webnovel

VelVin

Pertemuan dua remaja yang hanya sebagai teman sekolah dan mengharuskan mereka untuk berkerjasama dalam organisasi dan menjadi partner untuk saling melengkapi kekurangan masing - masing. Dengan keadaan yang memaksakan mereka harus saling bersama, apakah akan berakhir dengan manisnya masa remaja mereka(?) Ini bukan cerita bad boy bertemu dengan nerd girl atau sebaliknya. Tidak juga bertemunya bad boy dengan bad girl. Jadi penasaran? Baca saja,semoga suka.

Febiola_Purnomo · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
9 Chs

8.-VelVin-

0813XXXXXXXX

Gue Vino

Oh

0813XXXXXXXX

Iya

Knp?

0813XXXXXXXX

Save back lah

Oke

Vino

Oke

•••

Setelah membalas pesan yang tidak dikenal yang ternyata Vino, Velin kembali menscroll beranda instagramnya tanpa mau melihat lebih jelas apalagi untuk membaca caption tidak-tidak Velin tidak ingin melakukannya. Dan lagi-lagi ada notif yang sama mengejutkan bagi Velin tapi ini terlihat jelas bahwa username vinoparviz_ sudah pasti milik Vino yang Velin kenal. Kenapa tiba-tiba Vino seakan ingin masuk kedalam kehidupannya? Pikir Velin. Tanpa pikir panjang Velin langsung menkonfirmasi tanpa memfollback.

Disisi lain Vino tercengang karena Velin hanya menkonfirm akun instagram miliknya tanpa memfollback yeah Vino sudah menunggu beberapa saat. Vino menghela nafas kemudian Dm Velin, biarlah hari ini Vino menjadi pria pengemis save back dan follback, semua itu Vino lakukan karena ia mau bahkan Vino tidak memiliki alasan yang jelas.

Velinmatteo

Follback

Done

Ngapa kudu gue yang minta duluan gak langsung aja?

Males

Males apaan

Orang lu juga onlen mulu

Ngapain?

Beles napa?

Read doang

Gue bosen

Mainlah

Gue gk begitu tau jogja

Lah lu dijogja sama siapa?

Abang gue

Yaudah ajak aja napa

Dia lagi pergi gak tau kemana

Masih kuliah kalik

Ohh gitu

Sama sih gue juga dirumah aja

Mau jalan gak?

Puter-puter jogja aja

Sekalian lu biar gak awam banget gitu

Sama lu?

Iya sekalian kita kenalan lebih deket aja biar gak kaku

Makin kompak juga waktu olimpiade

Oke

Oke

Share loc gue otw

Ya

Tanpa sadar Vino bersorak senang saat Velin menyetujui ajakannya, segera Vino bersiap dengan wajah berseri. Disisi lain Velin dengan ogah-ogahan bersiap, Velin pikir tidak ada salahnya pergi bersama Vino karena alasan Vino tentunya Velin tidak ingin mati bosan dirumah tanpa ada orang yang bisa diajak mengobrol.

•••

Vino

Gue didepan

Benar Vino benar-benar menjemputnya, dengan segera Velin turun kebawah. Velin sangat simple dengan gayanya, tanktop putih dengan cardigan abu-abu, celana jeans, sepatu kets putih dan tas kecil. Semua itu tidak lepas dari pandangan Vino. Saat Velin sampai didepan Vino, Vino menyunggingkan senyumnya.

"Mau kemana ini?" Tanya Velin seraya memakai helmnya.

"Muter-muter dulu sambil dipikirin dijalan" jawab Vino yang mendapat anggukan Velin, Velin segera menaiki motor Vino.

"Lu ada tempat yang mau didatengin?" Tanya Vino sesaat setelah berjalan meninggalkan komplek rumah Velin.

"Gak ada, kemana gitu kek. Lu kan tau daerah sini ke tempat PW gitu" jawab Velin dengan suara yang dikencangkan serta mencondongkan tubuhnya ke depan.

"Oke, pegangan" setelah itu Vino menutup kaca helmnya dan menaikan kecepatan motor. Dengan berat hati Velin memegang hoodie Vino.

***

"Ngapain lo ngajak gue ke sini?" Heran Velin.

"Emang kenapa? Ada yang salah?" Bingung Vino

"Inikan tempatnya romantis ngapain ngajak gue kesini? Gak cocok kalik" jengah Velin.

"Ya gak apa-apa kalik, tempatnya juga bagus. Yuk masuk" ajak Vino masuk tapi Vino malah masuk duluan, dasar. Dengan malas Velin mengikuti Vino dari belakang. Setelah menentukan tempat duduk yang strategis menurut Vino karena gak minta pendapat Velin. Vino yang mulai jengah dengan Velin yang hanya diam dengan muka ditekuk. "Mau pesen apa?" Tanya Vino dengan sabar "terserah" helaan nafas Vino memandakan pria itu entahlah Vino hanya malas jika mendapat jawaban terserah, padahal pertanyaan Vino ada jawaban yang pasti kenapa tidak pasti, itulah kenapa Vino suka ilmu pasti. Vino gak sombong ya.

"Yang spesifik" sarkas Vino dengan aura dinginnya yang malah mendapat tatapan mendelik dari Velin "Ya gue gak tau makanan disini apa aja, inisiatif kek pesenin yang khas gitu kira-kira gue belum pernah makan. Dasar gak ada inisiatif sama sekali pantes dodol"

"Lu kira gue jenang?!" Sarkas Vino dengan lirikan tajamnya. Tiba-tiba Vino menyesal kenapa dia harus chat mengemis save back follback bahkan mengajak jalan keluar. Setelah memesan beberapa makanan, Vino akhirnya mengalah dan berinisiatif untuk memulai obrolan terlebih dahulu karena Velin tidak menunjukan tanda-tanda ingin bicara bisa-bisa dikira orang ngobrol lewat batin lagi.

"Lu dirumah gak ada kegiatan gitu?" Basa-basi Vino "Ada, gue baru inget kalo ada PR mat gue gak tau lagi materinya kek gimana" ujar Velin dengan wajah lesunya.

"Jadi lu diem klentrak-klentruk (lembek a.k.a tidak semangat) cuma mikirin tugas mat?" Heran Vino. "Iya" jawab santai Velin setelah minuman mereka sampai dan meminumnya.

"PR mat doang dibikin pusing" kesal Vino sambil mengambil gelas minumannya. "Iyalah, gue kalo mau nyontek temen sekelas juga gak enak, ya kalik anak baru langsung nyontek PR" Velin yang juga terbawa kesal. "Ya udah kalik" ujar Vino tanpa beban malah mendapat delikan Velin "Gak ada akhlak lu enak, dah buruan habis ini langsung pulang mau ngerjain mat gue" tiba-tiba Velin menjadi lesu lagi padahal tadi sudah hampir tersulut emosi, "Emang lu bisa?" Tanya Vino sembari menatap Velin. Tidak-tidak Velin tidak baper atau gagal fokus tapi lagi-lagi emosinya tersulut. "Gila gue baru nemuin manusia beginian, seenak jidat sendiri".

"Udah makan" Vino lebih baik mengalah dari pada kena amukan cewek didepannya ini. "Lu enak ngomongnya gue yang ngerjain nantinya" cemberut Velin yang menurut Vino menggemaskan, arghh kenapa Vino seakan sedang menaiki roller coaster. "Udah ntar gue bantuin, sekarang makan" ujar Vino seraya melanjutkan kegiatan makannya. "Dih ntar salah semua lagi jawabannya".

"Lu lupa apa lagi ngeremehin gue?" Tanya Vino malas meladeni Velin. "Lah apaan?" Bingung Velin. Lagi-lagi Vino menghela nafas "Gue kan bakal ngewakilin sekolah buat olimpiade mat".

"Oh iya ya kok gue baru sadar, yaudah deh yuk buruan selesaiin makannya terus langsung balik kerumah gue ngerjain mat" antusias Velin yang hanya mendapat deheman Vino.

***

Vino tidak berbohong jika dia akan membantu Velin mengerjakan tugas Mat, sekarang mereka sudah tiba dirumah Velin lagi. "Ayo masuk" ajak Velin setelah membuka pintu rumahnya, tapi malah mendapat gelengan dari Vino.

"Abang kamu udah pulang?" Tanya Vino. "Belum, mobilnya belum ada" jawab Velin.

"Ya udah didepan aja" ujar Vino yang mendapat kernyitan bingung Velin "Gak enak sama tetangga didalem berdua" lanjut Vino seakan paham dengan kebingungan Velin, "Ya udah duduk dulu, gue ambil buku".

Vino akhirnya duduk diteras rumah Velin sembari melihat-lihat sekitar kemudian ada mobil masuk parkir disebelah motor Vino. Tak lama keluar seorang cowok, Vino langsung berdiri dan menyapa. "Abangnya Velin ya?" Tanya Vino sok asik. "Iya, lu siapa?" Tanya Valen bingung. "Temennya bang, kenalin Vino" ujar Vino seraya mengulurkan tangan yang dibalas bang Valen. "Oh duduk, Velin dah tau lu dateng?" Tanya Valen seraya ikut duduk bersama Vino, "Iya udah kok bang". "Oh ya udah gue masuk dulu" pamit Valen yang mendapat anggukan Vino.

"Udah balik bang?" Tanya Velin saat berpapasan dengan abangnya, "Pacar lu?" Tanya Valen tak menggubris pertanyaan Velin.

"Pacar? Sejak kapan gue punya pacar?" Bingung Velin. "Itu yang didepan, pacaran juga gak apa-apa" jawab Valen.

"Temen gue itu dia yang bakal jadi partner gue olimpiade" jelas Velin. "Oh udah keluar sana kasihan diluar sendiri" ujar Valen seraya pergi ke kamarnya.

"Nih diminum" ujar Velin seraya meletakan minuman di meja. "Tugasnya apa?" Tanya Vino. Velin segera membuka buku tugasnya dan menyerahkan ke Vino. "Gampang nih matriks" ujar Vino dengan tatapan terus fokus ke buku. "Yee elu gampang gue kagak" jengah Velin.

"Mana bolpoin sama kertas" minta Vino seraya duduk dibawah. "Duduk diatas kalik" ujar Velin seraya menyerahkan kertas dan bolpoin tapi malah mengikuti Vino duduk dibawah yang mendapat kekehan Vino, "Lucu, suruh gue duduk diatas tapi lu sendiri duduk dibawah" ujar Vino tanpa sadar mengacak rambut Velin. Sedangkan Velin menepuk jidatnya dan meringis.

"Jangan ditepukin kasihan jidatnya" ujar Vino seraya mengelus jidat Velin. "Lu kenapa.." Velin ragu.

"Kenapa apanya?" Tanya Vino, "itu kenapa lu...

-VelVin-