webnovel

Vicious Circle

Terkadang beberapa rasa penasaran yang berlebihan akan membawamu pada sesuatu yang mengerikan. Ada hal dimuka bumi ini yang jika kalian tidak mengetahuinya, maka itu akan lebih baik untuk diri kalian. Kamu hanya perlu tidak memperdulikannya, bahkan ketika semua orang disekitarmu tidak bisa kamu percayai. Hal yang paling Gloria sesali adalah saat dimana rasa penasarannya mengungkap sesuatu yang bahkan ia sendiri sulit menghadapinya. Kejadian-kejadian layaknya potongan puzzle yang selalu berdatangan bagai misteri yang harus dipecahkan bersama saudara kembarnya Giovani. Teror dimana orang-orang terus menerus dibunuh tanpa alasan yang jelas dan pembunuh itu masih berkeliaran dengan ganas. Setiap malam, mungkin saja kalian adalah korban selanjutnya. Ingat, jangan pernah percaya pada siapapun! "Harusnya, aku tak pernah melakukan ini." "Terlambat untuk menyesali, ayo bermain." "Jangan takut Glo! Ada aku!" "Jangan lari, kemanapun kalian pergi aku akan menemukan kalian!" "Gio ada sesuatu dibawah ranjangku." Jika berkesan tolong masukkan ke collection kalian yaa.

swcctlullabiech · Kinh dị ma quái
Không đủ số lượng người đọc
23 Chs

Penglihatan buruk

Semenjak Gloria ditemukan pingsan dikamar mandi oleh Hillary, ia langsung dilarikan ke rumah sakit. Mereka sekeluarga pergi untuk membawa Gloria tanpa terkecuali Giovani. Masih menjadi pertanyaan dalam kepala Giovani mengapa Gloria dapat melihat hantu-hantu itu padahal sebelumnya ia sama sekali tak melihatnya. Jika pagi ini Giovani tak mendobrak pintu kamar mandi entah apa yang akan terjadi, tidak lebih tepatnya untung saja Lucy memberitahunya bahwa ada masalah dengan Gloria.

Sekarang mereka sedang didalam kamar rawat Gloria. Adiknya itu nampak masih pingsan akibat kejadian di kamar mandi. Hillary sempat mengalami kepanikan namun dokter mengatakan bahwa Gloria hanya kurang tidur dan mengalami kurang darah. Itu bohong, Giovani tahu dengan jelas. Nyatanya Gloria mengalami syok dengan apa yang dia lihat.

"Mom, dad kalian harus pergi bekerja. Biar aku yang menjaga Glowie disini," ucap Giovani.

"Baiklah son, tolong jaga adikmu," ucap Christ sambil menepuk sebelah pundak Giovani.

"Sebenarnya mom masih sangat cemas, bagaimana bisa kedua anakku masuk rumah sakit dalam jangka waktu dekat. Satu orang mengalami kurang darah dan satu lagi jatuh dari balkon," ucap Hillary sedih.

"Sudahlah mom, kami tak apa. Mungkin hanya kebetulan saja. Tak ada yang dapat menebak kecelakaan kan," ucap Giovani menenangkan Hillary.

Hillary menghela nafas pasrah, sejujurnya ia masih tak Terima namun ia tak bisa melakukan apapun. Christ dah Hillary pergi meninggalkan bilik rumah sakit tempat Gloria di rawat, sekarang hanya ada Giovani dan Gloria, ya berdua. Giovani duduk di samping ranjang Gloria, mengenggam pelan tangan adiknya itu memberi kekuatan. Alis Giovani mengernyit saat ada pergerakan dari tangan Gloria dan tak lama sepasang mata adiknya itu mulai terbuka.

Gloria menatap lemah, ia mulai mengedarkan pandangannya dan kemudian menyadari bahwa tempatnya sekarang adalah rumah sakit namun seketika ia kembali syok dan kaget. Wajahnya memucat dan badannya menegang.

"Hey kau baik-baik saja?" tanya Giovani menyadarkan Gloria.

"Gio, tadi pagi aku melihat sesuatu di kamar mandi," ucap Gloria.

"Aku tahu Gloria, aku juga melihatnya setiap aku memasuki tempat itu," ucap Giovani dengan penekanan pada kata setiap.

"Apa yang terjadi Gio, kenapa aku bisa melihat mereka?!"

"Bukannya bagus, kau selalu ingin melihat mereka."

"Sebelumnya memang iya, tapi aku tak tau bahwa semuanya akan seperti ini. Aku takut, aku tak bisa bergerak saat melihat mereka. Mereka menyerap energiku, bisa menyentuhku bahkan melukai aku. Mereka berusaha untuk menghancurkan aku."

"Glo tenang, aku tak tahu kenapa kau bisa melihat hal itu. Aku tahu kau syok tapi ada aku, aku akan melindungimu," ucap Giovani saat Gloria hampir berteriak. " Baiklah, aku akan membeli sarapan di kantin rumah sakit. Kau dan aku sama-sama belum makan apapun."

Giovani menghela nafas kemudian beranjak dari ranjang itu, kenapa hantu itu bisa menampakkan diri di depan Gloria. Pilihannya hanya ada dua, pertama karna hantu itu memiliki energi yang besar sehingga bisa menampakkan diri pada Gloria yang tidak dapat melihat mereka-

"Gio, jangan pergi," ucap Gloria menahan tangan Giovani.

Giovani menatap adiknya heran, "Ada apa?"

"Ada suatu disudut ruangan ini yang terus tersenyum pada kita kan? Aku mencoba mengabaikannya tapi sepertinya dia akan mendekatiku saat kau pergi. Aku tidak mau sendirian dulu Gio."

-atau Gloria memang sudah bisa melihat mereka sekarang. Giovani tidak buta, mustahil dirumah sakit tak ada hantu dan ia juga melihat apa yang Gloria lihat. Giovani pikir tak masalah meninggalkan Gloria tapi nampaknya sekarang ia tak bisa. Ia tak bisa melakukan apapun selain menemani Gloria, mengusir makhluk itupun tidak karena nyatanya makhluk itu sudah terikat pada tempat ini.

"Baiklah, aku akan menemanimu. Biar aku minta teman-teman untuk membawakan makanan kemari nanti," ucap Giovani.

"Terima kasih Gio," Gloria diam sesaat memperhatikan Giovani. Semenjak kejadian dikamar mandi caranya melihat dunia memang berbeda sekarang dan entah kenapa dalam pandangannya Giovani itu bercahaya terang, sangat terang. Berbeda dengan dirinya yang memiliki aura gelap, mungkin ia dan Giovani adalah dua orang dengan sisi berkebalikan.

"Gio, kau sangat bersinar. Bagaimana kau bisa diselimuti cahaya-cahaya itu?"

Giovani mengernyit heran, "Cahaya apa maksudmu?"

"Kau tahu, sekarang semua di pandanganku serasa berbeda. Entahlah aku juga tak mengerti bagaimana tapi diantara semua itu kau yang paling mencolok," jelas Gloria.

Gloria menatap keluar jendela kamar rapatnya, memperhatikan taman rumah sakit yang dilewati para pasien serta tenaga kerja yang berada dirumah sakit ini. Tidak ada yang semencolok Giovani, cahaya yang menyelimuti mereka berwarna biru sedangkan Giovani berwarna keemasan. Satu hal yang Gloria bingung, kenapa hanya Gio yang memiliki warna seindah itu sedangkan ia berwarna ungu. Benar, cahaya pada diri Gloria berwarna ungu berbeda dari yang lain.

"Apa yang kau lihat Glo? "

"Warnamu, kita berbeda."

Giovani diam, nampaknya Gloria sangat lelah menjadi seperti ini. Dia takut dan berbicara tak jelas tentang apapun. Entahlah, tapi soal warna cahaya mungkin saja maksud Gloria adalah warna jiwa. Sebenarnya Giovani tidak kaget, dia tahu warna jiwanya berbeda dengan Gloria.

"Glo, tak apa. Sekarang tidurlah, aku akan menemanimu. "

Gloria mengangguk, dan mulai memejamkan matanya. Giovani menarik selimut untuk menutupi tubuh Gloria perlahan. Baru kali ini Giovani melihat Gloria lebih banyak diam. Gadis itu jadi lebih pendiam dari biasanya.

"Gio, jika suatu saat terjadi sesuatu padaku. Apa aku akan tetap menjadi adikmu?" tanya Gloria dengan mata masih terpejam.

"Kau ini bicara apa, apapun yang terjadi tidak akan mengubah fakta kau adalah adikku."

Gloria diam dia tak menyahut, "Glo, kedepannya biasakan hal-hal seperti ini. Mungkin kau akan selamanya dengan penglihatan ini tapi tak masalah aku akan selalu bersamamu. Aku janji, " ucap Giovani yang entah didengar Gloria atau tidak.

'Kau nampak sangat menyayangi adikmu ya' ucap suara disudut ruangan.

"Iya, jadi aku harap kau tak menganggunya atau aku akan membuatmu menyesal."

'Aku tidak menganggu siapapun, aku hanya ingin berteman. Sekian banyak penghuni kamar ini cuma kalian yang bisa menarik perhatianku'

"Berhentilah memasang wajah seperti itu, senyummu terlihat menakutkan," balas Giovani.

'Aku hanya berusaha ramah tapi sayang adikmu pikir aku sedang menakutinya. Kalau kau mau pergi, pergilah aku akan membantumu menjaganya.'

"Bagaimana aku bisa percaya pada makhluk sepertimu?"

'Aku sungguh bermaksud baik, kalian mengingatkanku pada anakku.'

"Baiklah, aku hanya pergi sebentar. Jaga dia, jika sesuatu yang buruk terjadi padanya maka kau akan menerima akibatnya, " balas Giovani meninggalkan ruangan itu.

'Kalian berdua benar-benar mengingatkanku pada anak-anakku. Gadis yang malang, kuharap hal yang kau lihat tidak menimbulkan masalah apapun padamu.'

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.