webnovel

Pertama Kali Bertemu

(Apotek Wijaya)

Jam sudah menunjukkan pukul 15.30 WIB. Aku dan temanku (Ika) segera bergegas pulang melewati jalan Setapak yang jarang dilalui oleh orang-orang sekitar. Setibanya di depan kos, ada tiga orang pria yang bekerja di showroom depan kos, sebut saja namanya Mas Iwan, Mas Deni, dan Mas Fajar. Lalu, Mas Fajar pun memanggil namaku

"Nur..." dia pun menghampiriku dengan melontarkan Senyum manisnya.

"Iya Mas ada apa ya" sahutku dan aku merespon kembali dengan senyuman.

Kemudian dia menarik tanganku, agar menjauh dari temanku. Setelah berjarak cukup jauh, aku pun melepaskan cengkraman tangannya, dia pun lantas menanyakan sesuatu

"Nur, Aku boleh minta nomor temenmu itu nggak?" pinta dia kepadaku dengan antusias.

"Halah mas mas, kok ya pakai narik-narik tanganku sampai ke sini toh, mbok ya tanya langsung ke orangnya Lho kan bisa" jawabku Sambil tertawa dan sedikit mengejek.

"aku malu kalau langsung minta ke orangnya, Takutnya nanti dia risih" ujar Mas Fajar.

"kan mending minta langsung sama orangnya toh mas, nanti sama saja aku harus meminta persetujuan dari yang bersangkutan, dan aku nggak mau begitu saja kasih nomor ke orang yang baru dikenal" timpalku menanggapi kegundahan Mas Fajar.

Dan aku pun ingin tahu, sebenarnya siapa yang meminta nomor temanku tersebut. Lalu aku pun bertanya kepada Mas Fajar

"Sebenarnya yang mau minta nomor siapa toh Mas, sampeyan atau siapa?" Tanyaku kepada Mas Fajar

Setelah aku menanyakan pertanyaan tersebut, ekspresi Mas Fajar langsung terlihat kebingungan mencari alasan.. Tak lama kemudian, Mas Fajar pun menjawab pertanyaanku dengan hati-hati

"Anu.. eee.. sebenarnya temanku yang minta, tapi aku yang disuruh maju, karena menurut temanku ini aku yang paling dekat sama kamu" jawab Mas Fajar

Aku pun mengerti siapa yang dimaksud Mas Fajar, lalu aku berkata kepada Mas Fajar

"Oh seperti itu, baiklah nanti aku sampaikan ya" jawabku sambil terus berjalan menghampiri temanku dan masuk ke kos.

~~~

(Kost mawar Putri)

Setelah sholat magrib, aku pun menghampiri temanku yang sedang duduk sambil menikmati secangkir susu hangat dan kudapan ringan, dan aku pun duduk di samping temanku.. sebelum aku memberitahu apa yang ditanyakan Mas Fajar padaku tadi sore, sontak dia langsung bertanya kepadaku

"Mas Fajar Tadi ngapain, kok narik tanganmu sampai sejauh itu?" Tanya dia dengan mulut yang penuh dengan makanannya. Dan akhirnya aku pun memberitahukan apa yang dikatakan oleh Mas Fajar

"Gini loh, tadi Mas Fajar itu mau minta nomormu, ya Terus aku suruh dia minta langsung ke kamu, tapi kata dia malu, takut kamunya risih" jawabku sambil menyantap kudapan ringan yang ada di depanku. Lantas dia pun mengangguk tanda mengerti.. akan tetapi, aku tidak mengatakan siapa sebenarnya yang meminta nomor whatsApp dia.

~~~

( kamarku)

Aku membuka hp-ku, dan kulihat muncul notif dari Mas Iwan *orang yang meminta nomor temanku.

" Nur.. Boleh minta tolong nggak? " pesan WhatsApp Mas Iwan kepadaku

" Boleh Mas, ada apa ya? " jawabku

Selang beberapa menit kemudian, Mas Iwan pun membalas pesan Whatsapp ku

" Aku pengen minta nomor temenmu dong, boleh nggak? " tanya Mas Iwan

"temanku yang mana? Ika maksudnya?"

"Iya Ika. Boleh nggak?" Tanya Mas Iwan, memastikan.

Lantas aku pun menjawab

" lebih baik sampeyan minta langsung ke yang bersangkutan Mas, lebih afdol daripada lewat perantara"

Dan akhirnya percakapan Antara Aku dan Mas Iwan tidak berlanjut.

~~~

Keesokan harinya

Seperti biasa, aku berangkat kerja bersama dengan Ika karena satu shift. Di sepanjang jalan menuju tempat kerja, aku dan Ika saling melontarkan ejekan karena sama-sama gagal dalam percintaan. Dan akhirnya, aku pun memberitahu Ika bahwa semalam Mas Iwan menanyakan nomor whatsApp Ika.

" Ika.... semalam Mas Iwan nanyain nomor WhatsApp mu loh" ujarku

Dengan ekspresi kaget, lalu Ika pun menjawab

" Masa sih? " Jawab Ika dengan terkekeh

*fyi Mas Iwan itu orang yang disukai Ika*

Lantas aku pun memberitahu Ika isi WhatsApp Mas Iwan kepadaku. Setelah membaca WhatsApp dari Mas Iwan, aku melihat Ika salah tingkah dan senyum-senyum sendiri

*Mungkin dia kegirangan ya guys haha*

Sesampainya di tempat kerja, Ika menoel pundakku dan berkata

" kasih aja udah nggak papa" ucap Ika dengan antusias.

Lantas aku pun langsung memberikan nomor whatsApp Ika kepada Mas Iwan.

Kulihat sepanjang jam kerja, Ika selalu fokus pada hp-nya dan senyum-senyum sendiri.

* kayak orang gila ya guys, mungkin mereka berdua sudah chat-an ya guys wekwek*

~~~

Jam sudah menunjukkan pukul 15.30 WIB. Ika bergegas mengajakku pulang melewati jalan yang biasa kita lewati. Sesampainya di depan kos, aku melihat Ika saling curi pandang dengan Mas Iwan.. tetapi aku tidak menanyakan sampai mana hubungan mereka berdua.

(2 bulan kemudian)

Ika dan Mas Iwan pun jadian.

*cie cie*

Tepat di hari ulang tahun mas Iwan, Ika mengajakku datang ke rumah Mas Iwan, dan tidak lupa membawa kado.

Sesampainya di rumah Mas Iwan, ada tiga orang laki-laki yang tidak aku kenal. Kemudian Mas Iwan menyuruhku berkenalan dengan tiga temannya tersebut. Sebut saja namanya Reza, Agus, Alfan.

Kemudian kita saling bertukar nomor WhatsApp, guna untuk menambah teman.

*hanya teman ya guys ya hanya teman"

Seiring berjalannya waktu, dan kita berlima sering main bareng. Dan aku di comblangin sama Alfan.

Ketika Ika dan Mas Iwan mencoba mencomblangkan aku dengan Alfan hubungan mereka berdua masih terbilang baik-baik saja. Akan tetapi usaha mereka berdua gagal, karena aku sudah menganggap Alfan hanya sebatas teman.

Sampai tiba saat ulang tahun Alfan, Ika mengajakku datang ke rumah Alfan karena ingin bertemu dengan Mas Iwan. Aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi antara mereka berdua, karena selama ini Ika tidak pernah bercerita tentang hubungan mereka berdua.

Sesampainya di rumah Alfan, Di situ ada Mas Iwan, Agus dan Alfan. Lantas aku pun masuk ke rumahnya dan duduk di ruang tamu. Tidak lama kemudian Mas Iwan dan Agus datang menghampiriku.

" lo Kirain nggak bakal datang, kalau tahu mau datang aku jemput tadi di depan gang" ucap Mas Iwan kepadaku dan menghiraukan Ika.

" nggak apa-apa Mas bisa sendiri kok" timpalku.

Lantas kami berbincang dengan penuh canda tawa. Akan tetapi, Mas Iwan sama sekali tidak memperdulikan Ika, padahal Ika berada tepat di sampingku.

Lantas Aku pun bingung Ada apa dengan mereka berdua. Setelah selesai acara aku meminta izin untuk ke toilet. Keluar dari toilet aku pun bertemu dengan Agus, Kemudian aku bertanya

" Kamu tahu nggak kenapa kok Mas Iwan kayak gitu? Ada cerita nggak ke kamu kalau mereka berdua sedang tidak baik-baik saja?" tanya aku pada Agus

" Duh aku juga kurang tahu ya Kak" jawab Agus

Lalu Agus bertanya kepadaku

" Kak... aku boleh tanya nggak?"

" Iya boleh, silahkan mau tanya apa?" Jawabku dengan antusias kala itu

" aku boleh deketin Kakak nggak? " ucap Agus

Seketika aku berpikir *wah nih bocah beranijuga*

Lantas aku kembali bertanya pada Agus " Wah serius nih mau deketin? " tanyaku memastikan karena tidak percaya

" serius lah Kak, masa iya bercanda." Timpal Agus meyakinkan aku.