webnovel

VelVin

Pertemuan dua remaja yang hanya sebagai teman sekolah dan mengharuskan mereka untuk berkerjasama dalam organisasi dan menjadi partner untuk saling melengkapi kekurangan masing - masing. Dengan keadaan yang memaksakan mereka harus saling bersama, apakah akan berakhir dengan manisnya masa remaja mereka(?) Ini bukan cerita bad boy bertemu dengan nerd girl atau sebaliknya. Tidak juga bertemunya bad boy dengan bad girl. Jadi penasaran? Baca saja,semoga suka.

Febiola_Purnomo · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
9 Chs

7. VelVin

Bu Erlita meminta Velin untuk duduk disebelah Vino, hah Vino? Velin duduk tepat disamping cowok itu dan ketika menoleh Velin mendapati Vino yang ia kenal, ya Vino teman Fero. Apakah Vino akan menjadi partnernya? Huh tidak tau. Karna Vino juga menjabat sebagai ketua OSIS jadi mungkin dia hanya membantu menjelaskan.

"Jadi Velin, ini Vino dari kelas 11 IPS 1 yang juga menjabat sebagai ketua OSIS dan dia akan menjadi partnermu dalam olimpiade yang akan datang," ucap bu Erlita yang mendapat anggukan dari Velin.

"Apakah kalian sudah saling kenal?" Tanya bu Erlita.

"Sudah"

"Belum" ujar Vino dan Velin bersamaan yang mendapat kerutan dari bu Erlita.

"Jadi kalian sudah saling mengenal apa belum? Ya sudah kalian kenalan," ucap bu Erlita.

"Gue Vino" ujar Vino memperkenalkan diri seraya menyodorkan tangannya.

"Velin" ujar Velin seraya membalas jabatan Vino.

"Saya akan menjelaskan metode-metode yang akan kalian jalani untuk persiapan olimpiade yang akan datang. Pertama kalian akan mendapat bimbingan dari para guru-guru untuk mempersiapkan diri, kelas ini akan diadakan pada saat pulang sekolah. Jadi kalian tidak akan tertinggal pelajaran dikelas. Dan kelas ini akan dilaksanakan mulai besok sepulang sekolah," Ujar bu Erlita.

"Olimpiade akan terlaksana kapan bu?" Tanya Vino

"Sekitar 2 bulan lagi, jadi sebelum kalian melaksanakan Penilaian Akhir Semester. Jadi semangat ya, semoga kalian dapat menjadi partner yang kompak. Untuk metode-metode pembelajaran yang dipelajari untuk olimpiade akan dijelaskan oleh guru yang mengampu masing-masing mapel," ujar bu Erlita.

"Baik bu terimakasih" ucap Vino yang mendapat anggukan juga oleh Velin.

"Baiklah kalau begitu, kalian bisa kembali ke kelas masing-masing. Dan untuk info selanjutnya saya akan mengabari, terimakasih atas partisipasinya" ujat bu Erlita seraya tersenyum.

"Ya bu, permisi" ujar Velin dan Vino seraya pergi meninggalkan ruang multimedia.

Saat menyusuri lorong untuk kembali ke kelas, Velin dan Vino berjalan beriringan tanpa mengobrol sedikitpun. Vino yang merasa jengah dengan situasi akward seperti ini pun memutuskan untuk memulainya.

"Kok lu tadi bilang kalau belum kenal gue?" Tanya Vino

"Lah emang bener kan kita belum saling kenal" ucap Velin seadanya tanpa mengalihkan pandangannya kedepan.

"Kita udah saling kenal kalik, waktu di kantin. Lu lupa?"

"Waktu itu lu cuma tanya gue anak baru dan sekelas sama Mitha, dan yang tanya nama gue bukan lu tapi temen lu" ujar Velin mengingat kejadian tempo saat dikantin.

"Oh iya juga ya, baru inget gue. Sorry-sorry" ucap Vino tidak enak.

"Sans" jawab Velin seadanya.

"Ya udah gue ke kelas dulu" ujar Vino seraya masuk ke dalam kelasnya. Sedamgkan Velin tetap melanjutkan jalannya untuk sampai di kelasnya.

Saat sampai di dalam kelas ternyata tidak ada guru. Velin langsung berjalan dan duduk ditempatnya yang langsung mendapatkan pertanyaan dari Aileen.

"Ngapain lu dipanggil kepala sekolah?"

"Dikasih arahan buat persiapan olimpiade sama dikasih tau partner gue" ujar Velin seadanya.

"Emang siapa partner lu?" Tanya Vera

"Vino si ketos"

"Lah bukannya lu lomba ilmu sosial ya kok ada Vino juga? Setau gue Vino olimpiade tuh cuma matematika, dia kan pinternya mat" ujar Mitha

"Ini olimpiade ilmu sosial dan matematika, jadi ya dia ikut. Kaget gue tadi lihat dia" ujar Velin sedangkan Mitha, Vera,Aileen hanya berohria.

"Ini kok gak ada guru? Jamkos?" Tanya Velin

"Biasa gurunya muterin sekolah dulu baru masuk" ujar Aileen disertai tertawa diakhir kalimat.

"Kenapa?" Tanya Velin bingung

"Pak Rian tuh emang gitu, masuk kelasnya ngaret. Gak kayak bu Lydia sebelum bel masuk udah masuk duluan di kelas" ujar Mitha

"Ternyata disekolah ini ada guru begitu ya, enak dong" ujar Velin

"Emang di sekolah lama lu gak ada?" Tanya Aileen

"Gak" jawab Velin dengan gelengan.

"Beruntung lu masuk sini, di sekolah lama lu ada guru muda ganteng gitu gak?" tanya Aileen.

"Gak ada, gurunya mayoritas senior yang otomatis tua"

"Yahh, sama aja disini gak ada yg ganteng juga" Aileen melow.

"Gila lu dimana pun pasti mikirnya cogan mulu, bingung gue kok bisa punya temen begini" sahut Vera

"Mayan kalik buat cuci mata" jawab Aileen seadanya yang setelahnya pintu kelas terbuka menampilkan seorang guru pria dengan membawa satu LKS yg digulung dengan santainya berjalan. Seluruh siswa dikelas berdiri dan mengucapkan salam yang hanya dibalas oleh pak Rian dengan menaikan alis dengan mata terus terfokus mengisi daftar hadir guru. Ini guru? Batin Velin.

"Noh lihat sendiri Vel gimana tuh guru" ujar Aileen yang berada disebalahnya.

"Spesies apa ni? Langka bener" ujar Velin seraya terkekeh.

Selanjutnya pelajaran hanya dengan mencatat rangkuman materi, pak Rian menuliskan dipapan yang menurut Velin sama persis di LKS. Lalu kenapa harus dicacat?

"Lin, ini sama persis di LKS ngapain ditulis ulang sama persis?" tanya Velin heran

"Katanya sih dia ngerangkumin tapi ya lo lihat sendiri gimana, tapi kalau dia ngejelasin gak ada yang paham dan pada milih tidur karna suaranya gak kedengeran. Jadi metode belajarnya dia tuh emang gini" jelas Aileen yang mendapat anggukan Velin.

***

Saat ini waktunya istirahat. Velin dkk bersama Vino dkk berjalan bersama menuju kantin. Semua itu karna Mitha dan Fero. Aileen dan Vera sedikit berat hati harus berjalan dan makan bersama. Apalagi Aileen yang sudah tidak takut lagi yang malah sangat kesal dengan Kenzo yang tarus menganggunya.

"Mau makan apa, babe?" tanya Kenzo di manis-maniskan kepada Aileen yang langsung mendapat jitakan oleh Reza.

"Bangke sakit!" kata Kenzo seraya mengelus kepalanya yang hanya dihiraukan oleh Reza.

"Pada mau makan apa?" tanya Reza dengan gaya tegasnya.

"Terserah, pesenin buruan Rez" ujar Vino yang mendapat anggukan Reza yang langsung menarik kerah baju Kenzo.

"Bangke lu, kagak usah narik-narik juga bangsat" umpat Kenzo tidak terima karna main tarik kerah belakang bajunya.

"Buruan" ujar Reza meninggalkan Kenzo begitu saja.

"Kenapa tuh Reza, tumben gak banyak tingkah?" tanya Vino yang mendapat gedikan bahu Fero.

"Mit nanti pulang sekolah mampir ke rumah ku dulu" ujar Fero kepada Mitha dengan ekspresi datar

"Ngapain?"

"Gak tau mamah yang minta" jawab Fero seadanya

"Oke"

"Gue bingung deh, lu berdua kok bisa pacaran? Sama-sama datar" tanya Vino mulai aneh

"Orang tua kita temenan dan gue tertarik" jawab Fero seadanya yang dibalas anggukan Vino

"Oh ya Vel minta nomor lu, nanti kalau ada info bisa langsung gue kasih tau lu" Vino seraya memberikan ponselnya kepada Velin

"Oke" ujar Velin seraya menuliskan nomornya.

"Thanks" yang mendapat anggukan Velin

"Makanan datang sahabat" ujar Kenzo yang langsung duduk disamping Aileen

***

Setelah sampai rumah beberapa menit yang lalu, Velin hanya tiduran dan scrol sosial medianya. Velin sangat bosan apalagi dia dirumah sendiri. Sampai ada satu notif masuk. Velin segera mengecek. Nomer tidak dikenal.

0813XXXXXXXX

Hai

Siapa?

-VelVin-