webnovel

Bab 7

Cahaya matahari yang sempat terhalang oleh gorden kini masuk ke dalam ruangan dengan sempuran sesaat setelah seseorang membuka gorden berwarna putih itu.

Cahaya itu Mengusik seorang wanita yang nampak masih nyenyak dalam tidurnya.

Perlahan wanita itu menyipitkan matanya, Ia sudah terbangun namun masih belum mau menggerakan tubuhnya. Matahari yang telampau silau itu pun membuatnya kembali memejamkan mata.

Ia sedang mengingat apa yang terjadi dengan dirinya semalam,

“Sebutkan 3 permintaan mu”

“Kau ingin ke ajaiban bukan? Hal yang pertama perlu kamu lakukan adalah percaya bahwa keajaiban itu ada.”

“Aku ingin sukses dan kaya raya, Aku ingin cantik juga langsing dan aku ingin memiliki kekasih super hebat yang sangat amat mencintaiku.”

“kamu akan mendapatkannya Monica..”

Wanita itu tersenyum miris dan menggelengkan kepalanya, Apa yang terjadi padanya kemarin pasti terlalu menyakitkan hingga Ia bermimpi aneh. Apa kemarin Ia pingsan di jalan atau mungkin dia benar-benar tertabrak mobil?

Tapi jika itu terjadi tubuhnya pasti akan terasa sakit.

Wanita itu masih sibuk dalam pikirannya sendiri saat seseorang wanita cantik yang tadi membuka gorden kamarnya memanggil dirinya.

“Selamat pagi bu, Maaf harus membangunkan ibu. Tapi hari ini kita ada rapat penting”

Dengan cepat wanita di dalam selimut itu membuka matanya, Ia dapat melihat wanita lain sedang berdiri memperhatikannya dengan pakaian kerja lengkap.

Ia bangun dari tidurnya dan duduk di atas kasurnya agar dapat memastikan siapa wanita itu.

“hari ini ibu ada 3 meeting penting di tiga tempat yang berbeda.”

“ah..apa? meeting siapa?”

“Ibu tentu saja”

“saya?”

Wanita itu mengangguk,

Si cantik yang baru saja bangun dari tidur itu tertawa geli, Ia pasti masih bermimpi.

“hah..esme,,esme kalau ketemu di kantor nanti..akan aku acak-acak rambutnya. Dia bahkan membuatku bermimpi konyol seperti ini”

“ibu baik-baik saja?”

Wanita cantik itu mencoba meneliti ruangan dimana ia berada, kalau itu mimpi mengapa terasa nyata sekali.

“ibu?"

“saya mimpikan?"

Wanita berpakaian kerja itu menggeleng,

“Ibu Risa pasti sedikit bingung karna mabuk kemarin”

“Risa? Siapa itu?”

“ibu”

Risa menujuk dirinya sendiri, “saya? Risa? Oh..lalu kamu?”

“Iya, Ibu Monica larissa. Saya Adele asissten sekaligus seketaris ibu”

“ngga mungkin..ngga mungkin..engga ..engga ini pasti mimpi” ucap Risa dan mencubit dirinya sendiri

“ah,,sakit..tunggu artinya?”

Adele mendekat kepada Risa, Ia memberikan Ipad kepada Risa.

“apa ibu butuh bantuan untuk mencubit lagi?” tanya Adel dan risa menggelengkan kepalanya.

Ia mencoba mengingat kembali apa yang ia katakan pada Esme malam itu, apa itu benar-benar terjadi.

Apakah dia menjadi kaya sekarang?

“ini untuk apa?” tanya Risa dan mengangkat Ipad yang di berikan Adele

“Biasanya ibu akan langsung mengecek kegiatan hari ini.”

Risa menganggukan kepalanya, ia mencoba memahami pelan-pelan apa yang terjadi. Ia meneliti ruangan mewah yang di tempatinya sekali lagi.

“Apa ini kamar saya?"

Adele menggeleng “ini kamar hotel, ibu sedang di bali”

“Dimana?!”

“Bali bu..”

Risa menutup mulutnya sendiri,ia sungguh ingin menjerit senang.

“euhmm..ceritakan semalem saya kenapa?”

“Semalam ibu datang ke pesta dan di paksa minum, lalu ibu mabuk dan pingsan atau tidur mungkin. Saya sudah mengingatkan ibu untuk tidak minum, tapi ibu tidak mendengarkan saya.”

“ah..okey. Dan saya di panggil Risa?”

“Iya bu”

“oke..saya ada rapat kan?”

Adele membenarkan ucapan Risa. Risa mengangguk semangat dan turun dari kasurnya. Ia berjalan menuju satu ruangan.

“Ibu mau kemana?”

“mandi..”

Adele menujukan ruangan yang lain, yang berlawanan dengan arah Risa.

“oh di sana ya kamar mandinya ya..haha..aku mabuk sedikit..wah” ucap Risa dan dengan cepat berlari memasuki kamar mandi.

Ia segera menutup pintu kamar mandinya dan bersandar di sana. Risa menyentuh dadanya yang berdegup sangat cepat itu. Senyumnya mengembang sangat lebar. Ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri dengan menepuk pipinya berkali-kali hingga memerah.

“Aku ngga mimpi..aku tidak mimpi..” ucap Risa.

Ia pun berjalan menuju tempatnya mandi, ia kembali mundur saat merasa ada yang ganjil saat melewati cermin tadi.

“aaaa….” Jerit Risa, Adele yang ada di luar pun langsung mendekat ke arah kamar mandi.

“Ibu baik-baik aja kan..Ibu..” ucap Adele dan mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi.

Risa tak menjawab, ia hanya terus menatap dirinya pada cermin. “tidak mungkin…apa ini benar-benar aku?”

Risa menyentuh pipi tirusnya, Itu memang wajahnya Ia tak mungkin tak mengenali wajahnya sendiri, hanya saja lebih tirus, lebih halus juga terawat. Kulit wajahnya juga tampak putih bersih.

Tanganya turun dan menyentuh leher juga tubuhnya sendiri, semua lemak-lemak menyebalkan itu tak ada lagi di sana. Tubuhnya nampak sangat proporsional. Ini seperti wajahnya yang di pasang di badan orang lain.

“Ibu..bu Risa, saya minta orang untuk buka pintu ya bu”

Risa tersadar dari kekagumannya sendiri, Ia harus tenang untuk menghadapi semua kekacauan ini, ah tidak buka kekacauan melainkan ke ajaiban.

“oh.. tidak usah saya baik”

“ibu yakin?”

Risa tersenyum dan mengangguk, “ya, jauh-jauh lebih baik.” Ucap Risa tanpa melepas pandangannya dari cermin itu.

Risa menutup wajahnya dan membukanya kembali, Ia sungguh tak pernah merasa lebih bahagia dari ini.

Risa terus mengacai tubuhnya dengan berbagai pose.

Mau di lihat dari sudut manapun dia memang sangat amat cantik. Air mata Risa menetes begitu saja, rasa haru memenuhi dirinya. Jika ini mimpi Ia tidak akan mau terbangun dari tidurnya.

***

Berkat Risa yang terus mengacai tubuh sempurnanya, ia pun menjadi telat untuk datang rapat.

Adele nampak panik namun tidak dengan Risa. Karna saat ini saja Ia sedang menikmati pemandangan bali dengan membuka jendela mobilnya.

“aaahhh…cantiknyaaa…”

Adele menatap bingung pada Risa, Biasanya bosnya itu akan sangat murka jika mereka datang terlambat dalam sebuah acara. Namun mengapa hari ini bosnya seakan tak khawatir apapun, apakah pengaruh alkohol benar-benar sebesar itu pada Risa?

“tau ngga saya terakhir kesini itu waktu study tour SMA”

“bu kita baru kesini pekan kemarin” ucap Adel

Risa mengangguk “ah..maksudnya itu pertama kali..ya pertama kali dan saya langsung jatuh cinta dengan bali”

“bukannya Ibu tidak suka bali karna terlalu ramai dan panas?”

“ah..itu pasti karna cape aja. Jadi ngga sengaja bilang kaya gitu. Saya suka pantai,suka banget” ucap Risa dan tersenyum ramah.

Adele mengerutkan keningnya, ia semakin bingung saja. Sebelumnya Risa tidak pernah se atraktif itu.

“Oh ya, jadi kita meeting dimana? Meeting apa?” tanya Risa

Adele kembali memberikan ipad kepada Risa dengan takut-takut. Risa pun mengambilnya dan membaca materi yang akan dia diskusikan.

“ah.. jadi aku tetap bekerja di bidang yang sama” gumam Risa

“Ibu yakin ngga mau ke rumah sakit dulu?”

Risa tersenyum semakin lebar, “tentu tidak, saya sehat”

***

Risa dan Adele telah sampai di tempat tujuan mereka sebuah restaurant bernuansa bali kental. Risa tak berhenti mengagumi cantiknya tempat itu, seakan apapun yang Ia lihat saat ini selalu mempesonanya

“Senang sekali Bu Risa bisa datang langsung ke sini”

“Tidak saya yang senang,”

Mereka pun memulai pertemuan mereka, beruntunglah Risa sudah membaca materi sepanjang perjalanan lagi pula Ini tetap kantornya yang sama hanya saja jabatanya yang berbeda. Saat ini Ia adalah seorang direktur utama.

“makan yuk.. kalian ngga lapar?” ucap Risa setelah keluar ruangan rapat.

Adele memberikan satu botol yang isinya nampak seperti susu. “maaf bu, saya lupa membuat sarapan untuk ibu” ucap Adele

“ya ngga papa, masih jam sepuluh juga. Yuk makan, enaknya di restaurant mana?” tanya Risa

Adele dan beberapa karyawan cabang bali yang juga sudah mengenal Risa terpaku mendengar ucapan Risa.

“Kok pada diem?” tanya Risa

“euhm.. ibu biasanya Cuma minum shake”

Risa melongo mendengar penjelasan Adele “Euhm..gitu ya.. euhm mulai sekarang saya aka sarapan makanan. Bukan susu, oke?”

Adele mengangguk namun jelas sekali kalau Ia masih sangat amat bingung.

“ayo…”

***

Risa terus memuntah isi perutnya hingga ia merasa tak ada lagi yang tersisa, Adele mengusap punggung Risa.

“ibu ngga papa?”

Risa menggeleng, Ia mengusap perutnya yang sangat sakit. Ia merasa begitu kekenyangan padahal Ia belum menghabiskan satu porsi makanannya.

Sepertinya siapapun pemilik asli tubuh itu pasti tidak pernah makan. Ia harus mulai mempelajari fungsi tubuhnya sendiri.

“Ibu yakin..”

Risa mengangguk, “saya ada rapat jam berapa?”

“4 jam lagi..”

“Oke, kalau gitu antar saya ke hotel saya ingin istirahat” ucap Risa

“tapi bu, biasanya ibu akan menengok kantor cabang”

Risa menggeleng, “saya sakit”

Adele menatap risa bimbang, biasanya Risa akan tetap pergi seberapapun lelah dan sakitnya Risa.

Namun yang bisa Adele lakukan hanyalah menuruti Risa. Mereka berdua pun kembali ke hotel.

Risa tak benar-benar istirahat, ia hanya ingin mencari tau tentang siapa dirinya sekarang dan bagaimana Ia harus menyeseuaikan diri, Risa yakin dirinya yang saat ini sangat hebat.

Bagaimana tidak jika Ia dapat mencari profilenya sendiri di internet. Semua tentangnya masih sama, Namanya,tanggal lahir,tempat kerja hanya alamat dan tempat lahir saja yang berbeda, Tentunya jabatanya di perusahaan pun berbeda.

Risa mengambil ponsel mahalnya, ponsel yang bahkan tidak ada dalam list keinginannya karna Ia pikir Ia tidak akan mampu membeli itu. Ia mencoba mode kamera pada ponselnya.

Lagi-lagi Risa menyentuh wajahnya yang nampak cantik bahkan di saat Ia sedikit pucat karna sakit. Wajah ini adalah wajah yang tidak akan di tolak, wajah yang tidak akan di abaikan. Wajah yang akan di utaman bahkan meskipun Ia tidak melakukan sesuatu yang hebat.

Wajah itu, wajah yang akan di berikan prioritas. Risa turun dari kasurnya dan kembali menatap dirinya dalam pantulan cermin. Dengan penampilan seperti itu, Ia pasti tidak perlu berebut tempat duduk saat makan di kantor, Ia juga tidak perlu berjalan lewat tangga karna tidak ada yang menahan Lift untuknya.

Air mata Risa terjatuh, tidak Ia tidak terluka. Ia sangat amat bahagia. Hingga rasa haru memenuhinya. Ia adalah wanita cantik dengan jabatan yang baik. Ia akan hidup sebagai Risa dengan baik. Ia akan memanfaatkan waktunua bahkan jika itu hanya sehari.

***