Kuroha memandang Elias yang berada di depannya. Elias juga balik memandang. Diantara keheningan malam itu, Elias membuka pembicaraan.
"Sekarang, aku ingin meminta bayaran sebagai ganti informasi yang aku berikan sebelumnya."
"Apa yang Elias-san inginkan?" Kuroha bertanya kepada orang misterius yang tidak jelas gendernya.
Dari postur tubuh dan rambutnya, orang akan berpikir dia adalah seorang perempuan, tapi saat mendengar suaranya, kau tidak akan pernah bisa membayangkan dia adalah seorang laki-laki.
"Seperti yang sebelumnya aku katakan. Aku menginginkan informasi lain mengenai negara yang Kuroha-san sebut "Indonesia" dan planet bernama "Bumi"."
"Namun, itu tidak akan setara. Karena itu aku akan memberitahu semua yang aku ketahui. Tergantung informasinya, aku juga bisa memberikan informasi diriku kepadamu."
Kuroha mengangguk. Dia mulai berpikir, darimana sebaiknya dimulainya.
"Baiklah."
Elias mengangguk, dia diam seperti berkonsentrasi terhadap sesuatu. Dan ketika itu, muncul sebuah penghalang yang memisahkan mereka dari dunia luar.
Kuroha bergeming. "... Apakah ini penghalang ruang?"
Elias menghadap Kuroha. Dia terkejut Kuroha mengetahui hal seperti itu, tapi sayangnya. "Bukan, ini bukan penghalang ruang."
"Ini adalah sihir pelindung di tambah sihir ilusi di luarnya. Ini bisa berguna untuk menipu semua makhluk dari luar."
Kuroha mengangguk mengerti. Sebagai wibu, dia memiliki pengetahuan mengenai kekuatan sihir semacam itu; Sihir ilusi, sihir necromancy, sihir elemental, sihir pelindung, sihir support, sihir alkimia, sihir enchanting dan lebih banyak lagi.
Itulah jenis-jenis sihir yang dia ketahui. Tidak tahu apakah sihir di dunia ini berbeda atau sama. Namun, di kebanyakan cerita yang dia baca di masa lalu, isekai atau dunia lain setidaknya akan memiliki sihir elemental sebagai basic-nya.
"Karena ini tidak begitu panjang, maka langsung saja."
Kuroha mulai menceritakan dari sejak dia sedang menuju sebuah acara dan bagaimana dia bisa bertemu kucing lalu mengalami kecelakaan truk.
"Begitu. Kisah hidup yang unik."
Elias menanggapi. Tapi Kuroha mengabaikannya. Dirinya masih belum bisa percaya jika saat ini berada di dunia lain.
Dia berharap orang tuanya dan kucing peliharaannya bisa hidup dengan aman tanpa perlu menangisi kepergiannya.
'Semoga aku tenang di dunia ini....'
"Apakah sudah semuanya?"
"Memangnya apa lagi yang ingin kamu ketahui?"
"Soal ... "motor" yang Kuroha-san bicarakan ini. Apa itu?"
Kuroha terdiam. Menyentuh kepalanya, dia tidak bisa memikirkan kemungkinan. Otaknya bertraveling jauh.
Pada akhirnya Kuroha membuka suaranya, "... Motor, adalah kendaraan yang bisa berjalan tanpa perlu ditarik oleh kuda."
"Apakah itu mirip dengan kereta api?"
"Tidak, mereka tidak sama; ada perbedaan yang jelas antara kereta dan motor. Motor lebih praktis karena tidak perlu menggunakan rel untuk menjalankannya. Ukurannya juga lebih kecil, cukup untuk menampung tiga orang secara bersamaan."
"Wah, jaman sudah berubah menjadi lebih canggih ... padahal aku baru sampai disini tiga bulan yang lalu."
Kuroha terkejut. Matanya melebar menatap Elias. Perbedaan waktu antara dunia ini dan Bumi sangat jauh berbeda.
"Elias-san, boleh aku tahu di tahun berapa kau hidup sebelum berada di sini?"
Elias menundukkan kepalanya mengingat bagaimana dia bisa berada di sana. Ingatan itu sangat terekam jelas dalam kepalanya.
"... Boleh aku menceritakan tentang diriku dulu?"
"Silahkan."
Setelah mendengar persetujuan dari Kuroha, Elias menyentuh topengnya dan melepaskannya dari wajahnya.
Kuroha kembali tercengang, kali ini dengan alasan yang jauh berbeda.
"Apakah kamu terkejut, Kuroha-san."
Masih dalam keterkejutan, Kuroha tersenyum melihat orang itu, dan kali ini dia sudah tahu sebutan apa yang cocok untuknya.
"Ya, aku sangat terkejut, Elias-san. Aku tidak pernah menyangka orang misterius pemilik kemampuan yang luar biasa adalah seorang gadis muda."
Setelah keadaan itu, akhirnya Elias menceritakan mengenai bagaimana dia bisa berada di tempat itu dan bagaimana dia bisa mendapatkan kekuatan serta pengetahuan.
Elias Azaleya. Dia bukanlah gadis yang luar biasa atau memiliki sesuatu yang menarik bagi orang lain. Begitulah anggapannya pada dirinya sendiri.
Hidupnya tenang seperti biasa. Tidak ada masalah atau gangguan. Bersama keluarganya yang harmonis mereka bisa dianggap sebagai keluarga yang ideal untuk semua orang.
Namun, semua kehidupan tenang, bahagia, dan harmonsi itu hancur setelah Elias melihat ayahnya membunuh ibunya menggunakan pisau daging lalu memakan jasadnya mentah-mentah.
Sebagai seorang gadis normal, dia tentu saja ketakutan. Tubuhnya kaku tidak bisa digerakkan dan hanya bergetar sebagai respon terhadap pikirannya yang kacau saat itu.
"Tunggu."
"... Ada apa?" Kuroha menghentikannya untuk bercerita, dia bertanya-tanya soal itu.
"Tidak perlu diteruskan jika kamu tidak ingin."
"... Terimakasih."
Kuroha menggelengkan kepalanya.
Malam yang gelap di hutan dengan api unggun dan bulan sebagai satu-satunya penerangan di kemah kecil itu.
Memang banyak nyamuk, tapi Kuroha bisa menyingkirkannya menggunakan Vision Anemo miliknya.
Walaupun begitu, dia tidak bisa tidur. Begitu banyak pikiran di dalam kepalanya. Siapa yang memindahkannya, siapa yang memberikan kekuatan itu dan bagaimana bisa tujuh elemen vision dari Archon yang berbeda menjadi satu?
Lalu, apa yang terjadi dengannya di Bumi sebelum dia menuju dunia ini. Apakah dia masih berada di satu alam semesta atau bahkan masih berada di satu galaksi, dia tidak mengetahuinya.
"Vision ...," gumamnya.
Vision-nya adalah sesuatu yang berbeda dari pengetahuan milik Kuroha. Walau penggunaanya sama, tapi apakah hanya itu?
Lalu bagaimana dengan salah satu fitur istimewa yang di dapatkan oleh pengguna vision. Apakah itu akan menjadi lebih kuat atau sama saja dengan yang biasanya?
Kuroha tidak yakin, dia belum pernah mencoba menggunakannya sama sekali. Dia bahkan baru kepikiran sekarang.
Semakin lama waktu sudah berlalu, dia mulai merasa mengantuk. Dia berharap, di keesokan paginya dirinya bangun dari mimpi buruk ini.