webnovel

Turn Back

18++ Bagai mana jadinya jika dua orang yang saling mencintai dipertemukan lagi setelah sekian lama terpisah? pasti akan ada kisah cinta yang romantis. namun, nasib berkata lain pada Dirga dan Diva yang justru dipertemukan dalam ikatan persaudaraan. mampukah mereka menahan gejolak untuk terus saling bersama?

mrsRAHMAN · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
4 Chs

1.kenangan

Memang bener hidup gak pernah sesuai kemauan kita, kayak sekarang ini. Di depannya gerbang sekolah sudah rapat tertutup.

"Apes banget hari ini" keluh Diva sambil berjalan memutari gerbang sekolah sampai di mana terdapat sebuah pohon mangga besar yang berdempetan dengan tembok sekolah.

"Hidup emang kalo jadi orang bener susah, makanya jangan bener-bener banget" serunya seraya naik keatas pohon dengan lincah dan melompat dari tembok kedalam pekarangan sekolah.

Dengan santai ia membersihkan seragamnya yang terlihat sedikit lecek.

"Gak nyangka Ketua Osis kita bisa masuk lewat pager" seru sebuah suara yang mengejutkan Diva.

Saat Diva berbalik ia melihat Dirga anak pemilik sekolah yang terkenal karena suka membuat ulah di sekolah. Semua guru gak ada yang percaya kalo seorang Dirga adalah si pembuat onar. Kenapa? Karena Dirga selalu bisa menutupi sifat buruknya dengan penampilannya yang sok kalem dan tampangnya yang.. lumayan cakep.

"Ngapain lo disitu, ngerokok lagi" seru Diva saat melihat Dirga sedang asik merokok di depannya  sambil duduk tenang di lantai sekolah.

"Kenapa? lo mau?" Tanya Dirga menyodorkan sebungkus rokok di depannya.

Dengan terburu-buru Diva mengambil handphone nya dari dalam tas dan mulai merekamnya.

"Mampus lo, gue udah dapet bukti kebusukan lo" seru Diva sambil tersenyum sinis lalu berlalu melewati Dirga yang masih terdiam.

"Sama dong, gue juga udah dapet bukti lu manjat tembok" ujar Dirga dengan tenang memainkan sebungkus rokok di tangannya.

Dengan cepat Diva berbalik melangkah mendekati Dirga. Matanya menatap Dirga dengan tajam membuatnya  terlihat begitu sinis, namun sayang itu semua tidak berpengaruh apapun pada Dirga yang masih dengan tenang menghisap rokoknya.

"Mau lo apa? Lo mau main-main sama gue?" Tanya Diva penuh ancaman.

"Gak. Ini cuma buat jaga-jaga ajah kalo lo mau laporin gue" ujar Dirga dengan senyum cengengesan, "impas kan kita" lanjutnya sambil mematikan rokok di tangannya lalu berdiri menjulang di depan Diva yang hanya sebatas bahunya.

"Hissss awas lo," dengus Diva dengan nada penuh ancaman.

Dirga hanya mengangguk anggukan kepalanya tidak peduli membuat Diva makin geram di buatnya. Dengan perasaan dongkol Diva memilih pergi meninggalkan Dirga.

***

Sepanjang koridor kelas di penuhi siswa siswi yang berebut melihat kearah lapangan. Mereka rela berhimpitan demi melihat seorang Dirga Mahendra di hukum lari mengitari lapangan.

"Yaelah.. ngapain si ngeliatin kepiting rebus" ujar Diva yang langsung mendapat tatapan sinis dari teman-temannya.

"Itu mulut sembarangan banget, lu belom pernah di keroyok orang se-rw kan?" Ujar Remon teman baik Diva sejak Sd.

"Belom. emang lo udah pernah? Pantes lo bego, pasti otak lu oleng" balas Diva sambil tertawa ngakak. Membuat sebagian orang yang melihatnya menggelengkan kepala.

"Otak lo yang oleng, bocah pe-a" seru Remon menempeleng kepala sahabat nya satu itu.

"Enak ajah lu, udah ah gue juga mau liatin anak orang kaya di hukum, siapa tau dia butuh temen" ujar Diva sambil menopang dagu dengan senyum nyebelin.

Teng Tong Teng Tong.

paging selecto sekolah berbunyi membuat seluruh perhatian terhadap Dirga terpecah.

"Panggilan pada Diva Anastasia kelas 12ipa 3 diharap ke kantor bimbingan dan konseling" pengumuman itu di ucapkan sebanyak tiga kali yang membuat sebagian dari teman gadis itu menatapnya bingung.

"Kenapa tuh nama lo, dipanggil-panggil gitu?" Tanya Ramon dengan wajah penasarannya.

"Mana gue tau, namanya juga ketua osis ya kan" ujar Diva dengan santainya pergi meninggalkan Ramon yang terlihat mencebikkan bibirnya.

**

"Apessss, ah elahhh" seru Diva saat mulai ikut mengelilingi lapangan bersama Dirga.

"Ngapain lo di sini, ketua osis?" Tanya Dirga yang sengaja berlari pelan di belakang Diva.

"Diem lo gak usah tanya-tanya gue!" Seru Diva tanpa menoleh.

"Ohh gue ngerti, karena lo ketua osis yang baik jadi lo mau temenin gue lari juga gitu?" Ujarnya lalu tertawa. "Baik banget lo, nanti gue kasih rokok sebungkus" ujarnya lagi dengan berbisik.

Mendengar itu Diva langsung berhenti berlari dan menatap Dirga yang terus berlari dengan tajam.

"Awas ajah lo, pasti gue tangkep kebusukan lo" ujar Diva dengan yakin.

Di pojok kantin terlihat Remon yang sedang terbahak, sesekali tangan nya memukul meja kantin.

"Gila! Kocak banget sumpah, lo ngapain jadi lari di lapangan juga?" Ujarnya sambil terus tertawa hingga wajahnya berubah warna menjadi merah.

"Gak lucu!" Ujar Diva dengan bibir mencebik "pasti tuh anak yang ngelaporin gue deh" ujar Diva pelan.

"Apa? Lo ngomong apaan va? gak denger gue" seru Remon setelah berhasil berhenti dari tawanya.

"Gak ngomong gue" jawab Diva sekenanya.

"Yaelah va.. gue jujur asli tadi kocak banget, tapi kok lo bisa kena juga va? Lo ngapain dah?" Tanya Remon dengan beruntun.

"Nanya mulu lo, gue laper nih" seru Diva sambil melihat kesekeliling kantin.

"Batagor ajah va, lo yang pesen gue yang bayar deh" ujar Remon yang membuat Diva tersenyum dengan wajah yang dibuat semanis mungkin.

"Terbaik lo emang" serunya sambil melenggang menuju tukang batagor yang terlihat sudah ramai.

**

Diva berjalan kaki menuju halte bus, dibawah pepohonan rindang yang tertanam di taman komplek sekolah menikmati angin sore yang sejuk. Namun suasana sejuk itu justru berubah menjadi mencekam saat gerombolan anak sekolah berlarian dan baku hantam tidak terkendali.

Diva yang melihat beberapa teman sekolahnya di keroyok oleh siswa sekolah lain segera berlari mendekat berniat menolong namun langkahnya terhenti saat sebuah lengan menariknya.

"Apaan si! Lepasin gue!" Serunya sambil berusaha melepaskan cekalan di lengannya.

"Lo pergi sekarang! Jangan ikut campur" seru Dirga dengan pandangan tajamnya.

"Lo_lo gak liat temen lo di keroyok dan lo di sini? Pengecut lo!" seru Diva dengan emosi menatap Dirga.

Bukannya menjawab Dirga justru menarik Diva kedalam dekapannya lalu memutar tubuhnya hingga terdengar sesuatu membentur mengenai Dirga, barulah Diva sadar apa yang telah di lakukan Dirga saat terlihat serpihan beling berjatuhan dari atas kepalanya.

"Aaa! Dirga!" Dengan capat Diva berbalik menatap Dirga yang ambruk di hadapannya. Dibawanya kepala Dirga keatas pangkuannya.

"Ah? Darah Ga, bangun Dirga!"

"Tolong! Tolong..!"

"Siapa ajah tolongin, Dirga sadar gak..!" Seru Diva sambil terus menahan darah yang terus mengalir keluar dari kepala Dirga dengan tangannya yang bergetar.

Beberapa warga datang menolong mereka saat melihat Diva yang terus menangis sambil meminta pertolongan.

"Ayo neng kita bawa ke klinik" seru salah seorang warga.

"Iya pak ayo cepet pak!, tolong temen saya pak" ujar Diva yang terus mengikuti Dirga yang sudah di gotong oleh warga ke arah klinik.

Air mata sudah tidak dapat dapat di tahan lagi, dengan tubuh bergetar Diva terus menunggu di depan pintu ruang IGD. Sampai seorang pria paruh baya datang dengan langkah terburu-buru kearahnya.

"Bagai mana keadaan anak saya?" Tanyanya dengan nada yang cukup keras menandakan rasa khawatir yang sangat amat.

"Om, maaf" jawab Diva, suaranya tersendat karena menangis.

"Sudahlah ini sudah terjadi" ujar Pram yang adalah ayah Dirga. Pram duduk di bangku tunggu sambil meremas rambut hitamnya yang tertata rapi.

"Pak, anda harus sabar, den  Dirga pasti akan baik-baik saja" ujar seorang berpakaian serba hitam yang terlihat seperti seorang bodyguard.

"Kamu bisa pulang sekarang" ujar Pram tanpa menatap kearah Diva.

"Tapi, om" seru Diva terpotong saat Pram mengangkat sebelah tangan nya meminta Diva berhenti untuk melanjutkan ucapannya.

"Sudah malam, orang tuamu pasti cemas" ujar Pram yang melangkah melewati Diva.

Dengan terpaksa Diva meninggalkan tempat itu, bukan karena ingin tapi ada benarnya juga pasti saat ini tantenya sedang mencemaskan diri nya yang belum pulang hingga larut.

aku membutuhkan bantuan dari kalian untuk mempromosikan ceritaku ini

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius

mrsRAHMANcreators' thoughts