Tubuh seorang gadis muda transparan melayang di udara, sudah sebulan penuh dirinya seperti ini. Sejak kecelakan yang menimpa dirinya enam bulan lalu, ia tidak pernah berpikir jika ia akan mengalami hal yang aneh dan tidak masuk akal menurutnya. dia adalah Jenny. Gadis yang jiwanya masih terjebak dalam dunia.
Jenny berdiri hampa di ruangan tempat ia tinggal selama ini, dia menatap cermin kosong tanpa pantulan bayangan tubuhnya.
"Apa ini? Apa aku akan terus seperti ini?" desah Jenny, ia menyentuh pantulan kosong di cermin yang pada akhirnya ia menembus melewati cermin dihadapannya.
"Bagaimana kabar sahabatku Sarah dan kekasihku Eren. Apa mereka bersedih?" Jenny melayang keluar dia akan pergi ketempat sahabat baiknya Sarah.
Jenny melayang sambil menatap seluruh tempat yang tidak asing baginya hingga ia sampai di rumah sahabatnya. Jenny menembus masuk kedalam rumah ia mencari keberadan Sarah, sampai ia mendengar dan melihat sesuatu yang membuatnya ketakutan sekaligus marah.
..
Sarah memeluk pria dihadapannya dengan sayang.
"Eren, apa kau tidak merasa sedih dengan kematian Jenny?"
Eren mengerutkan keningnya dan mencibir.
"Untuk apa menyebutkan gadis sial itu. Kematian adalah hal yang baik untuknya."
"Kau sangat kejam Eren, haha..." Sarah berkata genit "Kasian sekali gadis itu, keluarganya tidak menginginkannya hingga membunuhnya dan kekasihnya bersama temannya.." tawanya bergema di seluruh ruangan.
Jenny menatap mereka cahaya di pupil matanya meredup penuh perasaan kecewa, rasa sakit. Perlahan pupil mata Jenny berubah berwarna merah semerah darah bibirnya menunjukkan senyum kejam. Ia mulai tertawa dengan gila hingga seluruh ruangan menjadi dingin seperti membeku.
"Eren.. Apa kamu merasakan jika rasanya semakin dingin." Sarah memeluk Eren ekspresi di wajahnya menunjukkan rasa takut.
*prang*
Hawa dingin disekitarnya berubah semakin dingin. Jendela di rumah itu mulai retak hingga pecah satu-persatu.
"Aaaa... Eren.. apa yang terjadi?" ucah Sarah dengan ketakutan. Eren melihat sekelilingnya kedua alisnya berkerut gelisah.
"Tempat ini aneh, cepat pergi dari sini." Eren membawa Sarah keluar dengan tergesa-gesa.
Jenny menatap mereka penuh kebencian, perlahan tubuhnya mulai menjadi transparan hingga ia menghilang, semua kembali seperti keadaan sebelumnya. Jendela-jendela yang pecah kembali ke bentuk semula, suhu ruangan kembali normal seolah-olah tidak pernah terjadi apapun disana.
.....
Saat Jenny membuka matanya, ia melihat dengan kaget apa yang ada dihadapannya. Dia berada di tempat asing, dihadapannya berdiri pagoda tujuh tingkat. Aura disekeliling pagoda sangat suram membawa rasa kematian yang kuat. Jenny melihat banyak sekali jiwa yang entah apa yang akan mereka lakukan, mereka semua berkumpul menjadi satu. Jiwa-jiwa disini tidak melayang kaki mereka tepat menginjak tanah. Dia menjadi penasaran mendekati salah satu hantu perempuan.
"Hei, aku ingin bertanya tempat apa ini?" Jenny menatap hantu yang memiliki wajah bulat dan juga cantik walaupun keseluruhan sangat pucat.
Gadis itu menatap Jenny dengan ramah.
"Apa kau baru disini? Ini adalah dunia bawah."
Jenny membelalakan matanya tak percaya.
"Dunia bawah! Dan apa fungsi pagoda aneh disana?"
Gadis itu dengan penuh semangat berkata.
"Itu adalah pagoda tujuh langit. Jika kamu bisa melewati semua tujuh langit kamu dapat hidup kembali sebagai manusia."
"Apa hanya untuk menjadi hidup?" Jenny melihat pagoda gelap dihadapannya.
"Tidak tidak tidak. Jika kamu bisa keluar akan ada hal yang lebih hebat. Itu yang mereka katakan." gadis itu menjelaskan dengan ramah.
Jenny menatap pagoda dengan penuh ketertarikan.
_______________________________________________