webnovel

BAB. 10 ASMARA WIJAYA TUNGGAL

Perjalanan hidup yang selalu melalang-buana malang melintang tak jelas akan arah.

Memperjuangkan Karier, Cita-cita, dan banyak pengorbanan baik yang terjadi di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Papua hingga Batam dan Bali yang pernah ia rasa sebagai tempat memadu kasih asmara yang pupus dan sirna.

Sebagai Manusia, Narendra Sanggrama termasuk orang yang tak luput akan belaian dalam perjalanan cinta dan asmaranya.

Dimata banyak orang, terutama orang-orang dekatnya Narendra Sanggrama adalah sosok pemuda yang sangat dingin sehingga akan sulit bagi wanita untuk menggoda apalagi merayunya.

Susah jatuh cinta, terlihat sama sekali tak pernah berlinang air mata dalam penderitaan yang tragis apapun.

Pemuda yang berkelas, tak lekang waktu di terpa ombak dan badai, Narendra Sanggrama memiliki integritas yang tinggi dalam pekerjaan dan kehidupan yang selalu serius menanggapi hal-hal tertentu.

Pembawaan diri yang tenang, tatapan tajam dan penuh misteri adalah karakter daripada Narendra Sanggrama tersendiri.

Dingin namun hangat bergaul, juga terjadi di lingkungan dan prioritas hubungan percintaannya.

Adapun, terhadap pandangan dari rekan-rekan dan para sahabat terdekat, Narendra Sanggrama merupakan maniefestasi dari seorang pemuda yang memiliki pendirian teguh dan ideal akan lingkungan.

Jatuh cinta bukan untuk pertama kalinya, namun dalam kenyataannya semua cinta yang datang dan pergi yang mendekat dan hangat adalah sabda alam.

Setiap pasangan pasti memiliki klasifikasi, syarat dan kriteria dalam menentukan pasangan dan sikap.

Narendra Sanggrama jelas sangat mematik hal tersebut sehingga sangat perlu baginya selektif dan mawas diri.

Banyak cinta yang datang mendekat, ku Menolak.

Begitulah kira-kira perihal pengumpamaan sikapnya terhadap kaum hawa.

Bagi dirinya seorang wanita yang spesial, tidak umum adanya.

Bersikap dan bergaya seadanya, namun berkesan di hati, kesederhanaan itulah yang justru menimbulkan simpati.

Sudah tidak terhitung akan banyaknya cinta yang masuk, keadaan itu lantas, tidak mudah menggoyahkan prinsipnya yang padu.

Kharismatik dengan feminim, Rendah hati karena santun, dan berkarir karena punya pemikiran akan pendidikan adalah idealisme pasangan prioritasnya.

Kejeniusan, Kepintaran, Kegigihannya dalam Pergaulan, Pekerjaan, dan Kehidupan yang bercengkrama dengan Alam tentu saja banyak menghasilkan pengalaman dan perjalanan hidup yang menarik dalam kehidupannya.

Tidak Diskriminatif akan hal-hal yang membuat perpecahan karena perbedaan sikap, pandangan, golongan, suku, adat, budaya, agama dan negara, merupakan cara pandang yang sederhana.

Menguasai dengan baik bahasa Indonesia, Sumatera, Jawa, Inggris, Melayu juga menjadi keunggulannya dalam menaklukkan para kaum hawa.

Narendra Sanggrama berteman dan berpasangan dalam pergaulan juga terjadi dalam konteks latar belakang yang cenderung berbeda jauh.

Dirinya pernah memadu kasih dengan warga negara Amerika, Mesir, Australia, Inggris, Malaysia, Singapore dan Kanada.

Masing-Masing terjadi karena pada saat tertentu dirinya sedang rekreasi ke bali, ke batam, dan bersosialisasi di media sosial pada umumnya hingga pada akhirnya dalam suatu ketika sejoli muda bertemu dan mengutarakan cinta.

Kandas dan sirna selalu saja terjadi, hubungan jarak jauh, pekerjaan yang sibuk dan keadaan yang tidak memungkinkan pertanda kode alam.

Mungkin, bisa jadi belum waktu dan jodohnya semua yang terjadi adalah kecocokan yang abadi.

Jiwa Petualang Tinggi, Hobby Travelling, menikmati destinasi wisata dan keindahan di Nusantara terkadang menjadi catatan tersendiri di dalam perjalanan hidupnya.

Sebagai Manusia yang di Anugerahi Nafsu perihal wanita, Narendra Sanggrama mengungkapkan dalam menentukan sikap dan perhatian wanita juga punya akan pola pandang.

Tampan, Rupawan, Berpendidikan, Pola Pemikiran, Kekayaan dan rasa Humor yang tinggi adalah prioritas kaum hawa.

Mereka pandai menenangkan jiwa yang dilanda cinta, namun kecemburuan tentang pria idaman, bahkan untuk memalingkan wajah ekspresinya sangat kelas tak tertutupi.

Wanita panjang Rambutnya, sedang Pria tidak.

Pria lebih panjang pola pikirnya namun berpura tak peka.

Sebaliknya wanita adalah perumpamaan yang berlawanan.

Jelas saja wanita yang di idamkan Narendra Sanggrama adalah wanita yang berpendidikan, Mandiri dan sederhana.

Seandainya wanita tersebut akan tetap berada di dapur, tetaplah dia akan melahirkan generasi yang cerdas apabila punya latar belakang pendidikan dan pola pemikiran.

Narendra Sanggrama dalam pergaulannya pernah berpacarab dengan Audrey, lauren, Alexa, Jenny, dan Jessica.

Kaum hawa tersebut merupakan akibat pergaulan modernnya dalam menjelajahi cinta.

dan semua diantara wanita-wanita itu bukan berasal dari Nusantara, melainkan negeri adidaya, negeri tetangga yang kebetulan bertemu suatu ketika melalui sosial media, dunia wisata dan tempat-tempat eksotic lainnya.

Ada yang blasteran indo-Australia, Asli Kewarganegaraan Amerika, Mesir, Malaysia, Kanada, Singapore dan sebagainya.

Berkebutuhan di Indonesia karena Kerja, Bisnis, berwisata, dan bertemu keluarga blsterannya.

Rekam jejak yang tidak hanya mumpuni dalam dunia kerja, pergaulan, dan asmara yang melejit seketika.

Hasil dari pada jatuh bangun, membentuk karakter dalam dirinya menjadikan Narendra Sanggrama banyak di puja para wanita-wanita.

Sedari dahulunya, sejak menginjak kelas Lima Sekolah Dasar (SD), Narendra Sanggrama, sudah terkenal di gandrungi oleh Geng-geng kaum hawa yang siap mencuri hatinya dari pandangan menawan si Narendra Sanggrama.

Latar belakang pemilik Zodiak Capricorn, selain Berjiwa Petualang Tinggi, Berwawasan Luas, Penuh Percaya Diri, dan berjiwa Kepemimpinan.

Dirinya mampu mengalihkan pandangan wanita yang kemudian berpusat kepada perhatian seorang Narendra Sanggrama.

Hal yang pernah diingatnya menjelang tamat belajar sekolah dasar, Narendra Sanggrama di utarakan cinta oleh salah satu gadis di Sumatera.

Mengagumkan, Menakjubkan, hal aneh namun kenyataan.

Itulah sisi-sisi Narendra Sanggrama yang penuh kharisma.

Berlanjut di kisahnya, pada episode dirinya menginjak di Sekolah Menengah Pertama (SMP) , Narendra Sanggrama pernah suatu ketika di gilai wanita dari sekahannya.

Faktor mulanya, perihal Narendra Sanggrama yang jenuh lantas berhayal dan melukis akan sosok wanita, maka sejak itu salah seorang diantaranya menjadi pemuja.

Indah Permata Sari, Dewi Puspita, Lestari Okta Vina, dan Maharani merupakan saksi dan korban akan sosok seorang Narendra Sanggrama.

Pada Tahap dirinya memasuki Sekolah Menengah atas(SMA) Kharismanya seolah tak pudar dan sirna akan kentalnya waktu.

Melia Sari, Nabila Aquba, Okta Ayu, dan Monika adalah lagi-lagi korban perasaan yang tertunda karena kedinginan Narendra Sanggrama semasa remaja.

Semasa berkulian di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di daerah Sumatera, Narendra Sanggrama bertemu dengan seorang wanita pengagumnya dari masa Sekolah Menengah Atas (SMA).

Tak sengaja mereka bertatap mata, seperti keduanya mempunyai kisah di masa lalunya.

Naluri yang sama, dengan keadaan yang berbeda membuat keduanya harus nampak berkomunikasi lebih agar terjalin kisah di masa selanjutnya.

Namanya Eka Permata Sari, wanita yang secara tidak terbuka menyukai Narendra Sanggrama dari arah kejauhan mata.

Tidak seperti wanita yang gagal mengikat cinta kepada Narendra Sanggrama, Eka Permata Sari jelas berpikir ulang agar tidak malu karena penolakan semata.

Bagi Eka Permata Sari, Narendra Sanggrama tetaplah pujaannya, siang dan malam mungkin akan indah apabila di lalui bersama.

Hati yang meredup akan asmara, suasana dan kondisi yang berbeda, akan membuat keretakan komunikasi apabila tidak di sesuaikan dengan sebagimana semestinya.

Sosok Narendra Sanggrama, dianggap tidak jauh berbeda, malah Eka Permata Sari selalu tersipu malu saat berjumpa seperti ada yang ditahan akan ungkapan dan rasa sayangnya.

Walaupun terlihat Dingin, penuh Kharisma dan Berwibawa.

Eka Permata Sari seolah menyadari di balik sifat yang songong agak angkuh tersebut tersimpan kehangatan mesra darinya.

Suatu Moment dimana, Eka Permata Sari kembali melihat dengan Matanya dalam suatu Debat dan Diskusi yang diadakan dalam Kampus, Narendra Sanggrama menunjukkan sikap lembut namun tegas dan lugas, tanggapan dan pertanyaan di jawab dengan tepat sasaran, hening tak bersuara menandakan usai sudah pertemuan "Cendekiawan Muda" di kampusnya.

Semakin menggigil rasa cinta, semakin ragu mengungkapnya, semakin goyang pendiriannya.

Gadis yang di Kenal Anggun, Pemilih Teman dan Berkelas itu Nampak merendahkan diri di hadapan Narendra Sanggrama.

Di Kantin Kampusnya, Eka Permata Sari menegaskan Status Narendra Sanggrama.

Mengkhawatirkan ada pujaan hati disisi Narendra Sanggrama, pipi merah dan senyuman manja Eka Permata Sari merasa bangga.

Sebab apa yang di khawatirkan tidak terjadi sedemikaian adanya.

Narendra Sanggrama masih saja sendiri, mengutarakan akan hal cintanya, Narendra Sanggrama membenarkan keduanya bisa menjalin asmara.

Sampai pada saat Narendra Sanggrama di Wisuda, Eka Permata Sari masih tertatih merata di bangku kukiah.

Hubungan tetap demikian baik apadanya.

Narendra Sanggrama ke Jakarta guna memenuhi penempatan Kerja.

Berjalan Mengarungi Bahtera kerja Narendra Sanggrama dan Eka Permata Sari sampai menuntaskan Kuliahnya tetap terjalin asmara.

Hingga pada saat Narendra Sanggrama melalang-buana di Kalimantan dan Papua menemui cinta semua kandas akan peristiwa Eka Permata Sari yang Egois menginginkan Narendra Sanggrama kembali Ke Sumatera.

Tuntaslah sudah jalinan kasih asmara keduanya, tak terlepas terdengar berita Narendra Sanggrama melakukan penolakan cinta di tempat bekerja Kalimantan dan Papua.

Tiba saatnya, Narendra Sanggrama kembali ke Ibukota Jakarta.

Berlarut-Larut di Jakarta, Narendra Sanggrama menemukan Cinta sejatinya bersama Putri Jawa, Kembang Desa, Putri Anggraini Namanya.

Keduanya bertemu seperti sejoli yang baru pertama mencinta.

Narendra Sanggrama yang menyadari bahwa Putri Anggraini di Jakarta hanya Sementara.

Kembalilah sang Putri Anggraini ke Negerinya.

Di Jogja, Kembang Desa, Putri Jawa tersebut masih tetap menatap masa agar di masa selanjutnya tetao bersama seorang Narendra Sanggrama.

"Waktu yang Singkat, Pertemuan yang Mendekat dan Asmara yang Hangat".