negeri, karena kecerdasannya. Saya sudah yakin Humairah bisa seperti kakaknya, dan gadis cantik dan mungil ini menunjukkan bahwa dia bisa untuk mendapatkan nilai tertinggi. Selamat untuk Humairah, Ibu bangga pada kamu.." jelas kepala sekolah yang benar-benar bangga pada Humairah.

Sedangkan Humairah yang mendengarkan namanya di peringkat pertama, masih tidak percaya dan ini hanya ia anggap adalah sebatas mimpi. Nyonya Aisyah dan Tuan Fauzan langsung menghampiri anaknya dan memeluk Humairah dengan sangat erat.

"Selamat anak Bunda kamu mendapatkan nilai tertinggi.." ucap Nyonya Aisyah yang sangat bahagia mendengar putrinya mendapat peringkat pertama di sekolah.

"Sudah ayah duga kamu bisa," sahut Tuan Fauzan mencium dahi putrinya.

Humairah menatap ke arah kedua orang tuanya. "Ini seriusan, bunda, ayah, ini bukan prank 'kan? Atau ini hanya mimpi Humairah saja?" Tanya Humairah yang masih belum percaya bahwa dia di peringkat pertama.

Nyonya Aisyah dan Tuan Fauzan terkekeh melihat anaknya. "This isn't a dream, this is real..." Balas Tuan Fauzan.

Humairah langsung berjingkrak kegirangan, gadis cantik itu langsung memeluk kedua orang tuanya dengan sangat bahagia. "Yes akhirnya Humairah bisa mendapatkan nilai tertinggi. Hua, nggak sia-sia perjuangan Humairah belajar sampai larut malam. Humairah benar-benar bahagia," teriak Humairah.

***

Setelah acara kelulusan mereka pulang ke rumah masing-masing. Tuan Fauzan dan Nyonya Aisyah langsung menelpon putra sulungnya yang ada di Korea. kedua paruh baya itu mengabarkan bahwa Humairah mendapatkan rangking pertama di sekolah. Hafiz sempat terkejut dan langsung bangga kepada adiknya. Humairah benar-benar gadis pintar, namun dia hanya malas saja untuk belajar. Akhirnya Humairah bisa menunjukkan bahwa dirinya bisa seperti orang lain yang mendapatkan nilai paling tertinggi di sekolah.

Di sisi lain,

Humaira berada di dalam kamar dan membuka aplikasi pencarian jodoh. Ia mengirim pesan pada pria yang semalam mengirimkan huruf Hangul Korea. Gadis itu mengirim pesan menggunakan bahasa Inggris, dan mengatakan bahwa dia mendapatkan nilai pertama. Humairah juga mengatakan ia akan pergi ke Korea, dan mengajak pria itu untuk bertemu saat ia sudah berada di Korea. Hanya butuh beberapa menit saja menunggu, akhirnya pesan gadis itu dibalas orang terus.

'Congratulations on getting the best score, see you in Korea...' balasan dari KMH.

Humairah langsung terlihat sangat bahagia, dan langsung berbaring di atas kasur sambil tersenyum. "Aduh udah nggak sabar lagi pengen ketemu KMH. Semoga aja dia cogan, aduh jadi nggak sabar pengen dapet pacar mata sipit.." gumam Humairah yang benar-benar sangat kegirangan.

Gadis itu langsung memejamkan kedua matanya karena lelah. Besok ia akan membuat paspor untuk pergi ke Korea. Tuan Fauzan langsung mengajaknya untuk membuat paspor, dan keesokan harinya barulah Tuan Fauzan akan mengantar putri bungsunya pergi ke negeri ginseng yaitu di Korea. Sebenarnya Nyonya Aisyah tidak rela bahwa putri bungsunya pergi. Namun ia sudah berjanji jika Humairah mendapatkan nilai tertinggi, ia akan mengizinkan putrinya itu untuk pergi ke Negeri ginseng bertemu sang kakak di sana.

Di Korea,

Seorang pria tengah duduk di balkon kamar, sambil tersenyum kecil melihat layar ponselnya. "Terlalu aktif, sepertinya dia gadis yang imut.." gumam pria tersebut dengan menggunakan bahasa Korea.

Pria itu langsung masuk ke dalam kamar dan menutup pintu balkonnya. Ia ingin beristirahat, karena baru saja pulang kuliah. Tubuhnya terasa lelah, karena sehari berada di kampus. Pria itu meletakkan ponsel miliknya di atas meja dan langsung memejamkan kedua matanya menuju alam mimpi. Ia berharap bisa bermimpi indah pada malam ini.